18. A .... Relationship

149 19 0
                                    


Ketika sekali saja dijawab "iya", maka tak akan ada akhir dari segala bencana. Kamu adalah sebab, dan semua keputusan ada di tanganmu. 

Winter mengutuk segala ucapan, tindakan, maupun perasaannya. Setelah digoda oleh Ningning tentang ucapannya yang tak pernah sesuai dengan kelakuannya itu, kini bertindak semakin tak tahu malu. Winter yang hari-harinya akhir-akhir ini sedang baik itu berdiri di atas dosanya. Mengecup luka lama dan obatnya sekaligus.

Di dalam mobil yang AC-nya masih menyala, Winter menangkup wajah kecil Karina. Diciuminya dengan tak sabar seolah waktu mereka hanya satu detik lagi. Karina terkikik saat bibir mungil Winter menyapu setiap inci wajahnya.

Siapa yang menyuruh mereka memadu kasih di dalam mobil lagi?

Mereka seakan lupa, jika siapa saja bisa melihat apa yang mereka lakukan di sana. Tapi, nampaknya mereka memang peduli setan dengan orang-orang. Bagaimana tidak? Winter justru berpindah ke kursi belakang, disusul oleh Karina. Mereka mencari posisi yang lebih nyaman lagi untuk bisa meraup kepuasan atas hasrat menggebu mereka.

Karina menarik Winter mendekat. Winter menarik dagu indah Karina untuk dikecup bibirnya. Awalnya memang hanya kecupan dalam saja. Namun, lambat laun kecupan itu menjadi lumatan ganas.

Winter seakan tak tahan jika harus dihadapkan dengan bibir tebal yang nikmatnya tiada tara itu, hingga jari jemarinya bertaut dengan rambut panjang Karina.

Ke kanan, ke kiri, pagutan bibir itu sepertinya tak akan pernah lepas, dan meskipun keduanya mau, mereka masih cukup waras untuk tidak melakukan sesuatu yang lebih lagi. Hanya dengan hal ini saja sudah cukup membuat darah mereka berdesir.

Akibat kehabisan napas, pagutan itu pun terlepas dengan sendirinya. Dahi mereka masih bersentuhan, dan tubuh mereka masih seirama. Karina tersenyum sambil mengatakan,

"Harusnya kita biarin orang-orang dateng dan misahin kita"

Winter pun membalas kalimat itu dengan tawa., "abis itu kita diarak warga"

Gila memang kalau sudah berurusan dengan orang yang dimabuk cinta. Sebentar-sebentar tak mau bertemu, giliran bertemu tak mau dipisahkan.

"Latihan sampe jam berapa?"

"Karena udah mau pentas, kayanya ampe malem banget"

"Gapapa, lo semangat ya.. gue tunggu di kosan" ucap Karina kemudian meninggalkan satu kecupan di bibir Winter.

--

--

--

--

--

Tadi, pujian demi pujian didapat oleh Winter. Performanya luar biasa membuat takjub. Sepulang dari latihan ia ceritakan apa saja yang sudah terjadi di latihannya. Mungkin karena suasana hatinya sedang baik, itu berpengaruh.

Karina memiringkan tubuhnya, menopang kepalanya dengan tangan kiri, dan menatap wajah samping Winter yang sedang terbaring di sebelahnya. Dikecupnya pipi gembul gadis yang sedang kelelahan itu. Namun, ia tahu bahwa Winter pasti tidak akan lelah untuk hal lain. Maka dengan penuh niat ia mengelus lembut pipi yang sudah dikecup itu.

Winter menoleh dengan mata sayunya. Kepalanya terangkat dan bibir Karina menjadi sasarannya. Ia kehausan, dan nekat meminum bibir Karina. Melumat lembut secara berulang sampai mencapai titik yang ia mau.

Karina terbaring di mana Winter sudah di sana menindihnya. Keduanya paham betul apa yang akan mereka lakukan. Tak ada ragu, tak ada bimbang, memang keputusan sudah dibuat oleh mereka.

WRONG Graduation (WinRina/JiMinjeong)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang