"Lho tante? Ada apa ya ke rumah saya? Dan kenapa tante bawa polisi?" Tanya Renald dengan nada terkejut.
Bagaimana tidak? Keluarga dari Daisy tiba-tiba saja mengunjungi rumahnya. Dan lebih parahnya mereka membawa tiga orang polisi.
Plak
Bukannya menjawab, Rina - ibu dari Daisy itu malah menampar pipi Renald. Yang membuat sang empu terkejut karena respon dari Rina.
"Tante kok tampar saya?" Ujar Renald sembari memegang pipinya yang tadi di tampar oleh Rina.
"Itu semua gak penting. Sekarang katakan! Di mana anak saya?" Tanyanya dengan napas memburu.
"Maksud tante apa si? Saya benar-benar gak paham yang tante maksud." Jawab Renald.
"PEMBOHONG!! CEPAT KATAKAN DI MANA ANAK SAYA!" teriak Rina seraya memukul-mukul dada Renald.
"Mama, tenang ma! Kita jelasin dulu." Bujuk Satria sembari menarik Rina yang sedang memukul-mukul dada Renald. Kemudian Satria pun memeluk sang mama.
"Sebenarnya ini ada apasih? Saya benar-benar gak paham." Ucap Renald yang masih terlihat bingung.
"Daisy, anak saya belum pulang dari kemarin?" Sahut Bram.
Mendengar ucapan Brams membuat Renald membelalakkan matanya. "Apa? Daisy belum pulang?"
"Iya, dan itu semua pasti ulah kamu kan?" Tuduh Bram dengan menahan amarahnya.
"Kok gara-gara saya om?"
"Jangan pura-pura bodoh kamu, dia belum pulang dari waktu dia izin buat belajar bareng sama kamu!" Jawab Brams sembari menatap tajam Renald. "Jadi, katakan! Di mana putriku?" Sambungnya.
"Tapi om, saya benar-benar udah ngantarin Daisy pulang kok sampai rumah, dan bahkan kami sempat bercanda sebentar sebelum aku mau balik pulang ke rumah." Ucap Renald.
"Kalau kamu memang udah mengantarkan Daisy sampai rumah, saya dan keluarga saya pasti tidak akan mencari-cari nya sekarang."
"Tapi beneran bukan saya yang menculik Daisy om. Demi allah."
Bugh
Dengan tiba-tiba saja, bram memukul Renald.
"Saya sudah sabar dari tadi, tapi kamu juga tidak mau jujur! Bahkan kamu malah membawa-bawa nama allah." Katanya kepada Renald yang sedang mengusap sudut bibirnya yang berdarah karena pukulan dari Bram tadi.
"Pak tenang pak! Sudah sabar." Lerai tiga polisi tadi dengan memisahkan Bram dan Renald.
"BAGAIMANA SAYA BISA TENANG, KALAU ANAK SAYA DI CULIK SAMA DIA! BAHKAN DIA TIDAK MENGAKUINYA." marah Bram sembari menunjuk Renald.
"Saya tidak mau tau, pokoknya kamu harus di penjara sampai putri saya sudah ketemu dan dalam keadaaan baik-baik saja." Sambugnya.
"Tapi saya sudah berkata jujur om, kalau memang saya gak pernah menculik Daisy." Ujar Renald menyakinkan mereka. "Kalau kalian semua gak percaya, kalian bisa cek cctv di rumah kalian! Pasti di situ terbukti kalau saya memang sudah mengantarkan Daisy sampai rumahnya."
"Benar kata saudara Renald, pak. Lebih baik kita cek cctv yang ada di rumah bapak terlebih dahulu." Ucap salah satu seorang polisi tersebut. "Dan buat anda saudara Renald, kami akan membawamu terlebih dahulu ke kantor kami, dan jika memang anda terbukti tidak bersalah, anda akan kami bebaskan." Sambung polisi itu, dan di jawab anggukan pasrah oleh Renald.
"Bagaimana dengan anda pak Bram? Apa anda setuju?" Tanya polisi itu kepada Bram.
"Iya, saya setuju." Jawab Bram seraya mengatur napasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Obsesi Jayden (SUDAH TERBIT)
Fiksi Remaja"kau hanya milikku Daisy." Ini tentang Jayden yang sangat mencintai Daisy, dan ingin sekali Daisy menjadi kekasihnya, Jayden yang selalu mengejar-ngejar Daisy, dan Jayden yang selalu marah apabila Daisy berdekatan dengan laki-laki lain. Jika Jayden...