6. Asal Mula

109 7 0
                                    


Jangan lupa votmen pokoknya! Sama follow akunya Bul yaa^^

Happy Reading🌝

____________________________________

Banyak yang mengatakan, tak kenal maka tak sayang, tak terbiasa maka tak akan cinta. Kalo kata aku, belum juga kenal lama, masa udah nyimpan rasa.

🌻🌻🌻

Siang ini, suasana di cafe Kejora terlihat ramai dengan banyaknya pelanggan yang berdatangan, dan pastinya, dikuasai oleh sejumlah pelajar yang baru saja pulang sekolah. Salah satunya, ada ke-empat gadis cantik yang sekarang tengah tertawa dengan tingkah konyol mereka, tanpa jaim sedikit pun. Padahal mereka ditatap sejumlah cowok diberbagai sekolah yang terpesona oleh tawa merdu dan pastinya wajah cantik mereka.

"Menurut kalian nih, hal apa yang bisa bikin kalian merasa terbang?" ucap Zia penuh semangat.

Ketiganya sontak menatap dengan senyuman cerah.

"Halu!" kompak ketiganya lalu tertawa ngakak.

Salah satu diantara gadis itu memberhentikan tawanya lalu menatap teman disebelahnya dengan serius.

"Btw, halu punya sayap kah?" tanya Ica dengan raut polos.

Key menatap gadis itu tanpa ekpresi, "Punya. Kalo di adain. Haluin aja kalo halu itu punya sayap yang bisa bawa kita terbang setinggi mungkin," Key sengaja menjeda ucapannya, untuk menyeruput orange juice-nya.

"Jangan tanya gue bentuknya gimana.. Pikirin aja sendiri. Soalnya, menurut gue yang punya sayang--eh sayap cuma ayang--Ck, ayam maksud gue. Njir ini mulut ngapa typo mulu sih!" gerutu Key kesal, berbeda dengan sahabatnya yang tertawa ngakak.

"Kurang disayang kali sama ayang," Alin menoel jail pipi Key, membuat gadis itu segera menjauh.

Zia tertawa, tangannya memainkan sedotan dalam gelas minuman miliknya perlahan. "Ayang? Mana ayang? Punya-nya ayam kali, ups.." Gadis itu menutup mulutnya, seakan ia tengah keceplosan mengatakan sesuatu. Berbeda dengan Key yang mendelik. Sepupu kurang jahe emang.

"Emang. Di freezer noh, ambil kalo mau,"

Ica yang memang suka makan daging ayam, seketika berbinar, lumayan gratis.

"Mau dong!" serunya semangat, sampai ia tak sadar jika suaranya mengundang orang-orang sekitarnya.

Key menoleh, kayaknya gadis satu ini memang titisannya Ipin.

"Mau apa? Ayam?" Ica mengangguk antusias.

Key mangut-mangut, "Jangan banyakan makan ayam, ntar beneran bisa terbang." ucapnya sembari menyeruput kembali minumannya.

"Emang iya?" Ica menatap ke arah Zia, seolah meminta penjelasan. Zia sendiri mengedikkan bahunya tak tau, lalu menoleh kearah Key.

"Gue angkat jempol Key. Serah lo aja."

Key terkekeh pelan, sedang gadis disebelahnya menggelengkan kepalanya.

"Gak Ca, musyrik percaya sama, Key." kata Alin sembari menatap intens Ica, sedang gadis itu nampak mengerjapkan matanya.

"Musyrik juga percaya sama lo, Linlin," ucap Key menjulurkan lidahnya.

Open LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang