10. Real You?

276 29 0
                                    

- BTW.. Aku serius meminta maap karena up terlalu lama wkwk, tapi aku lebih meminta maap lagi jika cara menulis hingga kalimat2nya akan berbeda karena aku udah lama bgt ga nulis. Enjoy! - 





Satu langkah kakinya yang terburu-buru dihadang oleh Giselle. Gadis itu menahan tubuhnya, "gue ngga ngijinin lo masuk?" Alisnya terangkat, membikin Winter tak tahu harus bagaimana. Untungnya Karina lekas berdiri dan menghampiri Winter.

"Ayo!"

Lengan Winter ditarik kencang. Winter terpaksa mengikuti langkah Karina, walau pandangannya masih penasaran dengan sosok Giselle di belakangnya. Mereka saling terdiam di dalam lift. Winter mengumpat di dalam hatinya kenapa saat naik liftnya mati dan saat turun menyala? atau memang Winter yang terburu panik dan tak tahu cara menggunakan lift tadi? Entahlah. Sementara Karina sibuk mengusap air matanya yang tak kunjung usai untuk mengalir.

Sedikit memaksa, Winter menarik lengan Karina untuk berjalan lebih cepat menuju tempat di mana ia memarkir motornya. 

"lo naik motor?" Karina bertanya selepas mengusap air matanya untuk terakhir kali

"ya iyalah, orang gue panik" jawab Winter seadanya sambil memakai helm.

Suara tawa yang renyah terdengar di telinga Winter yang tertutup helm. Ia menoleh dan mendapati Karina cengengesan sambil sesenggukan. Pikiran dan sikap Karina memang tidak pernah bisa ditebak oleh Winter. Bagaimana bisa rasa panik dan khawatirnya dibalas dengan tawa?

Aneh, batin Winter.

--

--

--

--

--

Jantungnya yang tadi berdegup kencang kini sedikit mereda setelah tiba di tempat teraman dan ternyamannya. Winter masuk lebih dulu untuk merapikan barang-barang. Karina berdiri di ambang pintu setelah menutupnya.

Winter melepas jaket, mengambil minum, lalu ia mendekat ke arah Karina.

"minum dulu" katanya pada Karina seraya menuntun gadis yang lebih tua itu untuk duduk.

Selama duduk kaki kiri Winter tak mau berhenti bergerak-gerak. Ia sungguh penasaran apa yang Karina lakukan di sana, tapi sumpah ia enggan sekali bertanya. Karina yang terusik dengan pergerakan kaki Winter di kaki kanannya pun mencoba menenangkan dengan menaruh tangannya di paha milik Winter.

"sorry.." ucap Winter, lalu dilanjutkan, "btw lo kenapa bisa ada di sana?"

Pecah juga, rasa penasaran mengalahkan segalanya. Winter menatap lembut wajah cemas Karina yang menunduk menggenggam gelas dengan kedua tangannya.

"gue juga gatau, gue ada masalah di rumah dan gatau kenapa gue malah ke sana"

"dia nyakitin lo?"

Karina menggeleng pelan, senyum tipis menghiasi wajah cantiknya

"engga, gue yang nyakitin diri sendiri"

Hening cukup lama menyelimuti mereka. Winter yang hanyut dalam pikirannya, dan Karina yang siap menitikkan kembali air matanya. Mereka bergelut pada perasaan masing-masing. Gelas diletakkan di atas meja. Tubuh Karina menegak, diambilnya napas dalam-dalam. Menangis diurungkan, ia menoleh ke arah Winter. Menatap wajah lesu gadis di sampingnya. Winter yang menyadari akan hal tersebut menyambut dengan senyum tatapan sayu Karina.

WRONG Graduation (WinRina/JiMinjeong)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang