15. So?

259 24 2
                                    

Perjalanan sang surya sudah menuju titik akhir. Namun, tiba-tiba terbesit pikiran untuk melakukan potong rambut. Winter duduk di bangku taman kampusnya dengan gelas es kelapa di genggamannya. Sudah dua hari ia melakukan adegan ini. Berpikir bahwa pohon beringin raksasa di depannya itu dapat menyalurkan energi positif jika ia duduk berkontemplasi di sana. Sudah tidak waras memang. Lagi pula, siapa yang waras jika orang cupu macam Winter telah melakukan sesuatu yang jelas akan ia sesali kemudian hari. Terlebih lagi ini sudah bukan hal sepele.

"engga, gue mabuk.. dan gue ga sadar" gumamnya, mengelak.

Munafik memang, ia jelas sadar sesadar-sadarnya bahwa malam itu ia sadar. Satu hal yang membuatnya kehilangan kesadaran hanyalah tatapan lembut Karina dan sentuhan agresifnya.

"fuck! gue ngapainnnnnn!" Gelas diletakkan, rambut dijambak sekuat mungkin.

"Win.."

Seseorang memanggil. Winter menoleh seraya melepaskan cengkeramannya pada rambut. Jake, pemuda itu berdiri di depan Winter sebelah kiri dengan jari tangan mengapit rokok. Terlihat sedikit frustasi sepertinya.

"Jake? ada apa?" tanya Winter bingung.

Jake menghisap rokoknya sekali sebelum membalas, "gue mau ngomong yang kemarin"

"harusnya lo engga gitu Win, lo ninggalin gue kaya gitu dan semua orang ngeliatin loh"

"Orang-orang kan jadi berpikir aneh-aneh ke gue. Ya gue berharap lo ngga gitu lagi"

Winter bergeming, mendongak masih memandang pemuda yang menghisap rokok terburu-buru itu dengan wajah kebingungan. Ocehan Jake tidak masuk akal sama sekali karena nada laki-laki itu sedikit kesal. Bukankah di sini yang harusnya marah adalah Winter? Dan jika Jake mendapat cap buruk dari orang-orang, itu karena ulahnya sendiri. Begitu kan?

"lo ga ada mau minta maaf" desak Jake lagi setelah membuang putung rokok dan menginjaknya.

Winter sudah kehabisan kata selain bingung. Ia harus minta maaf atas dasar apa? Bukankah terbalik?

"maksudnya?"

"kok maksudnya si Win.." Jake frustrasi, nada bicaranya mulai meninggi.




"Win!" 

Syukurnya seseorang menyela, memecah rasa canggung di antara Winter dan Jake. Keduanya serempak menoleh ke arah sumber suara yang adalah Ningning. Gadis itu berjalan dengan cepat menghampiri mereka berdua.

"Eh Jake, sorry ganggu, Win gue butuh sesuatu, kalian masih lama?"

"engga, gue mau cabut" balas Jake. Wajahnya cemberut dan tak ada kalimat pamit, namun langsung pergi meninggalkan Ningning dan Winter.

Dua gadis itu hanya menatap bersamaan kepergian Jake dalam diam sebelum Winter membuka suaranya, "lo mau butuh apa?"

Ningning membalikkan badannya, mengambil gelas es kelapa milik Winter yang menghalanginya untuk duduk.

"ga ada" ucapnya setelah duduk.

"lah.."

"gue gasuka njir sama tuh cowok"

Ikatan batin Winter dan Ningning sepertinya mulai kuat. Winter secara langsung mengangguk-angguk seolah setuju dengan ucapan sahabatnya itu, "iya kan?? aneh banget dia tiba-tiba dateng terus nyuruh gue minta maaf gara-gara kejadian dua hari lalu coy, kocak banget ya"

"serina??"

"ciyus. masa katanya gara-gara gue buat dia malu dan ngebuat orang jadi berpikir aneh ke dia"

WRONG Graduation (WinRina/JiMinjeong)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang