1. Got My Attention

1.2K 52 0
                                    

Pertama kali dalam seumur hidup aku gelisah. Teringat ketika kedua kakakku berteriak keras pada ayahku dari balik telepon. Mereka berseteru perkara biaya sekolah dan kuliah. Jelas saja, kami mengamuk karena ayahku dengan sombongnya telah mengucap janji palsu di depan puluhan orang saat sidang perceraiannya dengan ibuku. Semua biaya sekolah, hidup, adalah tanggung jawab saya, begitu katanya dulu. Nyatanya, dia mengatakan bahwa kami lebih baik tidak bersekolah dari pada menghabiskan uang. Tenang, ayahku memang pantas dihina. Sampai sekarang pun saat dia sudah bersama istri barunya, masih bertindak seperti bajingan.

Sebelumnya, semua itu terjadi jauh sebelum aku seperti ini. Alias aku masih berumur 4 tahun dan semua keburukan ayahku dulu adalah dongeng tiap malam dari kedua kakak perempuanku. Dan kenapa aku teringat perseteruan kakakku dan ayahku dulu adalah karena aku baru saja bangun tidur dan bermimpi. Mimpi buruk. Tidak ada yang lebih buruk dari mimpi anak yang tidak dapat melanjutkan mimpinya untuk pergi ke sekolah karena terhalang biaya, kan?

Tidak, keluargaku tidak se miskin itu. Kakak pertama sudah bekerja. Kini, aku sedang menempuh ujian masuk kuliah. Sejujurnya aku tidak terlalu bodoh, tapi entah kenapa aku telah ditolak 2 universitas. Sombong sekali mereka.

"win? besok jam berapa? tes?"

Oh astaga, aku lupa perkenalan. Namaku Winter, Roseanne Winter. Nama yang cantik dari ayahku, dan yang baru saja adalah kakak kedua ku, Seulgi.

Aku mungkin juga lupa mengatakan bahwa saat ini aku sedang berada di kamar indekos nya untuk menginap barang satu minggu karena harus menjalani tes ujian masuk universitas lagi. Nampaknya aku betah di sini. Bagaimana tidak? kamar ini jauh lebih nyaman dari kamarku di rumah. Lebih mewah dan cukup untuk 5 orang, mungkin? ruangan luas dengan satu ranjang besar, satu lemari di sebelah kiri ranjang dekat keyboard dan gitar listrik yang digantung di dinding. Sofa beserta meja di dekat pintu masuk. Sebelah kanan ranjang kita akan menjumpai pintu menuju kamar mandi. Sementara di depan pintu masuk kita akan disuguhi taman kecil yang indah. Pertanyaanku, dari mana kakakku mendapatkan uang? entahlah tak ada yang tahu.

Dari pada kedua kakakku, kukira hanya aku yang memiliki kehidupan tidak jelas. Yah kurang jelas apa? Aku mengikuti tes ujian saja karena aku malas bekerja dan ingin kuliah.

"ehm win, nanti temen gue mau main ke sini gapapa ya?" aneh kan? kenapa kakakku meminta ijin, "ya ngapain tanya?"

Bukannya menjawab, dia malah menaikkan alis dan keluar, Seulgi memang aneh. Oh ya, aku juga terbiasa memanggilnya Seulgi tanpa embel-embel kakak di depannya. Ini sudah terbiasa dari kecil, bahkan semua teman sebayanya tak ada yang kupanggil kakak. Untungnya dia tidak mempermasalahkan itu, justru itu membuat kami semakin akrab. Beda cerita jika itu kakak pertamaku. Pernah, suatu ketika aku tidak sengaja mengucap kata 'tolol' dan dia memakiku jauh lebih kasar. /Winter menangis

Aku kembali menarik selimut setelah mengambil ponsel. Hari ini benar-benar tidak ada kegiatan. Sepanjang hari Seulgi pergi, pulang, pergi lagi, dan begitu seterusnya. Sebagai seorang mahasiswa musik mungkin memang begitu kegiatannya, aku juga tidak tahu. Untungnya aku senang jika harus sendirian. Menikmati momen berkhayal, seakan-akan aku pasti sukses tanpa melakukan apapun. Hahahaha..

Jujur kukatakan aku rindu teman-temanku. Mereka semua sudah sibuk mengurus berkas perkuliahan, sedangkan aku masih harus berkali-kali melakukan tes, jadi pasti tak ada satu pun dari mereka yang akan sempat membalas pesanku. Sedih, tapi tidak apa-apa. Di dunia ini tak ada yang perlu di-sedih-kan kecuali kematian, itu pun kalau orangnya penting, kalau tidak ya siapa peduli?.

--
--
--
--
--

"WINTER!!!!"

Astaga! Seulgi sekali saja tidak berteriak sepertinya akan kelaparan. Ada apa lagi si!

WRONG Graduation (WinRina/JiMinjeong)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang