11. Confused

281 34 0
                                    


Rasa gatal di kepalanya memaksa untuk bangun. Waktu menunjukkan pukul setengah sembilan pagi. Winter menggeliat di atas kasurnya seraya menggaruk kulit kepalanya yang gatal. Mungkin karena efek belum keramas dari kemarin. Tubuhnya yang sempoyongan dipaksa berjalan untuk mengambil minum. Kemudian Winter duduk dan melamun seperti biasanya. Ia belum mendapatkan pinjaman celana dan benar-benar berpikir untuk membolos hari ini.

Tak tahan dengan rasa gatal, akhirnya ia berdiri mengambil handuk untuk mandi meski akan membolos. Tetapi, langkahnya terhenti ketika mendengar suara mesin mobil yang tak asing di telinganya. Ia berlarian kecil untuk menilik dari balik jendela di dekat pintu, siapakah orang yang datang? Dan benar dugaanya, itu Karina. Mengetahui itu ia sedikit salah tingkah. Berjalan ke sana kemari tak tahu harus pasang posisi apa, hingga akhirnya memutuskan untuk berpura-pura menyisir rambut ketika Karina berhasil membuka pintu.

"Win? ko belum mandi jam segini? Nih.."

Karina menaruh satu paper bag di atas meja kemudian melepaskan tas dan jaketnya. Hal itu membuat Winter penasaran, ia memajukan bibirnya dengan matanya yang bulat bagai kucing penasaran. Diintipnya isi dari benda itu, "eh.." Winter akhirnya menarik isi di dalamnya, "lahh kok lo dapet ini?" tanyanya sedikit tercengang. Mulut Winter masih terbuka sampai membuat Karina terkekeh, "gue cari toko yang udah buka, eh ternyata ada.."

"udah sana cepet mandi, jangan bolos.. sia-sia perjuangan lo nanti" tukas Karina.

Winter dengan segala kebingungannya menuruti perkataan gadis di depannya. Ia segera masuk ke dalam kamar mandi, melucuti semua pakaiannya dan langsung merasakan dinginnya air dari ujung kepalanya. Sepanjang kegiatannya itu Winter tak lepas dari senyum. Tak ada yang tahu setan apa yang sedang merasuki dirinya saat ini, yang jelas senyum itu tak pernah luntur.

Selepas mandi Winter langsung bersiap karena Karina sudah bersedia mengantarnya seperti seorang ibu yang mengantar anaknya ke sekolah. 

--

--

--

--

--

Sepanjang koridor Winter memasang earphone di telingannya, sehingga teriakan dari Ningning tidak dapat ia dengar. Ningning pun harus berlarian ke arah Winter dan menepuk bahu gadis yang gampang terkejut itu agar mendapat perhatiannya.

"anjir! kaget gue" seru Winter sambil melepas satu earphone nya.

"lagian elo gue panggil panggil ga nengok" protes Ningning. Mereka lalu berjalan bersama.

"gue kira lo ga masuk, makanya engga gue jemput" lanjut Ningning.

"iya, gue udah dapet celananya hehe.. tadi bareng sama temen" balas Winter.

Mereka masuk ke dalam kelas yang sudah ramai seperti biasa. Pagi ini ada yang aneh, Winter duduk dengan perasaan was was karena mayoritas pandangan tertuju padanya, yang mana ternyata kawan-kawannya sedang merencanakan untuk pergi ke kosannya guna membahas kostum yang akan dipakai di acara akhir tahun.

"eh kenapa di kosan gue?" elak Winter. Ia gelisah, sebab di kosannya ada Karina yang ia yakini akan tetap di sana sampai jam kuliahnya selesai.

"yealah Win, ini cuman bahas kostum doang, dari pada di kampus ya mending di kosan lo, yang paling deket" jelas Ryujin. Yang lain mengangguk sepakat dengan Ryujin.

Di sisi lain Winter masih mematung memikirkan alasan apa yang harus ia berikan lagi. Sayangnya, otak dangkalnya itu kali ini tak mau bekerja sama. Jadi, mau tidak mau mereka akan pergi ke kosan Winter sore ini.

WRONG Graduation (WinRina/JiMinjeong)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang