Prologue

1K 90 37
                                    

Sebelum mulai baca aku mau nunjukin video teasernya dulu, selamat menonton!

⋆ ִֶָ ๋𓂃 happy reading!🎐 ๋.⋆



𝝑𝝔

Pelanggaran hukum yang dilakukan Drullen membuat dirinya dan juga istrinya menjadi buronan di seluruh penjuru Eternus. Hingga setelah lima tahun pencarian, mereka berhasil menangkap Drullen namun tidak dengan Irina. Wanita duyung itu sudah pergi ke lautan saat mereka sampai.

Setelah pemindahan Drullen ke Maledictusa, Raja Kerajaan Zarthuz kembali dengan membawa keponakannya. Sebenarnya dia tidak terlalu mempedulikan elf kecil yang baru berusia 2 tahun itu. Tetapi tidak mungkin juga jika dia membiarkannya begitu saja. Lalu setelah sampai di istana, elf kecil ini akan menjadi urusan adiknya, Liana. Dia terlihat sangat menyayangi keponakannya ini walau baru pertama kali bertemu.

Gadis elf berambut pirang itu memeluk keponakannya dengan erat. Sedangkan sang raja hanya menatap mereka dengan tatapan datarnya saja. Di samping itu, sebenarnya Orobus telah berpikir jika Liana memanglah orang yang tepat untuk merawat dan menjaga putrinya Drullen ini. Dia akan menjadi sosok pengganti ibu bagi si elf kecil bernama Florin.

Orobus meraih sebuah gelas berisi minuman yang berada di atas meja dekat mereka. Diteguknya minuman itu, lalu berjalan ke arah balkon. Menerima terpaan angin yang lembut di wajahnya dan menerbangkan beberapa helai rambut panjangnya. Di belakang, Liana terlihat senang mengajak keponakannya berbincang banyak hal. Apalagi pada usia segitu, Florin sedang banyak bicara.

"Kau akan merawat dan membesarkannya, tetapi bukan di sini," ucap Orobus dengan suara dinginnya.

"Apa maksudmu?" Liana melihat Orobus kembali berbalik dan berjalan ke arahnya. Masih dengan segelas minuman yang digenggamnya di tangan kanan.

"Aku tidak ingin terganggu dengan keberadaannya di sini. Jadi bawa dia pergi sejauh yang kau bisa. Aku tidak peduli dimanapun itu, asalkan aku tidak akan melihatnya lagi."

Raut keterkejutan bercampur amarah terlihat jelas di wajah cantik gadis itu. Dia benar-benar tidak menyangka dengan kalimat yang diucapkan Orobus. Betapa tak berperasaannya dia, tidak menginginkan keberadaan keponakannya sendiri di istana ini.

"Kakak, apa yang kau katakan? Dia adalah keponakanmu, dan seharusnya kau juga ikut bertanggung jawab merawatnya karena kau telah memenjarakan ayahnya. Kenapa seolah kau sangat membencinya? Elf kecil yang masih suci ini tidak memiliki kesalahan apapun. Kenapa kau begitu kejam?"

"Aku tidak peduli!" teriak Orobus penuh penekanan.

PRANG!

Gelas yang ada digenggaman Orobus dilemparkan ke lantai begitu saja hingga pecah berkeping-keping dan menimbulkan suara yang nyaring. Pastinya orang yang ada di luar ruangan ini dapat mendengar suara pecahan itu. Salah satunya adalah sang pangeran yang masuk sesaat setelah kejadian.

"Ayah, Bibi, ada apa? Apa ada yang terjadi pada sepupuku? Di mana dia?" Suara berat terdengar datang dari luar.

Liana segera berbalik saat mendengar suara keponakannya yang lain. Sementara itu, Orobus langsung menormalkan kembali raut wajah yang sebelumnya memerah karena kesal. Sang pangeran muda yang merupakan putranya itu berjalan mendekat, dan menatap gemas pada elf kecil di gendongan Liana.

ETERNUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang