Selepas kepergian Jayden, Daisy masih berdiri di tempatnya tadi seraya memikirkan apa maksud dari ucapan cowo gila itu.
"Apa maksud dia ngomong gitu?" Tanya nya bingung pada diri sendiri.
"Alah--palingan juga dia asal doang ngomongnya, dasar gak jelas!" Sambung nya lagi seraya mendengus kesal. Lalu setelah itu dia pergi untuk balik ke kelas.
"Kenapa lama banget lo di kamar mandinya? Melahirkan?" Tanya Iren sambil tertawa.
"Sembarangan lo kalau ngomong!"
"Habisnya lama banget, untung aja tuh guru udah keluar."
"Grisel, sama Nara kemana?" Tanya Daisy mengalihkan topik pembicaraan mereka. Dia tidak mau kalau Iren tau, alasan dia lama di toilet karena Jayden.
"Ke koperasi tadi, beli pulpen." Jawab Iren seraya memainkan ponselnya.
"Oh." Ucap Daisy berohria.
***
"Ngemall yuk!" Ajak Grisel kepada teman-temannya.
Kebetulan mereka di pulangkan cepat hari ini oleh pihak sekolah. Entah apa alasannya mereka tidak peduli.
"Ayokk!" Jawab Iren semangat.
"Lo Nar? Sy? Mau kan?" Tanya Grisel kepada Nara dan Daisy.
"Terserah." Jawab Nara singkat.
"Oke, tapi gue nemuin bu Karin dulu ya. Lo semua pulang duluan aja siap-siap, ntar baru nyusul gue di rumah!" Ujar Daisy.
"Yaudah, kalau gitu kita pulang duluan ya. Nanti kalau Lo udah di rumah kabarin kita!"
"Oke."
Di ruangan bu Karin.
"Ada apa ya bu? Kok saya di panggil kesini, saya ada salah ya bu?" Tanya Daisy hati-hati.
"Tidak, Daisy." Jawab bu Karin sambil tersenyum. "Kalian berdua saya panggil kesini, karena saya memilih kalian untuk mengikuti Olimpiade tahun ini!" Sambungnya.
Mendengar ucapan bu Karin tadi membuat Daisy terkejut, kecuali Renald yang memang sudah tau soal itu. Dan dia pun menyetujui nya.
"Kenapa harus saya bu? Yang lain aja deh, bu!" Tolak Daisy.
"Karena kamu memang orang yang tepat! Lagian--bukankah kamu selalu juara satu di angkatan mu?"
"Iya, bu. Tapi, saya takut."
"Kenapa harus takut? Kan ada gue, kita bisa belajar bareng nanti. Dan gue bakal bantuin lo." Sela Renald seraya tersenyum manis.
Ucapan Renald tadi membuat pipi Daisy bersemu merah.
'Sial, mama jantung Daisy mau copot.' Batinnya menjerit.
"Nah, benar kata Renald, kalian bisa belajar bareng nanti sebelum Olimpiade itu di mulai." Sahut bu Karin menyetujui.
"Bisa kasih saya waktu, bu? Saya juga harus minta izin dulu kepada orang tua saya." Ucap Daisy. Selain nyali nya yang belum siap, dia juga harus meminta izin dulu kepada kedua orang tua nya. Kalaupun orang tua nya mengizinkan, Daisy akan mencoba untuk menerima, lagipula--dengan cara itu dia bisa semakin dekat dengan orang yang di sukainya.
"Baiklah, dan saya yakin orang tua mu pasti akan setuju." Jawab bu Karin.
"Kalau begitu kalian boleh keluar! Saya akan menagih jawaban kamu besok di ruangan saya, atau beritahukan saja pada Renald jawabanmu." Sambungnya lagi.
"Iya bu."
Setelah mereka keluar dari ruangan bu Karin. Mereka berdua pun berbicara mengenai olimpiade tadi seraya berjalan berbarengan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Obsesi Jayden (SUDAH TERBIT)
Fiksi Remaja"kau hanya milikku Daisy." Ini tentang Jayden yang sangat mencintai Daisy, dan ingin sekali Daisy menjadi kekasihnya, Jayden yang selalu mengejar-ngejar Daisy, dan Jayden yang selalu marah apabila Daisy berdekatan dengan laki-laki lain. Jika Jayden...