Bagian 15

2.5K 347 49
                                    

Hujan sore itu turun benar-benar lebat, ketika langit semakin gelap pun tidak dapat terlihat adanya akan berhenti. Membuat jalanan sebagian besar sepi, padahal waktu baru menunjukkan pukul tujuh malam.

"Ini" Secangkir coklat panas disuguhkan sang tuan rumah. 

"Terima kasih Jaemin-ssi

"Sama-sama, Jeno-ssi"

Jaemin mengambil tempat di sofa tepat disamping tamunya, Lee Jeno. Bagaimana bisa dia tidak mengundangnya ke apartement? Keduanya basah berkat kecerobohannya yang telah melepaskan payung kepunyaan Somi. Ah, sebenarnya jika Jeno tidak tiba-tiba mencuri ciuman lain...

Menggelengkan kepalanya, Jaemin melirik Jeno melalui ekor matanya.

"Pffttt" Kikikan kecilnya pecah.

"Haha!" 

Jeno menoleh dan menaikan satu alisnya. 

"Ada apa?"

Mengangkat tangannya, Jaemin membuat gerakan menolak.

"Tidak, hanya saja anda terlihat lucu dibalutan pakaian yang saya pinjamkan" Jaemin menurunkan tatapannya ke arah dada pemuda sampingnya. Dia tersenyum geli.

Kaos pemberian Mark bergambar kucing menggemaskan terlihat cocok dengan Jeno tapi mengingat sikap dinginnya... 

Setidaknya Jeno terlihat mudah didekati.

Jeno bersandar pada sofa dan dia menatap Jaemin, "Apakah kau menyukai kucing?" Tanyanya tidak terduga.

Mengangguk, "Suka..." Akunya.

"Tapi tidak terlihat kau memeliharanya?" 

"Suka bukan berarti harus memilikinya..."

Tatapan Jeno mendadak sedih, "Aku menyukai kucing, bukan berarti aku tidak ingin memilikinya. Alergiku..." Desahnya.

"Anda alergi?"

Anggukan kepala Jeno membuat Jaemin simpati. Ternyata pemuda yang terlihat dingin dan arogan diluar ini berhati lembut.

"Saya harap kelak anda memiliki setidaknya satu. Tentu saja yang tidak membuat alergi" Jaemin menenangkan.

Jeno menatap Jaemin dalam-dalam.

"Aku senang jika itu terjadi"

* * *

Apartement bujangan kaya raya seperti Jeno apa yang perlu dikhawatirkan?. Semua tentu saja rapi dan bersih. Yah, membayar asisten rumah tangga mempermudah hidup tuan muda. Hanya saja Haechan menggelengkan kepalanya melihat isi kulkas Jeno. Terberkatilah Jeno memilikinya sebagai bawahan sekaligus sepupu yang perhatian.

"Mengapa harus aku yang selalu mengisi kulkasmu?! Padahal kau memiliki calon pasangan hidup. Dasar" Haechan mengomel sambil memasukan bahan-bahan makanan ke kulkas.

"Dan lagi? Mengapa harus mengganti password apartement sih? Bikin susah saja"

* * *

Sanha menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal. Seorang wanita cantik memberikan sebuket bunga padanya. Awal dia pikir itu untuk dirinya, tidak tahunya untuk sang bos. Dia jadi bingung menaruhnya dimana. Ingin taruh diruangan bos, tapi bos sudah pergi dan ruangannya otomatis sudah terkunci.

Beruntung sahabat sang bos datang, siapa lagi kalau bukan Jeon Somi.

"Bosmu"

"Sudah pulang"

Somi berkacak pinggang, "Ya ampun, bagaimana sih Jaemin ini?. Tadi janji makan malam bersama di restaurant favoritku. Tahu dia pergi begini aku tidak menerobos hujan badai kesini" Omel wanita cantik ini.

Blue HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang