29. Sedikit mencair

17 2 0
                                    

Haloo

Jangan lupa vote & komen✨

Enaknya update berapa kali sekali nih?

Happy Reading 🌻

____________________________________

Dia memang dingin layaknya salju, makanya dia akan mencair seiring berjalannya waktu.

🌻🌻🌻

Setelah dihadapi pelajaran yang sangat melelahkan, akhirnya, tibalah waktu mereka ber-istirahat.

Bel istirahat berbunyi nyaring, membuat suasana di dalam kelas yang tadinya senyap menjadi gaduh. Mereka ingin cepat-cepat keluar guna mengisi perut yang sedari tadi sudah keroncongan.

Sama halnya Key dan teman-temannya, mereka bergegas pergi ke kantin setelah bel berbunyi tadi.

"Guys, kalian duluan pergi ke kantin aja. Gue mau ke kamar mandi sebentar," ucap Key pelan. Namun tak ayal jika ia tengah menahan sesuatu yang ingin keluar saat ini juga.

"Minta di temenin nggak?" balas Alin yang langsung mendapat gelengan pelan gadis itu.

"Nggak usah. Udah ya gue pergi dulu," ucap Key langsung meninggalkan mereka dengan langkah cepatnya.

"Buseet dah, kebelet banget keknya." gumam Ica geleng-geleng, sementara kedua gadis disebelahnya terkekeh pelan sembari kembali melangkah.

Sesudah menuntaskan hajatnya buang air kecil. Key segera melangkah menuju kantin lalu antri di depan stand makanan favorit nya, yaitu bakso. Ramainya kantin membuat Key tak kunjung menemukan di posisi mana ketiga sahabatnya berada. Key mengedikkan bahu, biarlah mencari mereka setelah mendapatkan makannya. Key menghela nafas pelan saat antriannya tak kunjung selesai. Wajarlah, ia mengantri diurutan paling akhir.

Duh, baksonya kalo habis gimana, begitulah isi pikiran Key saat ini. Masa antri lama-lama gak dapet, kan nyebelin. Key tersenyum senang saat bagiannya tiba, dan untung juga baksonya masih ada. Namun senyumannya tiba-tiba luntur saat ia tak menemukan sepersen pun uang untuk membayar semangkok bakso di depannya. Key menatap seorang wanita yang berdiri di  hadapannya dengan tersenyum tak enak.

"Duh, punten Ceu, Key nggak bawa uang nih," Key mendekatkan wajahnya untuk berbisik pelan kepada wanita itu.

"Boleh kasbon dulu ya Ceu Wulan geulis. Pasti Key bayar kok." ucap Key mencoba merayu.

Key tersenyum manis seraya mengedipkan matanya beberapa kali. Namun dalam hati ia mengumpat, bisa-bisanya ia sering kelupaan tidak membawa uang.

Wanita yang sering dipanggil Ceu Wulan itu menampilkan raut tak enaknya juga.

"Punten Non, bukannya saya nggak bolehin, tapi kalau saya setuju, nanti banyak murid lain yang juga ikutan kasbon. Kan saya juga yang repot." ucap Ceu Wulan tak enak hati.

Key menghela nafasnya pelan, saat ia ingin mengucapkan sesuatu, tiba-tiba suara seseorang mengalihkan atensinya.

"Baksonya masih ada?" ucap seorang cowok disamping Key. Gadis itu sendiri sudah menatap tak percaya cowok yang berada di sampingnya.

Open LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang