PART 11

38 10 0
                                    

Aku memutuskan untuk meninggalkan yayasan dan menemui ice, mengajak dia keluar dan mengobrol. Tapi rasa sakit itu tetap ada, padahal maksudku bersama ice untuk meringankan rasa sakit itu tapi sama sekali tidak berhasil. Jadi aku memutuskan mengantar ice pulang dengan alasan, panggilan mendadak dari kantor dan balik ke yayasan.

Seng di sana baru saja akan pulang, jadi aku menariknya dan membawanya masuk ke dalam mobil dengan seng yang meronta, sebelum menutup pintu mobil aku berkata.
"P mohon jangan malawan, semangkin seng melawan akan menyakitimu"

Seng diam di tempatnya, aku buru - buru masuk ke dalam mobil dan menjalankanya membawa dia pergi.

🍵🍵🍵🍵🍵

Aku mengajak seng ke pantai, mungkin itu satu- satunya tempat yang aku tau untuk berbicara dengan santai tanpa emosi. Kami berdua sedang duduk di pasir pantai, aku menatap dirinya yang tidak mau menatapku,
"P tidak ingin bertengkar dengan seng, hanya ingin mengobrol"

".... "

"P hanya ingin tau kenapa kau membenci p? Atau ada hal lain yang membuat kau tidak bisa menerima nya?"

"Seng juga ingin tau kenapa p'nuea yang seperti ini memiliki wajah tampan, seorang pembisnis sukses bisa tertarik dengan seng? Kenapa mengejar seorang seng? Seperti tidak ada yang lain"

"Yang lain banyak, tapi p maunya sama seng"

"Tapi kenapa p? Apa yang p incar dari seng sih? Seng tidak mengerti"

"Cintamu seng, p hanya mengincar cinta seng, gak ada yang lain"

"Masa?"

Aku speecles dengan jawaban seng, serius ini melelahkan gak ada abisnya, perang urat saraf dengan seng. Aku berkata dengan pelan,
"Katakan alasanmu yang jelas"

"Kalau seng mengatakan alasan seng dengan jelas, apa p'nuea akan berhenti menganggu seng? "

Aku terdiam sebentar lalu berkata,
"Tidak janji"

Seng mendengus sebal padaku lalu ia berkata,
"Nah kan buat apa aku buang- buang waktu dan tenaga buat menjelaskan kepada p"

"...... "

Aku benar- benar gak habis pikir ya, seng ini terlihat lembut, baik, ramah dan sopan di luar kenapa bisa se keras ini sih? Apa sebenarnya yang membuat dia seperti ini. Aku mendekati dirinya menyentuh tanganya dan menarik tanganya dariku dan menjauh. Aku berkata dengan pelan,
"Apa yang membuat seng khawatir? Bilang pada "

"Kenapa p bertanya seperti itu?"

Tanya seng was- was, sepertinya benar dia menyembunyikan sesuatu.
"Tidak, hanya saja kau terlihat membenci yang namanya cinta. Apa seng pernah di sakiti oleh kekasih seng? "

Seng menggelengkan kepalanya dia berkata,
"Pacar saja tidak punya bagaimana aku bisa di sakiti"

"Lalu kenapa seng takut sekali dengan cinta"

Seng menatapku, tatapan lelah dan ada kesedihan dalam suaranya.
"Karena aku tidak pernah merasakan di cintai, aku tidak mengerti cinta itu seperti apa. Jadi percuma bilang cinta padaku p itu buang- buang waktu p'nuea saja, aku tidak mengerti p"

"..... "

Aku tertegun dengan jawaban seng, aku tidak pernah berpikir dia akan menjawab seperti itu. Aku mendekati seng dan memeluknya dan berkata,
"P akan mengajari seng tentang cinta, p akan mengatakan kata cinta setiap hari pada seng, p tidak merasa itu buang- buang waktu"

NueaToh Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang