The Jerk 8: Memanfaatkan

2.4K 248 24
                                    

Hi dude, author back!
Akhir-akhir ini lagi kurang semangat update karena voment turun banget.
But, it's okay. Author ga terlalu maksain kalian buat apresiasi story author. Sama-sama support aja udah cukup ko.


Anyway, ada yang masih nunggu kelanjutan ceritanya ngga nih? Dan apa yang bikin kalian masih mau nemenin author sampe sekarang? Curhat di komen yu.

Well, sehat selalu buat yang masih stay tune and selamat membaca🤍

****

Lisa POV
Siang ini aku berniat untuk pergi ke tempat favoritku guna merilekskan pikiranku sejenak sembari menunggu petang. Bersama Jennie, dia terlihat lebih sukar dari biasanya. Sebelum-sebelumnya dia banyak mengoceh saat aku sedang menyetir tapi untuk kali ini dia memilih diam entah apa yang ada di dalam pikirannya. Bukan menjadi masalah besar bagiku. Hanya merasa aneh saja.

"Bukankah katamu kau memiliki banyak pekerjaan di kantor?"

Aku bertanya memilih untuk memecah kekosongan.

"Benar, tapi aku tidak ingin hidup dengan penuh tekanan jadi aku tinggalkan saja." jawabnya santai.

"Kau gila? Huft, kau belum merasakan bagaimana rasanya mengurus perusahaan yang sudah berada di ambang kebangkrutan,"

Dia melirikku saat aku tertawa kecil tapi sesudahnya dia memilih acuh dengan apa yang aku katakan. Memang benar apa yang dikatakan orang-orang. Jika sudah watak memang sulit.

"Kau akan membawaku kemana?"

Dia bertanya mengalihkan.

"Kemana saja, bukankah kau bilang aku bebas membawamu kemanapun?"

"Terserah, tapi aku ingin minum."

"Aku memang mengajakmu minum sebelumnya."

Raut wajahnya kesal menatapku dengan tertawa malas. Dilihat-lihat dia sangat manis saat raut wajahnya seperti itu. Entah sejak kapan aku merasakannya. Kurasa aku ingin menghabiskan malam yang panjang bersamanya setiap saat. Apa dia juga merasakan hal yang sama sepertiku?

"Seleramu bagus juga," ucapnya tatkala mobil kami berhenti di depan Club yang cukup ramai dikelilingi oleh beberapa mobil mewah.

Aku sudah memesan ruang sebelumnya untuk kami tempati dan untungnya aku lebih dulu mendapatkan satu tempat free untuk kami walaupun dengan bayaran yang tidak terlalu mahal. Yang terpenting adalah sensasi saat kami minum bukan tempat mewah atau tidaknya.

"Ini tempat favoritku. Kau perlu memesan jika ingin minum disini." sombongku.

"Aah.. Maksudmu VIP?"

Dia mengangguk-anggukkan kepalanya dengan menaikkan bibir sinis. "Tidak juga." singkatku.

Kami berjalan beriringan masuk melalui pintu otomatis itu. Tumben sekali suasana malam ini sedang sangat ramai. Mungkin karena mereka memiliki banyak masalah sama sepertiku. Hahaha.

"E-eonnie?"

Aku bergumam lirih terkejut melihat seseorang yang sangat tidak asing di mataku. Sontak Jennie mengikuti arah pandanganku, menoleh pada seseorang di kursi samping yang duduk membelakangiku. Sial! Bagaimana dia bisa disini?

Aku juga menangkap kehadiran seorang gadis asing berambut sedikit blonde, lurus dan panjang duduk di depannya. Wajahnya seperti gadis blasteran dengan postur tubuh ramping dan tinggi sama persis sepertiku. Siapa dia? Aku benar-benar tak pernah melihat kebersamaan mereka sedikitpun. Bahkan mereka terlihat sudah sangat dekat.

THE JERK of HYPER Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang