Tuhan mempertemukan kita bukan tanpa alasan, karena Tuhan tahu kamu butuh obat penyembuh luka
***
Pagi-pagi Bayu sudah berkutat di depan cermin, mengenakan celana semi jeans kaos oblong putih dengan luaran flanel panjang berwarna maroon. Tak lupa semprotan minyak wangi untuk membuat tubuhnya harum dengan wangi maskulin.
"Perfect!"
Ia meraih tas kecil yang biasa dibawanya tak lupa kunci motor serta helm untuk menemaninya.
"Huhh! Bismillahirahman'nirahimm." Distater motor bebek kesayangannya dan diajaknya melaju dengan riang.
Ini sabtu sore, dimana banyak muda mudi yang mulai keluar berpasangan atau sekedar dengan temannya saja.
Kali ini Bayu punya misi penting, misi untuk memperjelas masalah hidupnya. Ia menyambangi sebuah tempat makan langganannya. Warung mie ayam monggo mampir, siapalagi kalau bukan warung milik orangtua Icha.
Setelah kurang lebih setengah jam perjalanan, ia tiba dan memarkirkan motornya di depan warung itu.
"Permisi," ucap Bayu yang melihat warungnya sedang ramai.
"Eh Pak Bayu," jawab Icha yang kebetulan melayani pelanggan di dekat pintu masuk.
"Duh penuh lagi, Pak. Sebentar saya ambilkan bangku dulu," ucap Icha tak enak.
"Enggak usah, Cha. Saya tunggu diluar aja. Nanti kalau sudah senggang tolong temui saya diluar ya."
"Ah iya, Pak. Maaf ya Pak."
"Enggak apa-apa, Cha." Bayu keluar lagi dan memilih menunggu di motornya.
"Cha, itu bukannya guru kamu ya. Kok malah duduk di depan sih, bukannya disuruh masuk."
"Icha udah minta Pak Bayu tunggu di dalam, Bu. Tapi katanya enggak enak lagi rame. Nanti Icha izin dulu buat nemuin Pak Bayu ya, Bu."
"Iya udah, temuin aja dulu sekarang, enggak enak tahu masa guru disuruh nunggu muridnya. Enggak sopan juga."
"Tapi Bu, ini kan masih ramai."
"Enggak apa-apa, Ibu bisa kok. Udah sana temui gurumu."
Icha pergi menemui Bayu yang masih menunggunya dengan duduk diatas motor.
"Maaf Pak, Bapak jadi nunggu lama."
"Enggak apa-apa, Cha. Saya mau ngomong sebentar bisa, tapi jangan disini, boleh?" tanya Bayu.
"Ada apa ya, Pak. Kayanya serius sekali?"
"Iya sebentar saja."
"Sebentar ya pak, saya pamit sama ibu dulu."
Bayu mengangguk dan Icha kembali kedalam untuk berpamitan. Icha mengambil jaket dan juga handphone nya yang ada di dalam kamar.
Ia pergi dengan Bayu, Kamila terus memperhatikan putrinya sampai hilang dari pandangan. Ada rasa tak suka dihatinya melihat kedekatan Bayu dan Icha, terlihat agak aneh seorang guru yang terlalu dekat dengan muridnya diluar sekolah seperti ini.
Bayu hanya mengajaknya makan di pinggir jalan, jajan somay dan minum es saja, sebab Icha tak mau diajaknya ke resto atau cafe, kata Icha nunggunya terlalu lama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mengejar Cintamu Lagi
Teen FictionDamar yang berusaha memperbaiki hubungannya dengan Icha, gadis yang dulu pernah disakitinya. Damar terjebak oleh perasaan cintanya pada Icha yang sudah terlanjur sakit hati bertahun-tahun