08

4.3K 258 20
                                    

Hari ini Daisy berniat tidak pergi ke sekolah untuk menghindari Jayden. Dia juga sudah memberi alasan kepada orang tua nya, bahwa dia sedang sakit saat ini, mungkin ini terdengar kurang ajar, tapi apa boleh buat? Dia benar-benar tidak punya cara lain agar tidak berjumpa dengan cowo gila itu.

Ceklek

Pintu terbuka, hingga masuklah Rina, ibu dari Daisy seraya membawa sebuah nampan yang berisi sarapan untuk Daisy.

"Makan dulu yuk, supaya keadaan kamu sedikit lebih baik." Ucap Rina seraya menaruh nampan itu di atas meja sebelah ranjang Daisy.

"Iya, ma."

"Mama panggilin dokter aja ya."

Mendengar ucapan itu membuat Daisy membelalakkan matanya, kenapa jadi seperti ini, pikirnya. Dia kan hanya berpura-pura sakit, kenapa sampai ingin di panggil dokter segala.

"Gausah ma, Daisy cuma demam biasa doang kok, sebentar lagi juga pasti sembuh." Tolaknya cepat.

Melihat itu membuat Rina mengernyitkan dahinya bingung karena melihat putrinya yang terlihat panik. "Kamu kenapa? Kok kayak panik gitu?"

Daisy pun gelagapan karena mendengar pertanyaan dari Rina. "Anu, Daisy gak papa, Daisy cuma-- refleks tadi, hehe." Jawabnya seraya menyengir.

"Dasar kamu, mama kira ada apa. Yaudah kamu makan dulu gih, apa mau mama suapin aja?" Tawar Rina.

"Eh, gausah ma, aku bisa makan sendiri, aku kan udah besar." Tolaknya halus.

"Beneran bisa?"

"Iya mamaku sayanggg."

"Oke deh, kalau gitu mama ke bawah dulu ya. Nanti kalau ada apa-apa panggil mama!" Pesannya sebelum pergi.

"Siap." Jawab Daisy seraya tersenyum. Setelah itu Rina pun keluar dari kamar Daisy.

***


Ting tong

"Iya sebentar!"Teriak Rina seraya berjalan untuk membukakan pintu rumahnya.

Ceklek

"Halo, tante." Sapa orang yang tadi memencet bel rumah Rina. Dia Jayden. Masih dengan pakaian sekolah, dan tas ransel yang di sampirkan di bahu nya.

Awalnya Rina tidak mengenali orang yang berada di hadapannya ini, tetapi setelah dia ingat-ingat kembali, akhirnya dia dapat mengenalinya. "Nak, Jayden? Iya kan?" Tanya nya antusias.

Melihat ke antusiasan wanita paruh baya di hadapannya, ah ralat, maksudnya calon mertuanya, Jayden pun mengulum bibirnya ke dalam. "Iya, tante." Jawab Jayden seraya menyalami Rina.

"Tante senang kamu datang lagi ke rumah Tante, gimana kabar kamu?"

"Kabar aku baik tante, kalau tante gimana kabarnya?"

"Alhamdulillah baik juga kok. Ih, kamu lupa ya, saya kan udah bilang, panggilnya mama aja, oke!"

"Emang gapapa, ma?" Tanya Jayden seraya menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Gapapa dong, bentar lagi juga kan kamu bakal jadi menantu tante." Katanya dengan binar.

"Sering-sering main kesini ya, nak!"

"Oke, ma. " Balas Jayden seraya tersenyum tipis.

"Tanpa mama suruh, aku juga bakalan sering datang kesini." Sambungnya di dalam hati.

"Kalau mama boleh tau, kamu ada urusan apa ya kesini?"

"Jadi gini, ma. Tadi aku dengar dari salah satu teman Daisy, katanya hari ini dia gak masuk sekolah karena sakit, makanya deh aku langsung kesini, karena khawatir sama keadaan Daisy, ma."

Obsesi Jayden (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang