Hallowie Bestieee
Jangan lupa voment yaa
Happy reading all 🦋✨Jam menunjukkan pukul 20.00 WIB. Echi dan teman-temannya sedang menikmati angin malam di teras villa. Mereka terlihat sedang memainkan sebuah permainan. Mereka bermain kartu truth or dare.
Rafael memutar sebuah botol kaca, ujung botol menunjuk ke arah Ziva, yang artinya Ziva harus bermain.
"Truth or dare" tanya Echi
"Truth"
Aiden mengambil kartu truth dan membaca tulisan dikartu.
"Berapa jumlah mantan kamu ?"
"Anjayy... harus di jawab nih ?" Seru Ziva
"Sepuluh" lanjutnya
"Anjingg... sejak kapan lu pacaran udah 10 aja tu mantan" kaget Rafael
"Nambah 1 lagi udah jadi tim bola tuh" tambah Aiden
"Diem ga lu pada" Tegur Ziva kasar
Echi yang sedari tadi diam hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat tingkah pacar dan sahabatnya itu.
"Udah dong lanjut lagi yukk" ujar Echi
"Aku putar ya...."
"Echiiiiii" teriak Ziva"Iyaaaa ga udah teriaakkk" Echi menutup kedua telinganya.
"Ehehehhe....truth or dare" lanjut Ziva
"Truth" jawab Echi singkat
Rafael mengambilkan kartu truth dan langsung membacanya.
"Pernah tidur bareng pacar gak"
Deggg... jantung Echi seketika terhenti. Echi menunduk dan Ziva segera memegang tangannya. Echi menatap Ziva dalam, dan berusaha terlihat baik-baik saja.
"Woyyy... diam-diam bae... jawab pertanyaannya" Rafael kembali mengejutkan mereka.
"Hahh...eheheheh maaf"
"Y-yaa gak pernah lah ... yakaliii" jawab Echi sambik tertawa"Den... jangan nidurin anak orang yaa wkwkk" ledek Rafael
"Udahhh yukk lanjut lagii" Potong Ziva agar Rafael tidak membahas hal itu lagi.
"I-iyaaa yukk... aku putar ya"
Aiden memutar botol dan ujung botol malah mengarah kedirinya sendiri.
Ziva dan Rafael tertawa melihat kejadian di hadapannya. Sedangkan Echi, mood nya belum stabil karena pertanyaan sebelumnya.
"Truthh udaahhh buruu" Ucap Aiden yang membuat tawa Rafael dan Ziva berhenti perlahan.
"Katakan hal yang belum pernah kamu katakan pada orang di sampingmu" Rafael membaca kartu truth
"Disamping aku kan ada Ziva dan Echi. Katakan kesiapa nihh.. gak jelas tuh kartunyaaa" Alibi Aiden agar mereka menukar kartunya.
"Dua-duanya aja biar adil" timpal Echi
Aiden melihat ke arah Ziva dan memberi tatapan dalam. Seolah ingin mengatakan sesuatu yang akan membuat Ziva terkejut dan bahagiaa.
"Jangan natap gitu kek" Ziva menepuk tangannya di hadapan Aiden
"Hal yang gak pernah lu bilang tuh gue cantikk, manis, imut. Udah jujur aja sekarang mah" Ziva tersenyum manjaa
"Ziv...lu tau ga kalo lu itu" Aiden memotong Kata-katanya dan membuat Ziva tambah penasaran
Senyum ziva makin mengembang penuh harap. Iya sesekali mengerjapkan matanya dan tersenyum lebar.
"Pendek, jelek, bau, dan jauh cantikan Echi" jawab Aiden tanpa rasa bersalah
Senyum ziva perlahan menghilang dan memperlihatkan muka betenya.
Echi dan Rafael yang menahan tawa pun sudah lepas kendali. Mereka tertawa lepas melihat kekonyolan Ziva. Aiden yang tidak merasa bersalahpun hanya tersenyum ke arah Ziva.
"Buat Echii apaaa woyy... durasi ni udah hampir jam 9 malam" Potong Rafael ditengah tawa mereka
"Udah sii palingan cantik, i love you, aku sayang kamuu. Mending skip aja hihiii" Timpal Echii
"Kali ini beda" jawab Aiden
"B-beda gimana"
Aiden mengambil kedua tangan Echi dan menatap matanya tajam.
"Chii... 3 tahun bukan waktu yang singkat. Makasih kamu masih bertahan sama aku. Aku minta maaf aku masih banyak kurangnya. Aku minta maaf kalo belum bisa buat kamu bahagia, tapi kamu harus tau kalo aku cuma sayang kamu. Gak ada yang bisa gantiin posisi kamu di hati aku sampai kapanpun. Makasih kamu selalu ada disaat aku senang ataupun sedih, dan maaf lagi kalo disaat kamu sedih aku belum bisa hibur kamu atau buat kamu lupain kesedihan itu. Aku terlalu sibuk sama kehidupan aku sendiri sampai aku gak ingat kalo kamu juga butuh aku. Aku tau rumah pertama kamu hancur dan kamu udah jadiin aku rumah kedua kamu. Aku minta maaf untuk semua kesalahan aku, aku janji bakalan berubah dan aku akan selalu ada buat kamu. I love you more"
Hening.....keadaan tiba-tiba hening dan tidak ada yang berani memulai bicara lagi. Bukan takut, tapi mereka semua terkejut mendengar apa yang barusan Aiden katakan.
Echii melepas tangannya dari genggaman Aiden.
"Eumm... apa sih pada diem-dieman. Kenapa jadi canggung sih hihiii" Echi mencoba mencairkan suasana.
"I-iyaa nihh mending lanjutt" Sambung Aiden
Echi langsung mengambil botol dan memutarnya. Entah angin apa yang membawa botol itu kembali menunjuk kearahnya.
"Kok aku lagi siiiii aaaaaaaa" keluh Echi
"Rezeki gak boleh ditolak" timpal Rafael
"Truth aja deh" ucap Echi
"Truthh mulu...kaga ada yang milih dare ya" Ziva kembali membuka suara
"Pokoknya truth" Echi kembali mengulang pilihannya.
"Sebutkan urutan love language kamu"
"Aaaa... maluu" Echi menutup muka dengan kedua tangannya.
"Hehh" Ziva mengerutkan keningnya
"Physical touch... words of Affirmation... Acts of service... Quality time... Receiving gifts..." jelas Echi
"Anjing gw lupa love language nya Echi psysical touch, gimana caranya bisa LDR" Batin Aiden
"Den... u okay" Echi menyadari Aiden melamun.
"Iyaa gpp sayang"
"Anjayy sayaang" ledek Rafael dan Ziva
"Kalo love language aku tau gak apa... Receiving gifts... kan mayan dapat barang gratisan terus"
" itu lebih ke matre gak sih hahahah" ledek Echii membuat mereka semua kembali tertawa, kecuali Aiden.
"Chii..." panggil Aiden yang membuat tawa mereka semua terhenti
"Iyaa den" jawab Echi
"A-aku mau ngejelasin sesuatu.... Dan cepat atau lambat kamu harus tau ini"
Kata-kata Aiden kembali membuat mereka semua terdiam. Wajah Aiden cukup serius. Echi merasakan sesuatu mengganjal di hatinya. Ia takut dengan apa yang akan dikatakan Aiden, namun ia harus terap mendengarnya.
"Beberapa hari lalu bg Juna nelfon"
TBC
Bg juna bilang apa sih guys
Kayanya di part PROBLEM Aiden Emosi banget jawab telfon bg juna
Aku masih mau buat kalian penasaran nih wkwk
Tungguin part selanjutnya yaaa
See you the next part🦋✨
Aceh, 17 Juni 2022
KAMU SEDANG MEMBACA
Echi
Teen Fiction"Bi...aku cape, aku boleh nyerah ?" Pertanyaan itu selalu keluar dari mulutnya. Gadis kuat yang selalu ingin menyerah namun dipaksa bertahan demi adik-adiknya.