Sudah berhari-hari Winter mendapat teguran dari koreografer karena ketidak-fokus-annya. Ia masih terngiang-ngiang suara hingga wajah gadis malang yang malam itu meninggalkannya dengan air mata yang tak berhenti mengalir. Hatinya dipenuhi rasa bersalah hingga sekuat apapun ia mencoba untuk biasa saja, keberhasilan tidak pernah ditemukan.
Winter mencoba menghabiskan waktunya untuk berlatih sekuat tenaga. Layaknya manusia yang dirasuki setan, Winter tak mengenal kata istirahat. Bahkan ketika di dalam kamar mandi, ia masih menyempurnakan gerakannya.
Lisa, sang koreografer pertunjukan kali ini, tersenyum menatap Winter saat waktu istirahat berlangsung. Ia berjalan dengan hati-hati untuk menghampiri gadis yang sedang sibuk menggerakan tubuhnya dengan botol minum digenggamannya itu.
"Wow.. Santai kali, tuh keringet udah kek air mancur aja" tegur Lisa saat tak sengaja hampir terkena ayunan tangan Winter.
"Eh.. sorry sorry ka" Winter spontan menghentikan gerakannya.
Lisa menyandarkan badannya ke dinding kaca, sementara Winter berdiri menggenggam botol minum dengan kedua tangan seakan tahu dan menunggu Lisa menjelaskan maksud dan tujuannya menghampiri Winter.
"Win.. lu keren banget sumpah, gue kalo ada event dance solo, gue mau lo yang ikut.. cuman gini Win.." Lisa menegakkan tubuhnya. Kepalanya sedikit menunduk untuk menatap kedua mata gadis yang lebih pendek itu. "Powernya kurangin dikit, lo agak over power Win, jadi gak nyambung sama yang lain.. ga papa sih kalo yang lain bisa nyeimbangin, cuman kalo enggak... jadinya jelek kalo lo beda sendiri"
Winter sedikit mendongak agar dapat melihat ekspresi serius dari Lisa. Ia segera mengangguk saat paham apa yang dikatakan oleh koreografernya itu.
Lisa tersenyum kemudian menepuk pelan bahu Winter sebelum pergi dan berteriak kepada semua orang. "Temen-temen bisa selesain minumnya, yang mau ke toilet silahkan, lima menit lagi kita mulai" lalu menoleh ke arah Winter dan berkata. "Minum Win, lo ga ada berhentinya dari tadi"
Winter mengangguk lagi, tubuhnya melemas seketika. Ia mengusap wajahnya kasar, lalu menenggak minumnya dengan terburu-buru hingga air mengalir dari sudut mulut sampai ke lehernya. Pikirannya yang terus berlarian membuat Winter memutuskan untuk ke kamar kecil terlebih dahulu. Sesampainya di sana, Winter segera mengunci pintu. Tak peduli orang akan memprotesnya. Ia membasuh mukanya dengan air dingin. Berharap setiap basuhannya dapat sedikit meredakan rasa gundahnya.
Winter berdiri menatap cermin seraya menopang tubuhnya dengan dua tangan di atas wastafel. Mulutnya terbuka untuk melancarkan pernapasan, sementara dadanya naik turun antara lelah raga maupun jiwanya. Satu-satunya alasan ia berlatih segiat ini adalah agar dapat berhenti memikirkan seseorang yang selalu muncul di setiap saat hidupnya. Namun, siapa yang mengira jika gadis itu tetap berkeliling di dalam kepalanya, dan semua latihannya berujung sia-sia.
"Gosh.." gumamnya pelan. Winter menarik napas dalam-dalam sebelum niatnya untuk meninggalkan tempat itu gagal karena ponselnya berdering.
Sebuah panggilan video call dari Seulgi membuatnya kembali mematung. Ia sadar jika harusnya ia senang karena tahu Seulgi akan meneleponnya ketika sedang berada di rumah. Sayangnya, Winter merasa saat ini bukanlah waktu yang tepat, meski mau tidak mau ia tetap menerima panggilan itu.
"Haii siss..." panggil Seulgi saat wajahnya muncul memenuhi layar ponsel Winter.
Winter mengangkat sudut bibirnya. "Lagi pada apa..?" tanyanya lembut. Senyumnya semakin mengembang ketika Seulgi mengarahkan kamera ke sang ibu yang sedang berdiri mengaduk panci.
"Your favorit nih.. sayur lodeh" kata Seulgi, namun layar masih menampilkan sang ibu yang tersenyum saat memasak makanan favorit anak bungsunya.
"Nih.. masak sayur lodeh.. nanti Winter pulang belajar buat, jangan cuman makan aja.. biar bisa masakin suami nanti.." ujar sang Ibu dengan senyum yang tak pernah tertinggal.
KAMU SEDANG MEMBACA
WRONG Graduation (WinRina/JiMinjeong)
FanfictionKelulusan adalah malapetaka bagi Winter. Dewi fortuna tak berpihak padanya sedikitpun.. Namun, dewi yang lain muncul, memperindah dan mempersuram perasaannya secara bersamaan.. It's a simple story, you kiss me, i fall for you.. written in Bahasa Ind...