23. Dijodohin!

83 4 0
                                    

Siapapun laki-laki yang dijodohkan Mama untukku, tetap pilihanku tetap satu. Yaitu kamu, laki-laki yang sudah menarik seluruh perhatianku.

__________________________________

Perkataan Rara sukses membuat Key terus berpikir mengapa mamanya melarang ia untuk mendekati dan mencintai Rey? Apa salahnya coba? Key memejamkan matanya berusaha menghilangkan rasa kesal ketika ucapan Rara terngiang-ngiang di kepalanya.

"Ke kolam aja ya, mungkin nih hati bisa adem," gumam Key lalu berjalan keluar kamar.

Key menatap sekeliling kolam renang rumahnya yang terasa sejuk. Key mendaratkan bokongnya ditepi kolam. Gadis itu meringis kecil ketika kakinya masuk ke dalam air kolam yang terasa dingin menurutnya. Key menatap lurus ke depan dengan pikiran yang menjalar kemana-mana. Hingga ia tak sengaja melihat pantulan wajahnya sendiri dari air kolam itu.

"Gue kurang apa ya? Apa mungkin kurang bersyukur?" batin Key menghela nafasnya lelah.

Sedangkan disisi lain, Leo yang melihat putrinya nampak tengah menghadapi masalah, segera menghampirinya dengan langkah kaki pelan. Kemudian pria itu duduk disamping Key dengan kaki yang ia masukkan ke dalam air sama seperti Key.

"What happen princess Papa?" celetuk Leo membuat Key menoleh.

Dahi Key mengernyit, "Papa ngapain disini? Mau berenang?"

Leo menggeleng pelan, "Papa lihat Tuan putri lagi ngelamun dikolam. Ya Papa samperin lah. Takut kalo ada penghuni kolam yang suka sama dia,"

"Papa ih, yakali Shasa cantik gini disukai dedemit gak ada akhlak. Naudzubillah.." Key mengelus dadanya seraya bergidik ngeri.

Leo terkekeh, ia mengangkat tangannya untuk menarik pipi Key agar gadis itu mau menatapnya.

"Papa tau kamu ada masalah, Sha. Sini bagi masalahnya sama Papa, biar Papa bantu." Tangan Leo beralih mengusap rambut coklat Key dengan lembut.

"Gak papa kok, Pa. I'am oke." Key tersenyum manis untuk bisa membuat papanya itu percaya bahwa ia baik-baik saja.

"Kalo cewek bilang gak papa, pasti aslinya ada apa-apa."

Key menatap Leo dengan dahi yang mengernyit.

"Kata siapa?"

Leo tersenyum kecil, "Kata Papa. Istri Papa kan cewek, ya Papa tau lah. Kalo dia bilang gak papa, tapi ujungnya pasti ada apa-apa. Untung sekarang Papa paham bahasa cewek."

Key terkekeh dengan tingkah sang Papa yang membuat hatinya menghangat seketika.

"Kenapa, hm? Jangan disembunyiin kalo ada masalah, nanti bisa jadi beban. Cerita ke Papa, Papa kan pendengar setia Tuan putri."

Ucapan tulus Leo membuat Key menghembuskan nafasnya pelan. Ia menatap ke arah langit dengan menahan air mata yang tiba-tiba ingin keluar begitu saja.

"Pa, kenapa Maim melarang Shasa buat cinta sama dia? Udah terlanjur Shasa berjuang. Sha sayang banget sama dia, dia selalu ada meski keberadaannya membuat Key sebal karena sifatnya kayak tembok batu bin kulkas. Dia salah apa sampe Maim gak merestui Shasa sama dia? Maim kayaknya benci banget sama dia, padahal Maim gak tau dia sebenernya. Sekarang Shasa harus gimana?" Key menundukkan kepalanya dengan air mata yang sudah menetes melewati pipinya.

Leo yang melihat kondisi putrinya seperti memikul banyak beban, segera membawa tubuh putrinya pada pelukan hangatnya. Leo menepuk-nepuk punggung Key yang sudah bergetar, sesekali mencium pucak rambut Key dengan sayang. Leo sengaja membiarkan putrinya mengeluarkan unek-unek yang telah lama tersimpan diotak seorang Keyra.

Open LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang