Hai, im back💗
Karena banyak yang votmen di part kemarin, jadinya aku update lagi deh hari ini.
***
Mata yang tadinya tertutup kini perlahan pun terbuka. Pemilik mata tersebut yang tak lain adalah Daisy.
"Enghh."
Daisy pun mengerang pelan karena merasakan pegal di seluruh tubuhnya, terutama di bagian leher, bagaimana tidak? Dia tertidur dengan posisi duduk di kursi.
Tunggu? Dia baru sadar ternyata selain dia tertidur dengan posisi duduk di kursi, tangan dan kakinya pun saat ini sedang di borgol, pantas saja tadi dia merasa kesusahan untuk menggerakkan tangan dan kakinya.
Kemudian Daisy pun mengedarkan pandangannya ke penjuru ruangan. Sebenarnya ruangan apa ini? Kenapa suasananya sangat menyeramkan.
"Gue di mana? Kenapa tangan sama kaki gue di borgol?" Ujarnya lirih, tersirat nada ketakutan dalam perkataannya.
Tiba-tiba memori di kepalanya pun muncul, mengingatkan dia tentang kejadian yang dia di bius oleh seseorang. Siapa sebenarnya orang itu? Kenapa dia melakukan itu padanya? Itulah yang ada di pikirannya sekarang.
Ceklek
Pandangan Daisy pun beralih ke arah pintu yang terbuka. Memunculkan seorang wanita paruh baya yang memakai pakaian seperti seorang maid. Wanita paruh baya itu juga membawa sebuah nampan yang sudah berisi makanan dan minuman.
"Akhirnya nona sudah sadar." Katanya dengan senyum yang tercetak di wajahnya.
Lalu ia pun menaruh nampan yang tadi dia bawa di meja samping kursi yang Daisy duduki. "Ayo makan dulu nona! agar anda tidak sakit nantinya." Sambung wanita paruh baya itu lagi dengan senyum yang masih tercetak di wajahnya.
"Bibi siapa? Dan sebenarnya tempat apa ini?" Tanya Daisy sembari menatap wanita paruh baya itu dengan gugup.
"Saya Ningsih, nona. Saya di perintahkan oleh tuan muda untuk melayani anda, dan anda sekarang sedang berada di mansion milik tuan muda." Jawab bi Ningsih.
Mendengar jawaban dari bi Ningsih, membuat Daisy mengerutkan keningnya. "Tuan muda? Tuan muda siapa, bi?"
"Saya tidak bisa memberi tau, non. Karena tuan muda yang melarang. Kalau begitu saya permisi nona." Pamitnya undur diri.
Tapi baru beberapa langkah dia berjalan, kemudian bi Ningsih pun membalikkan badannya kembali. "Nona, tolong jangan lupa untuk di makan makanannya! Kalau tidak tuan muda bisa marah nanti." Ujar bi Ningsih dengan lirih. Setelah mengatakan itu bu Ningsih pun kembali melanjutkan langkahnya.
"Bi, tolong! Jangan tinggalin aku sendiri! Bi, buka pintunya!" Teriak Daisy sembari memberontak. Tapi percuma, teriakannya tidak akan lagi di dengar, karena bi Ningsih sudah menghilang dari pandangannya.
"Papa, mama, bang satria, tolongin Daisy, hiks." Ujarnya lirih, bahkan kini dia sudah terisak.
***
"Apa? Daisy belum pulang?" Ujar Bram, papa dari Daisy.
"Iya mas, dia tadi sore izin sama aku buat pergi belajar bareng sama temannya, tapi entah kenapa sampai sekarang belum pulang. Perasaan aku gak enak mas, aku takut terjadi apa-apa sama Daisy." Balas Rina dengan nada khawatir.
Bagaimana tidak? Putrinya saat ini belum juga pulang, padahal jam sudah menunjukkan pukul 11 malam. Pikiran buruk pun langsung memenuhinya.
Tau jika istrinya sedang panik, Bram pun mengelus bahu istrinya dengan lembut. "Kamu tenang ya! Kita tunggu sebentar lagi, mungkin di jalan sedang macet, makanya mereka telat." Ujar Bram mencoba menangkan istrinya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Obsesi Jayden (SUDAH TERBIT)
Fiksi Remaja"kau hanya milikku Daisy." Ini tentang Jayden yang sangat mencintai Daisy, dan ingin sekali Daisy menjadi kekasihnya, Jayden yang selalu mengejar-ngejar Daisy, dan Jayden yang selalu marah apabila Daisy berdekatan dengan laki-laki lain. Jika Jayden...