23

2.6K 183 26
                                    

Pagi pun tiba, sang surya akhirnya pun menampakkan dirinya. Begitupula dengan gadis cantik bernama Daisy yang nampaknya akan bangun dari tidurnya. Dan benar saja, tak lama mata gadis itu perlahan pun terbuka.

Setelah mengumpulkan nyawanya, dia pun memutusakan untuk mandi, tapi kemudian, dia menyadari bahwa ada tangan kekar yang merengkuh pinggangnya. Tangan itu yang tak lain adalah tangan milik Jayden.

Daisy pun dengan perlahan melepaskan rengkuhan Jayden dari pinggangnya. Tapi sayang, tidak berhasil, karena Jayden merengkuhnya dengan sangat erat.

Daisy pun menghela nafas pelan.

"Jayden?" Panggil Daisy dengan berbisik di kuping Jayden.

Tak ada jawaban dari laki-laki itu, bahkan laki-laki itu merasa tidak terusik dengan suara Daisy.

"Kayaknya percuma, Jayden gak bakalan bangun. Yaudah deh, lebih baik, gue tunggu aja sampai Jayden bangun." Ujarnya kesal.

Selagi menunggu Jayden bangun dari tidurnya, Daisy pun memandangin wajah yang sedang terlelap. Sungguh, melihat wajah Jayden yang sedekat ini dengannya membuat pipi Daisy memanas. Tapi seolah sadar akan tingkahnya, gadis itupun menggelengkan kepalanya, bermaksud untuk menepis semua pikiran gilanya itu.

"Gak, gue gak boleh baper sama Jayden! Ingat, Daisy! Jayden itu yang udah buat hidup lo sekarang menderita, dia juga yang udah hancurin hidup lo, Daisy." Ujar Daisy lirih.

"Daisy?"

Lamunan Daisy buyar, karena mendengar suara Jayden yang memanggilnya.

"Kamu udah bangun dari tadi?" Tanyanya dengan suara serak bangun tidurnya. Sungguh, Jayden benar-benar berdamage saat ini.

Daisy menggeleng. "Gak kok, baru-baru aja." Jawab Daisy.

"Kenapa gak bangunin aku?" Katanya.

Daisy yang mendengar perkataan Jayden pun memutar bola matanya malas. "Aku udah coba bangunin kamu, tapi kamunya gak terusik sedikitpun." Ucap Daisy sembari mengerucutkan bibirnya.

Jayden yang melihat itu tersenyum. "Maaf ya, udah buat kamu kesal pagi ini. Gimana kalau sebagai gantinya, kita pergi ke suatu tempat?" Tawar Jayden.

Daisy yang awalnya cemberut pun seketika tersenyum. "Maksud kamu, kita pergi keluar gitu? Keluar rumah ini?" Tanyanya dengan mata berbinar. Kalau benar Jayden membawanya keluar rumah ini, ini benar-benar kesempatan emas untuknya, dia bisa lebih leluasa untuk kabur dari genggaman Jayden, pikirnya.

"Iya, gimana mau kan?" Tanya Jayden sembari mengusap puncak kepala Daisy.

Daisy mengangguk dengan semangat. "Mau, aku mau! Kapan kita akan pergi, Jayden?" Tanyanya antusias.

"Hari ini, setelah kita bersiap-siap nanti." Jawab Jayden. "Tapi ingat, Daisy! Aku mengajakmu keluar, bukan berarti aku mengizinkanmu untuk kabur dariku, aku akan selalu memantaumu! Jika saja, kamu mencoba kabur nanti dariku, aku tidak segan-segan membunuh keluarga, dan teman-temanmu itu, agar kamu kembali padaku." Ancam Jayden dengan seringainya.

Daisy yang awalnya sedang tersenyum pun seketika senyum itu luntur dan di ganti dengan perasaan cemas.

'Gimana ini? Tapi yaudalah bodoh amat, itu bisa urusan nanti. Yang penting akhirnya aku bisa ngelihat dunia luar nanti, setelah sekian lama aku dikurung di tempat ini.' Batin Daisy.

"Oke, aku janji gak bakalan coba kabur lagi." Ujar Daisy.

"Aku gak butuh janji, tapi buktiin!" Bisik Jayden.

"Oke, aku bakal buktiin." Katanya sembari menatap Jayden.

"Good." Ucap Jayden puas mendengar jawaban Daisy.

"Yaudah, sekarang mendingan kamu mandi dan siap-siap! Biar kita langsung berangkat, soalnya besok aku gak bisa ketemu kamu."

"Emang kamu mau kemana?" Tanya Daisy penasaran.

"Aku mau ke London, ada urusan disana." Jawab Jayden.

Daisy bersorak senang di dalam hati mendengar jawaban Jayden.

"Kamu berapa hari disana?" Tanya Daisy.

"Cuman 3 hari doang." Jawab Jayden.

'Kenapa gak selamanya aja.' Batin Daisy menjerit.

"Selagi aku pergi, kamu ingat pesan aku kan?" Tanya Jayden.

Daisy mengangguk. "Iya, aku ingat."

"Pintar."

"Yaudah kamu awas deh! Aku mau mandi sekaligus siap-siap." Ujar Daisy.

Jayden sebenarnya tak rela melepaskan pelukannya dan Daisy, tapi dia terpaksa karena mereka harus segera bersiap-siap.

Setelah pelukan di pinggang Daisy terlepas, gadis itupun dengan segera turun dari ranjang dan kemudian melangkahkan kakinya menuju kamar mandi.


***


Seperti yang di rencanakan oleh Jayden tadi kepadaa Daisy, ternyata laki-laki itu tidak berbohong, dia benar-benar mengajak Daisy untuk keluar dari rumah itu. Walaupun nanti ujung-ujungnya dia pasti akan kembali terkurung dirumah itu lagi.

Jayden membawanya di sebuah pulau milik keluarga laki-laki itu, entah pulau apa namanya, Daisy tidak tau. Tapi yang pasti pulau ini masih berada di negaranya. Perjalanan dari rumah sampai pulau ini bisa terhitung 5 jam lebih.

Pulau ini sangat indah, benar-benar cocok untuk orang-orang yang sedang melakukan healing.

"Kamu suka?" Tanya Jayden sembari merangkul Daisy.

Daisy mengangguk. "Aku suka." Katanya antusias.

"Pulau ini sekarang punya kamu." Ujar Jayden dengan entengnya.

Daisy yang mendengar itupun menoleh ke arah Jayden. "Punya aku? Kok bisa?"

"Ya bisa lah, semua yang kamu suka bakal aku kasih untuk kamu." Jawab Jayden.

Bukannya salting, justru Daisy merasa ngeri mendengar ucapan Jayden.

"M-Makasih." Ujarnya gugup.

"Sama-sama, sayang." Balas Jayden, kemudian laki-laki itu menggenggam tangan Daisy, lalu dia pun mencium tangan Daisy sembari menatap dalam Daisy.

"Jayden, dimana keluarga kamu? Kenapa aku gak pernah lihat mereka di mansion kamu?" Tanya Daisy seraya mengalihkan pembicaraan, agar menghilangkan rasa gugup di hatinya.

"Aku cuman punya kakek, nenek aku udah meninggal. Dan kebetulan kakek sama nenek aku cuman punya 1 anak, yaitu papa aku." Jawab Jayden.

"Jadi, sekarang kakek kamu di mana?"

"Di London."

"Oh, berarti kamu besok mau berkunjung ke rumah kakek kamu."

Jayden mengangguk. "Maaf karena belum bisa mengajakmu untuk bertemu kakekku, tapi aku akan usahain secepat mungkin, aku akan mengenalimu kepada kakekku." Ujarnya dengan raut wajah bersalah.

"Gak masalah." Celetuk Daisy.

"Ohiya, kalau orang tua kamu dimana?" Tanya Daisy lagi.

"Mereka udah mati." Jawab Jayden seraya tersenyum.

"Gara-gara apa?"

"Mereka dibunuh."

"Jahat banget yang bunuh, kamu tau orangnya yang udah bunuh mereka?" Tanya Daisy dengan menggebu.

"Aku orangnya." Jawab Jayden santai, bahkan laki-laki itu tersenyum.














Yeee, sebentar lagi Obsesi Jayden bakalan tamatt🥳

Mungkin beberapa part lagi bakalan tamat guyss. Makanya deh aku sengaja lama updatenya.

Jangan lupa votmennya ya!

Makasih untuk kalian yang masih baca cerita Obsesi Jayden sampai sekarang.

Love u guyss💗💗

Obsesi Jayden (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang