13. Jawaban Itu

14 4 1
                                    

Hati tak akan pernah bisa dipaksa walaupun baik, belum tentu itu miliknya.

***

Sudah seminggu Damar tak datang ke sekolah, sejak saat itu juga Icha mulai khawatir dan mencari dimana keberadaannya. Ehsan dan Mail, sahabat Damar sudah ia tanyai setiap harinya, bahkan Meta juga sudah menjadi sasaran ke galauannya.

Seperti biasa minggu pagi menjadi rutinitas Icha membantu orangtuanya di warung. Tapi hari ini Icha seperti sedang tidak fokus, beberapa kali ia didapati sedang melamun, dipanggil pun kadang ia tidak menoleh. Tubuhnya ada di tempat ini tapi pikirannya tidak.

Ia buka akun fake miliknya untuk bisa melihat postingan terakhir Damar di instagram, Icha lihat tanggalnya dan masih postingan seminggu yang lalu. Dimana sebenarnya Damar berada seminggu terakhir ini?

"Permisi Pak, mau mie ayamnya 2 sama es tehnya 2 ya Pak."

"Oke mas, silakan duduk dulu."

"Cha, tolong buatin es teh 2 ya, Nduk."

"Iya, Bu."

Icha membuatkan pesanan dan membawakannya ke pelanggan yang ternyata mereka adalah Mail dan Ehsan.

"Mail, Ehsan, udah lama enggak kesini," Icha sekarang jauh lebih ramah pada 2 teman baiknya Damar.

Sejak Damar merawatnya sakit saat itu, ia mulai meredam emosi dan kekesalannya pada Damar.

"Iya Cha, kangen mau makan mie ayam yang enak," ucap Mail.

"Teman kalian satu lagi kemana, tumben berdua aja?" tanya Icha yang sebenarnya sedang mencari informasi dimana keberadaan Damar.

"Kita juga enggak tahu dia dimana. Kita telponin enggak diangkat, terus cari di rumah juga enggak pernah ada, kita juga bingung ini anak ilang kemana."

"Oh mungkin dia lagi nyusul orangtuanya kali ke luar kota," ucap Mail.

"Bisa jadi sih, tapi aneh aja sampai seminggu ini dia benar-benar hilang bagai ditelan bumi," ucap Ehsan.

"Mana sebentar lagi pertandingan dimulai, enggak satu tim sama dia tuh rasanya aneh banget."

"Ya sudah kalian makan aja dulu, ini pesanannya udah dateng. Selamat menikmati." Icha kembali ke dalam. Karena sedang sepi ia masuk ke dalam kamarnya lagi.

Icha mulai merasa kehilangan, hari-harinya sepi tidak ada yang mengganggunya, terkadang ia juga jadi tidak fokus saat melakukan sesuatu.

"Cha, ada yang nyariin kamu tuh," ucap Kamila dengan tangan yang masih sibuk membuatkan minuman.

"Iya, Bu." Icha keluar dari kamar dan menemui seseorang yang mencarinya.

"Siapa, Bu?" tanya Icha.

"Orangnya ada di luar, kamu temui aja sana." Icha mengangguk dan menemuinya.

Bayu, dia yang datang. Sebenarnya Icha sudah malas menemui Bayu untuk saat ini, perasaannya sedang tidak baik dan sedang tidak ingin diganggu.

"Pak Bayu, masuk Pak." Icha mempersilakannya masuk, daripada diluar saja.

"Kita bicara saja disini, Cha. Tidak enak menggangu yang lain."

Mengejar Cintamu LagiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang