I.I. Incaran Kegelapan

452 68 22
                                        

⚠️Trigger Warning: Penyerangan, penahanan/penculikan.

⋆ ִֶָ ๋𓂃🎐 ⋆

Suara gemerisik disertai getaran tanah yang ada di dalam hutan berasal dari tunggangan seorang gadis berambut coklat. Hewan itu bertubuh besar dengan bulu hitam di sekujur tubuhnya. Keempat kakinya terus berlari menyusuri hutan tanpa ada keraguan. Membawa gadis bertelinga runcing yang menggenggam erat sebuah busur pada sesuatu yang mereka incar.

Mata bermanik hijau milik si gadis bergerak meneliti setiap arah. Menajamkan penglihatannya untuk mencari target yang melarikan diri. Telinga runcingnya mendengarkan dengan seksama suara-suara yang ada di sekitar. Mencari suara sebuah langkah yang bisa menjadi petunjuk arahnya.

"Itu dia," gumamnya diakhiri senyuman tipis saat hewan buruan sudah terlihat dalam pandangannya. Tangannya mengelus punggung panther yang dia tunggangi sebelum bergerak mengangkat busur. "Waktunya menikmati santapan, Chenna."

Panah yang dilesatkan akhirnya mengenai babi hutan yang berusaha kabur sedari tadi. Sang macan kumbang langsung mendekat untuk menyantap makanannya, sementara itu si gadis elf melompat turun dari tunggangannya. Dia berjalan menjauh memberi ruang dan waktu bagi panthernya makan, namun berakhir dengan menyadari letak keberadaan mereka saat ini.

Ternyata mereka sudah berlari sangat jauh dari rumah hanya untuk mendapatkan seekor buruan. Mereka sudah berlari hingga mencapai hutan perbatasan. Tempat yang sama sekali belum pernah mereka pijak meskipun diinginkan. Lalu di luar sana terdapat pusat kehidupan, tempat berdirinya sebuah kerajaan.

"Zarthuz," gumaman pelan namun memberikan sebuah getaran. Satu nama itu mempengaruhi perasaan. Mencampuradukkan kesedihan serta penasaran. Mengingatkannya juga pada seseorang.

Kerajaan Zarthuz, kerajaan Klan Wood Elves yang dipimpin oleh Raja Orobus Zarton yang sekaligus juga merupakan pamannya. Tempat itu seharusnya menjadi rumah baginya. Tempat di mana dia bisa tumbuh dengan baik, dan tempat di mana dia bisa berkumpul dengan keluarganya. Tetapi kenyataan yang sudah terjadi justru membuatnya benci dengan tempat itu.

Florin Drillina Zarton merupakan putri kedua dari pasangan terlarang antara elf dan duyung. Kutukan yang didapatkannya membuat banyak orang tidak bisa menerimanya, termasuk pamannya sendiri. Dirinya yang masih kecil diusir bersama bibinya dan berakhir tinggal di dalam Hutan Aeglen.

Selain bibinya, satu-satunya keluarga kerajaan yang peduli dan menyayanginya adalah kakak sepupunya, Guivero. Pewaris tunggal Kerajaan Zarthuz itu sampai berusaha mencari tempat tinggalnya di dalam hutan dan hampir terluka karena binatang buas. Meski begitu dia tidak berhenti untuk terus datang di hari-hari selanjutnya agar bisa bertemu dan main bersamanya. Semua itu dia lakukan tanpa diketahui siapa pun dan masih berlanjut hingga sekarang. Terakhir kali lelaki itu menemuinya adalah dua pekan yang lalu. Rasa rindu pun seketika menyeruak apalagi keberadaannya sudah cukup dekat dengan istana.

"Kau pasti sedang sibuk sampai belum sempat datang menemuiku lagi. Bagaimana jika kali ini aku yang menemuimu?" Florin merasa jika kalimat terakhirnya hanya terdengar seperti omong kosong. Dia tidak mungkin bisa pergi ke istana. Pada akhirnya hanya helaan napas yang terdengar sebelum langkahnya berbalik kembali pada Chenna.

BLAR!!!

Tubuh Florin langsung bereaksi dan menoleh karena suara ledakan yang terdengar dari arah belakang. Asap langsung terlihat mengepul di udara, disusul suara gaduh dari teriakan serta dentingan senjata. Hal itu membuat genggaman Florin pada busurnya ikut mengerat dan jantungnya berpacu dengan cepat. Dia memejamkan mata untuk memastikan situasi hanya dengan pendengarannya. Teriakkan yang ada di luar sana bukan berasal dari kemarahan saja, namun ada juga jerit ketakutan dan tangisan dari berbagai kalangan.

ETERNUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang