11. Mulai Terasa

87 7 0
                                    

Bantuin promot yaa🙏🏼

Jangan lupa votmen!

Tandain typo><

Happy Reading🌝

____________________________________

Kini aku mulai sadar, jika rasa itu semakin lama kian beredar.

🌻🌻🌻

Hatinya memang tak pernah berkata apa-apa. Karena ia cuma sekedar merasa. Tapi otak dan egonya selalu menerka, apa maksud dari ini semua? Mengapa rasa sesak dalam hati perlahan mulai menjalar? Kenapa ia tak mampu mengatakan? Kenapa ia disimpan sendirian? Kalau seperti ini, apa yang harus dilakukan otak dan ego, jika hati saja tak pernah mengatakan apa, mengapa dan bagaimana? Gadis itu terus saja berperang  pada hati, otak dan egonya, dan semuanya sama-sama berbeda. Kenapa mereka tidak bisa menyatu, kenapa mereka selalu memberontak?

Key menghela nafasnya kasar, lalu ia memasuki kelas dengan sedikit malas.

Ketiga gadis yang melihat kedatangan temannya, seketika berbinar cerah. Lihat saja mereka akan menginterogasi gadis itu tentang semuanya.

"Key," panggil Caca semangat, namun tak ada jawaban. Gadis itu malah sibuk dalam lamunannya.

"Key,"

Lagi-lagi, Key hanya diam tak bersuara. Gadis itu malah berdiri tanpa tau arah akan melangkah kemana. Padahal ia di perhatikan oleh teman sekelasnya dengan raut bingung. Cosplay jadi patung pancoran kali..

"Woi Key!" Kali ini Alin ikutan, namun tetap saja tak ada jawaban.

"Shasa anaknya Papa singa!" Suara cempreng Zia membuat gadis itu terlonjak, sedikit kaget.

"Huh?" Key melangkah kembali menuju bangkunya berada.

"Gini nih orang cantik, dipanggil-panggil gak nyaut," celetuk Icha menggelengkan kepalanya heran.

Key menatap gadis itu tak mengerti, ia malah duduk di kursinya dengan helaan nafas yang jelas terdengar.

"Lo kenapa sih, Sha? Gak biasanya kayak gini." tanya Zia menatap Key dari samping.

Key menggeleng pelan, "Gue gapapa kok. Emang ada apa sih?" ucapnya sembari tersenyum kecil.

"Biasanya kalo cewek bilang gak ada apa-apa, pasti real-nya ada apa-apa. True?" kata Alin santai dengan memainkan ujung kukunya.

Icha menjentikkan jarinya, "Nah, betul, betul, betul.." katanya dengan meniru gaya bicara Ipin.

Key mengusap telinganya yang tak gatal, lalu menatap mereka bertiga.

"Kalian kenal yang namanya---" Key berusaha mengingat nama yang sempat ia hafalkan.

"Siapa?" tanya Zia penasaran.

"Devita Salsabilla?" lanjut Key dengan tenang.

Ketiga gadis itu saling menatap dengan tatapan yang tak bisa diartikan.

"Kenal, kenapa? Lo ada masalah sama dia?" jawab Alin menatap Key dengan sok serius.

Key menggeleng pelan, "Nope, gue gak pernah kenal dia, cuma tau namanya," Itupun gue liat di name tagnya, lanjutnya dalam hati.

Zia menganggukkan kepalanya, paham. Lalu menatap Key lurus. "Lo bener gak tau dia siapa?"

Key nampak berpikir, "Kakak kelas, maybe."

Open LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang