Hallowiee bestieee
Jangan lupa vote dan komen yaa
Happy reading🦋✨Ziva memastikan Echi masih terbaring dikasurnya, lalu ia menutup pintu perlahan. Kini mereka bertiga berdiri di balik pintu kamar dan saling menatap satu sama lain.
Keheningan dipecahkan oleh gerakan Ziva yang tiba-tiba meraih luka Rafael. Rafael yang tidak sempat menghindar pun sedikit meringis kesakitan.
"Sakit ? Ngapain berantem-berantem kaya gini."
"Aiden duluan Ziv" jawab Rafael
Aiden menatap tajam ke arah Rafael "Elu yang duluan ngatain gua pengecut"
"Emang lu pengecut" Jawab Rafael sinis
"Gua yang pengecut, Gua" Timpal Ziva kasar
Rafael dan Aiden terdiam.
"Mau lo berdua apa sih, gak cukup ngeliat Echi kaya gini ? Sekarang jelasin ke gua apa masalah lo berdua"
Aiden dan Rafael pun perlahan menceritakan kejadian yang mereka lalui. Ziva yang mendengar itu pun langsung menatap mereka tajam.
"Kaya bocah lo berdua" Timpalnya
"Salah gua apa, gua cuma mau ngelindungin Echi dari cowo brengsek ini" seru Rafael
"Lu siapa ? Keluarga Echi ? Atau pacar ?" Tanya Aiden sinis
Ziva mengusap wajahnya kasar.
"Rafael, kalo emang lo sayang Echi gak kaya gini caranya. Biarin Echi pilih jalan bahagianya sendiri, dan lo tanya salah lo apa ? Salah lo adalah, lo ngaku sayang Echi disaat dia udah punya hubungan sama orang lain dan orang itu adalah sahabat lo dari kecil."
"Tapi kan...." Potong Rafael
"Gue belum selesai. Kemana aja lo sebelum Echi dan Aiden punya hubungan, kenapa baru ngaku sekarang. Gue mohon sama lo bersikap layaknya sahabat yang siap ngelindungi sahabatnya tanpa harus mengganggu atau masuk ke dalam ranah pribadi mereka. Paham lo"
Rafael hanya menunduk dan mengangguk. Tidak ada sepatah kata pun yang keluar dari mulutnya.
"Dan lo Aiden, lo sadar gak kalau selama ini lo udah banyak bohongnya. Lo sadar gak kalau kepercayaan Echi ke lo udah gak ada, dan lo sadar gak kalau Echi selama ini cuma pura-pura percaya aja sama lo. Lo udah selingkuh berkali-kali Den, Gimana Echi percaya sama lo. Disini aja lo bisa selingkuh berkali-kali, gimana kalo lo jauh. Gue yakin, Echi sedih bukan karena lo kerja jauh, tapi Echi kaya gini karena dia takut lo ngulangin kesalahan itu lagi disana. Echi udah milih lo dan udah berusaha bertahan sama sikap-sikap lo yang gak pernah bisa ngertiin dia, tapi seenggaknya lo bisa ngehargain dia kan."
Ziva mengusap air matanya yang entah sedari kapan menetes.
" Gue sayang Echi, Den. Please cukup lo sakitin dia. Gue kalo jadi Echi udah dari lama ninggalin lo. Tapi Echi enggak, dia sabar sama sikap-sikap lo yang gak jelas itu. Yang lo suka bohong lah, selingkuh gak jelas, friendly sana sini, dan bahkan lo udah....."
Ziva menghentikan ucapannya, ia melihat ke arah Rafael, kemudian kembali melihat Aiden.
"Gua minta maaf kalau ada salah kata, tapi tolong setelah ini jangan kaya gini lagi"
Tanpa mereka ketahui, Echi sudah sadar sedari tadi. Echi mendengarkan mereka dari balik pintu yang masih tertutup rapat.
Ziva berbalik dan hendak membuka pintu, namun sebelum tangannya meraih pintu, pintu itu sudah dibuka dari dalam.
"Aku gak masalah kok kalo Aiden pergi"
"Echiii... udah bangun" tanya Ziva terbata-bata
Echi menghampiri dan tersenyum ke arah Aiden
"Aku percaya sama kamu, aku disini bakalan selalu nungguin kamu, kita juga bisa chatingan atau telfonan kan." Echi Tersenyum dengan sangat amat manis.
"Chi tapi..." ziva ingin menyela namun di tahan oleh Echi.
"Aku gpp Ziva, aku percaya Aiden bakalan jaga hati kok di sana." Echi kembali tersenyum sambil menatap Aiden.
"Aku janji aku gak akan ngulangin hal yang sama lagi" Aiden mencium tangan Echi
Rafael yang sedari tadi diam pergi meninggalkan mereka, Ziva yang melihatnya pun ikut menyusul.
*****
Ziva melihat Rafael duduk di teras belakang villa. Ia pun menghampiri dan langsung duduk disebelah Rafael.
" aku tau kamu sayang sama Echi, Aku juga tau kalau Echi sama kamu pasti dia bakalan lebih bahagia. Tapi sekarang Echi udha milik Aiden, sahabat kamu sendiri. Kamu gak mungkin kan ngerebut Echi dari Aiden." Pandangan Ziva menatap langit
Aiden menoleh. " aku harus apa Ziv... aku udah gak bisa tahan perasaan ini lagi."
"Lepaskan, Relakan, Ikhlaskan. Biarkan dia memilih jalan bahagianya. Aku yakin, kamu akan jauh lebih bahagia melihat orang yang kamu sayang bahagia. Walaupun bukan sama kamu."
Rafael menarik nafas panjang.
"Tidur Ziv... udah malam." Rafael mengalihkan pembicaraan.
*****
"Den... sorry"
Aiden yang sedang merapikan rambutnya pun seketika terdiam, ia berbalik dan melihat Rafael sudah ada di hadapannya.
"Gua minta maaf soal semalam, gak seharusnya gua kaya gitu. Gua reflek soalnya gua panik liat Echi. Dan gua janji gak akan ganggu hubungan lo berdua, and... i'm sorry."
Aiden menepuk pundak Rafael beberapa kali.
"Gua juga minta maaf El, gak seharusnya liburan kita kaya gini."
"Jadi kita baikan lagi kan" Rafael memastikan
"Yoii broo" jawab Aiden semangat
Aiden dan Rafael keluar kamar, mereka berjalan ke arah dapur lalu melihat Ziva dan Echi yang tengah menyiapkan sarapan.
Ziva yang menyadari kehadiran Aiden dan Rafael pun langsung menyapa mereka.
"Morning Den... Rafa..."
Echi hanya menyambut mereka dengan senyuman.
"Cieee adaa udah baikan..." sindir Ziva membuat Echi kembali menarik kedua sudut bibirnya.
"Iyaa dong... bestiee mana bisa marahan lama-lama" Jawab Rafael sesikit songong.
"Dihhhh..." sahut Aiden.
"Okeyy agenda hari ini apa ??" Tanya Ziva
"Hari ini free aja, dan kita pulang besok aja ya." Jawab Echi
"Kan kita baru 4 hari chii" rengek Ziva
"Chii sorry kalo ini semua gara-gara aku berantem sama Aiden semalam" Rafael merasa bersalah
"Enggak Rafa, bukan karena itu kok. Mama sama papa mau keluar kota lagi dan aku terpaksa pulang besok, mau gamau kalian juga harus ikut. Gpp kan yaa ?" Echi memasang wajah melas
" yaudah dehh... kalau Echi yang minta siapa berani nolak" ledek Aiden.
TBC
Jangan lupa vote dan komen yaa
Kalau penasaran tunggu aku di part selanjutnya ya
See you the next part🦋✨
KAMU SEDANG MEMBACA
Echi
Teen Fiction"Bi...aku cape, aku boleh nyerah ?" Pertanyaan itu selalu keluar dari mulutnya. Gadis kuat yang selalu ingin menyerah namun dipaksa bertahan demi adik-adiknya.