16

3.2K 197 13
                                    

Hai, I'm back❣️

Gak nyangka ya, beberapa hari lagi udah puasa. Aku minta maaf ya sama kalian kalau ada salah, mau itu kesalahan sengaja atau gak sengaja🙏

Thanks for 12 K nya guys, aku senang banget💘

Makasih ya buat yang udah mau baca cerita ini.

Jangan lupa buat dukung terus cerita ini ya. Supaya aku semakin semangat buat update.



***

Ceklek

"Masih belum mau makan juga ternyata?" Tanya Jayden sembari menaikkan satu alisnya. Kemudian laki-laki itu duduk di kursi depan Daisy.

"Lo buta, gimana gue mau makan kalau tangan gue aja di borgol." Ucap Daisy kesal.

"Apa kamu gak punya mulut, sayang? Kamu bisa meminta tolong pelayan di sini membantu mu untuk makan. Atau kamu bisa menyuruh mereka untuk menelponku, agar aku yang akan menyuapimu." Jawabnya seolah tidak mau di salahkan.

"Karena aku sudah di sini, maka aku akan menyuapimu ya." Ujar Jayden.

"Tolong lepasin gue, Jayden!" Bukannya mendengarkan ucapan Jayden, Daisy justru berteriak kepada Jayden agar melepaskannya.

"It's just your dream." Ujar Jayden dengan tersenyum miring.

"Lo jahat." Lirihnya.

"I know babe." Ucap Jayden santai.

"Sekarang ku tanya lagi padamu, sayang. Apa kamu benar-benar gak mau makan juga, hm?" Tanya Jayden ulang. Dan hanya di hiraukan oleh gadis itu.

"Ternyata kamu memang ingin ku suapi dengan mulutku ya?" Sambugnya. Dan di jawab gelengan cepat oleh Daisy.

"Kalau begitu, makan sekarang!" Perintahnya mutlak sembari mengambil piring yang tadi di letakkan oleh bi ningsih.

"Kalau kamu gak mau makan juga, aku benar-benar akan menyuapi mu dengan mulutku, sayang." Ancam Jayden. Yang membuat Daisy terpaksa mau makan.

"Gue mau makan sendiri." Ujar Daisy datar.

"Kamu yakin? Dengan tangan yang di borgol?" Balas Jayden dengan nada mengejek.

Daisy yang mendengar ejekan itu lantas pun menatap tajam Jayden. "Maka dari itu lepasin borgol sialan ini!" Ujar Daisy.

"Lalu setelah itu kamu akan menghajar ku dan kabur, begitu bukan?" Ujar Jayden yang seolah tau rencana Daisy.

"Sial, kok dia tau?" Batin Daisy.

"Sudahlah, Daisy. Biar aku yang menyuapi mu. Tenang! Aku bakal menyuapi mu dengan tanganku kok." Ujarnya dengan tersenyum manis. Tapi bagi Daisy itu menyeramkan.

Mau tak mau Daisy akhirnya pun mengalah untuk saat ini. Tapi nanti dia akan mencari cara agar keluar dari neraka yang di buat oleh Jayden.

Setelah makanannya sudah habis, Jayden pun mengambil gelas yang sudah berisi air putih untuk di berikan kepada Daisy.

"Jayden, gue mohon tolong lepasin gue!" Ujar Daisy memohon.

"Jangan mulai, Daisy." Ucap Jayden datar.

Drett drett

"Sebentar, aku angkat telepon dulu." Pamit Jayden sembari bangun dari duduknya.

15 menit berlalu, setelah mengangkat teleponnya, Jayden pun masuk kembali ke ruangan tempat Daisy berada.

"Sayang, aku ada urusan sebentar, kamu baik-baik di sini, oke! Aku gak akan lama kok." Ucapnya sembari mencium kening Daisy.

Jayden tersenyum. Karena Daisy tidak menghindari ciumannya.

Lalu Jayden pun melangkahkan kakinya untuk keluar dari ruangan Daisy.

"Jayden." Panggil Daisy.

Mendengar panggilan dari Daisy, Jayden pun menghentikan langkahnya, kemudian membalikkan tubuhnya menghadap Daisy.

"Iya, sayangku. Kenapa, hm?"

"Kalau lo memang gak mau lepasin gue, setidaknya kasih gue tempat yang lebih layak." Ucap Daisy. Jujur lehernya sangat sakit, dan pantatnya juga sudah mulai pegal karena terus menerus duduk sedari tadi.

"Good. Ini permintaan yang aku tunggu-tunggu, sayang." Celetuk Jayden seraya tersenyum. "Nanti aku akan menyuruh para pelayan untuk memindahkanmu ke ruangan yang baru. Kalau begitu aku pergi dulu, sayang." Sambungnya, kemudian dia pun melanjutkan langkahnya kembali.

"Apa maksudnya." Batin Daisy heran.


***



Di lain sisi

"Kami sudah mengecek cctv di kediaman keluarga pak Bram, dan hasilnya adalah, saudara Renald sama sekali tidak ada mengantarkan saudari Daisy ke rumahnya." Ujar polisi yang tadi ikut ke rumah keluarga Daisy.

"Gak mungkin!!" Teriak Renald.

"Saudara Renald, anda tenang dulu!" Perintah salah satu polisi di sebelah Renald.

"Pak, saya jelas-jelas sudah mengantar Daisy pulang ke rumahnya malam itu. Saya benar-benar gak bohong." Tutur Renald.

"Diam kamu! Saya tidak percaya lagi denganmu!"  Bentak Bram.

"Tapi saya beneran om. Ini benar-benar gak masuk akal, saya yakin pasti ada yang hapus rekaman cctv itu." Tutur Renald sembari mengusap rambutnya frustasi.

"Pak Bram, saudara Renald. Harap tenang dahulu!" Tutur salah satu polisi.

"Saudara Renald, karena memang anda terbukti bersalah di sini, maka dengan berat hati kami menahan anda."

"Dan kami akan mencari terus bukti-bukti yang terkait dengan masalah ini. Jika memang anda tidak terbukti bersalah kami akan membebaskan anda, tapi jika memang benar anda bersalah, kami tetap menahan anda di dalam sel sampai batas waktu yang lama." Sambung polisi tersebut.

"Dan untuk pak Bram, anda saat ini boleh kembali ke rumah anda. Jika nanti ada apa-apa kami akan memberitahu anda." Ujarnya dan di jawab anggukan oleh Bram.

"Saya ingin kalian menemukan putri saya secepatnya! Jika putri saya di temukan dalam keadaan kenapa-kenapa, saya minta untuk hukum pelakunya dengan hukuman seberat-beratnya." Tutur Bram dengan mata yang mengarah ke Renald.

"Baik, pak Bram."

Setelah itu Bram pun melenggang pergi dari kantor polisi.

"Kalau boleh tau di mana orang tua anda saudara Renald?"

"Orang tua saya sudah meninggal pak." Jawab Renald lirih.

"Maaf. Bagaimana dengan keluarga anda yang lain?"

"Kakak saya sedang berada di luar negeri sekarang."

"Bisa menghubunginya." Tanya polisi tersebut. Dan di jawab gelengan oleh Renald.

"Saya gak punya nomornya. Sudah lama kami lost contack."

"Baiklah kalau begitu. Pak, tolong bawa saudara Renald ke dalam sel." Perintah polisi tersebut kepada salah satu rekannya.

"Siap pak, mari saudara Renald." Katanya sembari menggiring Renald yang terlihat pasrah dengan semua kejadian ini.














Gak tau ngefeal atau enggak.

Jangan lupa tinggalin jejak ya!

Yang belum vote di part-part sebelumnya, yuk vote dulu!

Kalau banyak yang votmen di part ini, aku usahain cepat buat update lagi.

See u next part❣️

Obsesi Jayden (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang