21

2.9K 195 13
                                    

Hai aku balik lagi❤️

Jangan lupa votmennya ya!






***





Lelah melihat Daisy yang terus menerus berteriak dan  memberontak, Jayden pun dengan terpaksa menyuntikkan bius yang berisi obat tidur kepada gadis itu.

"Tidur nyenyak, sayang!" Gumam Jayden sembari membelai rambut Daisy dengan lembut.

"Kenapa kamu gak pernah lihat aku sedikitpun?" Tanyanya kepada Daisy yang tertidur karena pengaruh obat tidur yang dia suntikkan tadi.

"Kenapa kamu selalu mandang aku buruk? Kenapa kamu gak pernah mandang kebaikan yang aku punya?"

"Hati aku sakit, setiap ngedengar kamu belain laki-laki lain, ngobrol sama laki-laki lain dengan keadaan biasa-biasa aja, sedangkan sama aku? Kamu selalu marah-marah. Apa aku salah? Kalau aku pengen kamu sama aku doang? Apa aku salah kalau aku bersikap egois kayak gini?" Ujarnya lirih. Bahkan kini dia sudah menitihkan air matanya, biarlah ia di cap sebagi laki-laki lemah, karena emang itu kebenarannya, dia lemah jika berhadapan soal Daisy, gadisnya.

"Aku cinta kamu, Daisy." Sambungnya sembari mencium kening Daisy dengan lembut.

"Aku pergi dulu ya, kamu baik-baik disini! Jangan nakal!" Katanya sebelum melenggang pergi.

Setelah mengatakan itu Jayden pun keluar dari kamar yang ditempati oleh Daisy.

"Bi?" Panggil Jayden kepada bi Ningsih yang kebetulan sedang lewat di depan kamar Daisy.

"Iya, tuan muda." Sahut bi Ningsih.

"Nanti kalau Daisy sudah sadar, saya mau bibi suruh Daisy makan ya!" Pintanya tegas.

"Tapi, tuan, saya takut non Daisy menolaknya lagi dan mengamuk seperti tadi." Ujar bi Ningsih gugup.

"Bibi tenang saja, saya yakin kali ini Daisy tidak akan menolaknya lagi. Saya takut dia sakit, bi. Soalnya dia tidak ada makan apapun sedari tadi." Ucap Jayden.

Bi Ningsih menganggukkan. "Baiklah, tuan. Saya akan melakukannya lagi nanti." Katanya patuh.




***



Sudah dua hari semenjak kejadian Jayden yang memberi Daisy obat tidur. Dan sejak saat itu pulak Jayden belum bertemu dengan gadis itu lagi.

Saat ini Jayden sudah kembali masuk ke-sekolah. Sebenarnya dia sudah sangat malas untuk bersekolah, tapi demi memainkan perannya, laki-laki itu dengan terpaksa melanjutkan sekolahnya.

"Membosankan." Gumam Jayden dengan datar.

Sedangkan di lain sisi. Tiga orang gadis sedang duduk bercengkrama di kantin. Mereka ialah teman-teman Daisy.

"Gue masih gak percaya kak Renald yang culik Daisy." Ujar Iren sembari menatap lurus ke depan.

"Why? Buktinya udah jelas." Sahut Grisel sembari meminum es lemon tea nya.

"Jelas gimana? Cuma gara-gara mereka sorenya pergi bareng, terus lo percaya gitu kalau memang kak Renald yang nyulik? Justru gue kurang puas sama bukti itu, dan menurut gue juga, itu belum cocok di jadikan bukti yang klasik." Bantah Iren.

"Gue setuju sama Iren." Seru Nara yang sedari tadi diam.

Grisel yang mendengar itu pun diam. Mencerna kembali perkataan temannya.

"Noh, lihat! Nara aja setuju sama pendapat gue." Ucap Iren.

"Coba gue tanya sama lo, apa alasan lo percaya soal kak Renald yang udah nyulik Daisy?" Tanya Iren kepada Grisel.

Obsesi Jayden (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang