15.Accident

15 2 0
                                    

Hallowiee bestieee
Jangan lupa vote dan komen yaa
Happy reading🦋✨

FLASHBACK ON

"Hallo den...."

"Iya bg kenapa...tumben nelfon" sahut Aiden

"Kamu udah libur sekolah kan ?" Tanya Juna di seberang sana

"Iya bg... to the point"

"Gua ada kerjaan buat lu, gua udah daftarin lu dan udah keterima. Jadi Rabu depan lu datang kesini dan kamis udah mulai kerja." Jelas Juna

"Tapi aku gak bisa ninggalin Echi" ucap Aiden seraya memegang ponselnya.

"Jaman sekarang nyari kerja susah, udah untung juga ni ada. Kerjaannya gak susah lagi, cuma jadi asisten pribadi di tempat gua kerja, lu jelasin ke Echi baik-baik dan dia pasti paham"

"Yaudah nanti aku bicarain sama Echi dulu"

FLASHBACK OFF

Echi berdiri dan langsung pergi meninggalkan Ziva, Aiden dan Rafael. Echi berlari ke arah jalan yang sudah cukup sepi.

"Biar gue yang kejar" cegah Ziva disaat Aiden hendak bangun mengejar Echi.

"Rafa temenin Aiden" tambahnya mengakhiri.

Ziva menyusul Echi yang belun terlalu jauh dari villa. Jalanan cukup sepi, angin malam berhembuh membuat debu-debu dijalanan berterbangan.

Ziva melihat Echi berjalan linglung tanpa arah, Echi terlihat menangis dan melipat kedua tangannya didepan dada layaknya memeluk dirinya sendiri.

"Chiii..."

"Echi Zaqilla" Ziva sedikit membesarkan suaranya.

Echi yang mendengar panggilan Ziva pun menoleh kebelakang. Echi masih terlihat menangis sesegukan dan sedikit menunduk.

"Echii pleasee balik dan jangan..... ECHIII MOBILLLLL"

Ziva melihat sebuah mobil melaju kencang mengarah ke Echi.

Echi yang menyadari teriakan Ziva pun langsung berbalik dan melihat mobil itu. Sinar dari cahaya lampu sudah menutupi tubuhnya, Echi reflek menutup muka dengan tangannya.

SRETTTTT.....
Suara gesekan antara ban dan aspal terdengar. Pengemudi mobil tersebut sempat mengerem mobilnya sebelum menabrak Echi. Jarak diantara keduanya hanyalah beberapa langkah saja.

Echi yang syok dengan kejadian itu pun jatuh pingsan. Ziva menghampiri Echi dan meminta tolong kepada sopir untuk mengantar mereka kembali ke villa.

Sopir sudah menyarankan membawa Echi ke rumah sakit namun ditolak oleh Ziva. Karena Ziva tau sahabatnya hanya syok dan kelelahan menangis.

*****

Aiden berjalan mondar-mandir layaknya orang gelisah. Sesekali Aiden melihat ke arah jalan, namun tidak ada tanda kehadiran Echi maupun Ziva.

Rafael yang mulai risih melihat Aiden pun langsung berdiri menghampirinya.

"Lo gak bisa duduk apa ?"

"Gimana mau duduk kalo gua gak tau keberadaan Echi"

"Lo serius sayang sama Echi ? Bukannya ini semua permainan lo buat dapetin Echi. Sekarang malah lo yang Kejebak permainan itu sendiri." Ucap Rafael

"Lo gak denger tadi kalo gua bilang gua sayang Echi ?"

"Kalo lo sayang Echi, Echi gak akan pergi setelah lo pamit keluar kota. Dan kalo LO sayang Echi, lo gak akan selingkuhin dia berkali-kali" Rafael sengaja sedikit menekan suaranya sambil menunjuk Aiden.

Aiden menangkap dan melempar kasar tangan Rafael.

"Gak usah nunjuk-nunjuk, dan kenapa lo ngomong gini ? Lo SUKA sama Echi ?"

"Kalo iya kenapa" balas Rafael tanpa beban.

"Dari awal gua ketemu Echi, gua udah ada rasa sama dia. Tapi sayang, di SMA kita beda kelas dan akhirnya buat gua susah dekatin Echi."

"Gak lama dari itu, lo malah ngajak gua dan Alvin taruhan buat dapatin gadis lugu itu. Gua heran kenapa dia bisa milih lo, Lo harusnya sadar kalo Echi baik dan gak pantas buat lo"

Rafael berbalik.

"Echi gak pantas buat lo yang pengecut" lanjutnya mengakhiri.

"APA LO BILANG"

"PE-NGE-CUT"

Aiden melayangkan satu pukulan tepat di wajah Rafael. Rafael yang tak siap dengan pukulan Aiden pun langsung tersungkur dengan darah segar yang mengalir dari sudut bibir nya.

"ECHI SEKARANG PACAR GUA ANJIING...YANG PENGECUT ITU ELOO..KALO EMANG LO SUKA ECHI KENAPA GAK DARI AWAL LU DEKATIN DIA" Bentak Aiden

Rafael yang tidak terima diperlakukan seperti itu pun langsung mengusap darah yang keluar dari sudut bibirnya.

Rafael Pun langsung bangkit dan menatap Aiden dengan sorot mata tajam. Saat Rafael akan melayangkan pukulan nya tiba-tiba saja terlihat sebuah mobil yang berhenti di halaman villa.

Aiden melihat Ziva keluar dari pintu mobil, namun dia sama sekali tidak melihat kehadiran Echi.

"Aiden....Rafael.... Tolongiiinnnn" teriak Ziva

Rafael dan Aiden berlari ke arah mobil dan melihat Echi yang masih pingsan di kursi belakang.

"Echi kenapaa...." Tanya Aiden panik

"Nanti aku jelasin, tolong bawa Echi ke kamar dulu. Kamar kalian aja, kamar kita di lantai 2."

Aiden langsung menggendong Echi ke kamar. Ziva berterimakasih kepada sopir yang sudah mengantarkan mereka pulang. Setelah sopir itu meninggalkan mereka, Ziva dan Rafael pun menyusul Aiden dan Echi ke kamar.

"Gimana Echi..." tanya Rafael

"Aiden jawab" bentak Ziva

"Lo bisa liat kan, Echi belum sadar juga. Aku udah ngolesin minyak kayu putih di dahi dan lehernya, aku juga udah nyiumin dia minyak kayu putih. Dia belum sadar juga." Jelas Aiden dengan panik

"Udah lo berdua keluar dulu, biar aku yang...."

"Gak bisa" potong Rafael

Aiden menatap Rafael tajam.

Ziva memperhatikan wajah Rafael yang penuh dengan keringat. Ia menyadari luka di sudut bibir Rafael dan berusaha meraihnya, Namun Rafael menghindar.

Ziva menatap Aiden dan Rafael bergantian.

"Lo berdua ikut gua" pinta ziva

Tbc

Wahh Ziva mau ngomong apa nih ?

Kira-kira ada yang bisa nebak ga

Pantengin Echi terus yaa

See you the next part🦋✨

Aceh, 25 Juni 2022

Echi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang