20. Enough

124 16 0
                                    


Semua kegiatan berjalan seperti biasanya. Hari-hari pun berlalu terasa begitu cepat. Winter menjalani kuliahnya, latihannya, dan hubungan anehnya dengan Karina tanpa ada masalah sedikit pun. 

Hal itu membuatnya khawatir sebetulnya. Ia penasaran kenapa tidak ada masalah satupun yang muncul akhir-akhir ini. Manusia satu ini memang suka cari perkara di dunia. Ningning saja sampai terheran-heran dengan kawannya itu.

"Lo tuh aneh ya Win, giliran ada masalah galo, giliran ga dikasih masalah nyariin.. so weird.." cibir Ningning.

Winter yang sedang bermain ponsel menoleh. "Bukan gitu.. gue ituh takut kalo idup gue biasa biasa aja pasti nanti tiba-tiba ada aja masalah yang...tetott! bikin emosi"

Sama hal nya ketika kita sedang asyik tertawa bergembira ria di pagi hari, malamnya pasti menangis akan sesuatu hal. Itu lah yang sedang Winter yakini kali ini.

Masuk akal, Ningning tidak mengelak hal itu. Ia pun mengakui pernah mengalaminya. Hanya saja kali ini, Winter yang sedang asyik dengan ponsel nya itu membuatnya merasa tak diacuhkan.

"Lo chat ama siapa si!" tanyanya kesal. Pasalnya mereka hanya duduk berdua tanpa mengerjakan atau makan sesuatu, jadi Ningning kurang suka jika perhatian Winter jatuh pada handphone.

Winter melirik sebentar ke arah Ningning sambil cekikikan sebelum kembali lagi melihat ponsel.

"Enggak anjir ini bocah lucu banget" jawabnya

"Siapa?"

"Haerin.. ini anak kocak banget dah"

Ningning mengerutkan alis. Ia tak familier dengan nama itu. "Anak jurusan apa?" tanyanya lagi.

Mendengar itu Winter menggeleng, ia menjelaskan. "Bukan, dia masih SMA.. kemarin ikut bantu ka Chaeyeon dokumentasi waktu tugas akhir, adeknya siapa ya, lupa.. pokoknya kata dia tahun ini mau masuk fotografi di sini"

Ningning menghela napasnya pelan. "Yahh asal ga nambahin masalah lu aja si, udah cukup partner FWB lo aja yang bikin pusing"

Senyum Winter luntur. Ia menatap Ningning dengan datar. "Jangan ngaco, enggak lah njirr"

"Gue cabs yah WIn, bapak gue minta tolong ke kosan, ada yang mau ngekos nih.. gue suruh nganterin" ucap Ningning, menenteng tasnya.

Winter mengangguk. "Hati-hati yaw"

Mereka berpisah setelah saling melambaikan tangan. Winter masih akan menunggu jam latihan di taman sambil bertukar pesan dengan Haerin. Gadis yang lebih muda satu tahun itu selalu berhasil membuat Winter senyum-senyum sendiri. Padahal jika dilihat wajahnya, begitu dingin dan tak ramah.

"Ni bocah lucu banget kenapa si.." gumam Winter saat Haerin mengiriminya pesan tentang berita zodiac hari ini.

--

--

--

--

--

Winter menjadi satu di antara banyaknya penari yang mengisi penuh studio tari ini. Suasana yang ramai dan sedikit tegang itu membuat perutnya melilit. Ia tidak menyangka pertemuan pertama akan seramai ini. Apalagi saat matanya mengedar ke seluruh sudut ruangan. Ia mendapati Ryujin dan Jake duduk berdua sambil berbincang. Semakin perih perutnya. Untungnya, di sana ada Chaeyeon yang menyambutnya dengan hangat dan mengajaknya bercakap-cakap.

Lisa, sebagai pelopor pertunjukan sekaligus koreografer kali ini, memberi instruksi untuk duduk melingkar seperti biasa. Sekitar 50 orang berada di sana. Winter duduk di antara orang-orang yang belum dikenalnya. Sedikit canggung, tapi tak apa.

WRONG Graduation (WinRina/JiMinjeong)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang