Bagian 24

1.7K 266 52
                                    

"Kau pandai menebak tuan Lee, sama seperti ketika kau menebak apa itu makanan kesukaanku"

* * *

Renjun mengerjabkan matanya, tidak paham maksud Jaemin. Dia melirik Jeno, tidak sengaja dia melihat Jeno menatap begitu fokus ke depan.  Dia mengikuti arah pandang Jeno, menatap Jaemin yang sangat cantik dengan rambut setengah keringnya.

Hatinya seketika menjadi tidak nyaman.

"Makanan kesukaan Jaemin? Apa maksudnya?" Dia bertanya.

Jaemin memutuskan kontak matanya pada Jeno dan beralih pada Renjun. Memberikan senyum polos sebelum menjawab pertanyaan Jeno.

"Lee Jeno-ssi memberikanku sekotak macaron bersamaan dengan buket bunga yang anda berikan padaku" Jaemin menjelaskan.

"UHUKKK!! UHUK!" Haechan tersedak kimbab, segera Mark memberikannya segelas air putih. 

"Uhukk!" Haechan menerima gelas sekaligus melirik sahabatnya tajam.

Ya Tuhan! Bagaimana ini? Bagaimana jikalau Jeno tahu, Renjun naksir Jaemin?!.

Mark walau terlihat khawatir pada Haechan tapi juga geram pada Jeno. Dia mengirimi Jaemin makanan kesukaan adiknya itu? Ingin cari perhatian?.

Baik Jeno dan Renjun sendiri terlihat terkejut dengan fakta ini. Keduanya saling menoleh dan saling berpandangan.

Untuk apa buket bunga?

Untuk apa memberikan makanan kesukaannya?

"Kenapa kau memberikannya bunga?" Tanya Jeno curiga, dia cemas Renjun mengetahui bahwasannya dia telah sedikit nakal dibelakangnya.

"Rasa terima kasih, karena sudah membantu kita. Jadi aku menyuruh Yeri membelikannya bunga..." Renjun mengepalkan tangannya, dia sedih luar biasa harus membohongi Jeno ditambah disaksikan Jaemin. Bunga itu simbol cintanya bukan rasa terima kasih. Semoga Jaemin memahami kondisinya.

"Kau sendiri mengapa memberikan adikku makanan kesukaannya?" Mark bertanya. 

Jeno berkedip, "Tidak ada, hanya aku merasa buket bunga tidaklah cukup. Jadi, aku menyuruh asistenku membelikan yang lain"

"Ya, Kim Yeri memberikanku dua kali buket bunga dan macaron"

Bahkan Jaemin pun sudah mengenal asisten pribadi Jeno. Haechan tegang, dia takut. Hal ini menjadi lebih jauh.

"Kurasa kita sebaiknya secepatnya makan, bukankah ini akan menjadi dingin?"

"Jadi, asistenmu yang pandai menebak makanan kesukaanku?" Tanya Jaemin memastikan, Jeno hanya menatapnya datar.

"Dan, bunga itu siapa yang memilihkan Huang Renjun-ssi? Apakah Kim Yeri-ssi?"

Tanpa pilihan Renjun mengangguk, "Aku tidak tahu banyak tentang bunga"

Jaemin mengangguk, "Oh... Jadi seperti itu, kalau begitu bolehkah aku meminta kontak Kim Yeri?" 

Haechan bingung, "Untuk apa?"

"Kupikir, Kim Yeri-ssi cukup menarik. Dia mengetahui apa yang kusukai hanya melalui tebakannya. Bunga yang dipilihkan juga sesuai seleraku. Bukankah ini takdir? Siapa tahu kami berjodoh. Toh, dia juga cantik. Singkatnya aku ingin pendekatan dengannya" Jaemin mengerling.

* * *

Yeri tidak tahu, mengapa akhir-akhir ini seperti pendosa besar dihadapan bos besar dan tunangannya. Mereka menatapnya penuh kebencian yang teramat. Terlebih bosnya, yang biasanya tidak banyak kata kepadanya mendadak menjadi sering memarahinya bahkan untuk hal sepele seperti tidak menjawab segera teleponnya.

Blue HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang