34. Peka?

20 1 0
                                    

Double part uhuy

Jangan lupa vote dan komen!

Happy Reading🌻

___________________________________

Jalani saja seiring berjalannya waktu, jika memang sudah tak mungkin untuk  bersatu, maka lebih baik, balik kanan bubar jalan.

🌻🌻🌻

Sebulan pasca kejadian pengeroyokan itu sudah berlalu, kini semua tampak normal seperti biasanya. Rey hanya dirawat 3 hari di rumah sakit, karena lebih memilih melakukan rawat jalan. Namun tetap saja ia harus banyak istirahat dan mengurangi aktivitas yang banyak memakan energinya.

Sementara Key, gadis itu masih saja berharap balasan cinta dari seorang Reynand dan tetap menunggu entah sampai kapan. Padahal Rey sudah berulang kali menolaknya, tapi namanya Keyra tak ada kata menyerah sebelum apa yang ia mau didapatkan.

"Maim Key berangkat sekolah dulu ya," seru Key sambil berlari menuju teras rumah.

"Eh sarapan dulu," jawab Rara sambil melangkah menghampiri anaknya, karena sebelumnya ia berada di dapur.

Key memberhentikan langkahnya lalu menghampiri Mamanya sebentar, "Nanti aja disekolah, sekarang lagi nggak mood sarapan. Bye Maim, Assalamu'alaikum,"

Cup!

Setelah mencium pipi sang Mama dan menarik tangannya untuk salim, gadis itu segera berlari lalu masuk ke dalam mobil miliknya dan mengemudikan mobil itu perlahan. Meninggalkan Rara yang tersenyum sambil geleng-geleng kepala.

Tak lama kemudian, mobil gadis cantik itu sampai di sekolah dan menuju tempat parkir mobil seperti biasanya. Setelah memarkirkan mobil, Key melepas seatbelt yang ia kenakan lalu membuka pintu mobil dan keluar sembari menggendong tas punggungnya.

Sebelum masuk ke dalam kelasnya, mata Key tak sengaja melihat segerombolan cowok yang asik bercengkrama satu sama lain. Hal itu mungkin terlihat biasa saja, namun yang membuatnya tak biasa adalah saat ia melihat sang Abang yang berbicara dengan ketua OSIS itu dengan tampak sangat akrab.

Perlahan bibir Key membentuk lengkungan sempurna, Key merasa bersyukur. Meski kejadian yang pernah dialami sang Abang dan ketua OSIS nya itu hampir merenggut nyawa mereka, namun dibalik kejadian itu membuat keduanya tampak seperti seorang teman dekat. Key juga merasakan perubahan El yang jarang membolos akhir-akhir ini, entah yang pasti karena apa. Gadis itu sangat bersyukur tentunya.

Langkah kaki Key berjalan kembali menuju kelasnya, sebelum ke kelas Key menyempatkan diri untuk menyapa mereka yang kebetulan tak jauh dari arah menuju ke kelasnya.

"Halo Tembok batu, halo tikus," Key mengedipkan sebelah matanya  saat melewati kedua cowok itu.

El dan Rey yang semula menoleh, kembali menatap satu sama lain dengan geleng-geleng kepala.

"Jangan diurusin, si Curut emang sinting!"  ucap El berbisik pelan pada Rey, sementara cowok itu terkekeh sambil menggelengkan kepalanya kembali.

"Jangan gitu, dia adek lo. Gue ke kelas dulu," balas Rey lalu melangkahkan kakinya setelah menepuk bahu El pelan.

"Calon pacar lo itu," seru El membuat Rey menghentikan langkahnya lalu menoleh sekilas,

Open LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang