11. Icha Sakit

25 6 1
                                    

Biarkan usaha yang akan menentukan hasil akhirnya dan aku akan tetap bersabar

***

Icha masih terbaring lemas diatas tempat tidur. Kepalanya masih sangat terasa pusing, ia lupa siapa yang sudah mengantarkannya pulang tadi.

"Cha, udah bangun kamu Nak." Kamila masuk membawakan makanan dan minuman untuk Icha.

"Udah, Bu. Bu tadi siapa yang mengantarku pulang?" tanya Icha penasaran.

"Meta, Cha. Sama teman kamu satu lagi tapi laki-laki, ibu lupa tanya siapa namanya. Tadi sih bilangnya nanti sore bakalan datang lagi kesini."

"Duh mana hari ini diwarung ada pesenan lagi, Cha. Ibu harus bantu ayah."

"Enggak apa-apa, Bu. Ibu ke warung aja paling nanti Icha bawa tidur juga udah sembuh kok, Ibu enggak usah khawatir. Ibu ke warung aja bantu ayah. Lagian di rumah juga ada Adam kan, nanti aku minta tolong dia kalau mau sesuatu."

"Bener enggak apa-apa kalau ibu tinggal."

"Enggak apa-apa, Bu. Tenang aja Icha cuma perlu istirahat kok. Nanti Icha telepon Meta deh minta kesini temenin Icha."

"Ya sudah, Ibu bantu Ayah dulu ya. Kamu juga kalau ada apa-apa langsung hubungi Ibu."

"Iya, Bu."

"Ya sudah, Assalamualaikum." Kamila mencium kening anaknya.

"Wa'alaikumsalam."

Kamila berangkat ke warung, sebelumnya ia menitip pesan pada Adam untuk menjaga Icha kakaknya yang sedang sakit.

Di teras Kamila bertemu dengan teman sekolah Icha yang tadi mengantarnya pulang.

"Assalamualaikum, Bu."

"Wa'alaikumsalam. Eh kamu udah datang lagi, mau ketemu Icha?"

"Iya Bu. Gimana kondisi Icha?"

"Alhamdulillah udah mendingan kok. Di rumah cuma ada Adam, ibu sekalian titip Adam dan Icha sama kamu ya. Katanya Meta juga mau kesini."

"Iya, Bu. Semua aman."

"Ya sudah Ibu mau ke warung dulu bantu Ayah, lagi ada pesanan."

"Iya Bu, hati-hati di jalan."

Ia masuk ke rumah Icha dan mendapati Adam sedang asik menonton tv di ruang tamu.

"Assalamualaikum, Dam."

Adam yang merasa namanya dipanggil pun langsung menoleh.

"Wa'alaikumsalam. Eh Bang Damar, udah balik lagi, Bang."

"Iya, ini bawain makanan buat Icha, sama ini cemilan buat lo, biar nonton tv berasa ada temannya." Damar memberikan bingkisan pada Adam.

"Makasih banyak, Bang."

"Sama-sama. Icha udah bangun?"

"Kata Ibu sih tadi udah bangun. Coba aja Abang lihat sendiri."

"Gue enggak apa-apa ke kamarnya nih?" tanya Damar ragu.

"Enggak apa-apa, Bang. Pintunya buka aja yang lebar kan kelihatan dari sini kalau lo macem-macem sama kakak gue."

"Sialan lo, yang ada gue di tampol sama kakak lo. Yaudah gue lihat kakak lo dulu, sekalian kasih makanan buat dia."

Sebelum pergi Damar menepuk pundak Adam, lalu ia beralih ke kamar Icha. Ia tidak langsung masuk karena melihat ke adaan dulu, takut tiba-tiba ada benda terbang mengarah padanya.

Mengejar Cintamu LagiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang