Terpisah belasan tahun membuat Rasi tidak bisa menerima kedatangan Bintang begitu saja kedalam hidupnya.
Rasi membenci Bintang karena sebuah alasan, meski ia tau itu bukanlah kesalahan adiknya.
-Na Jaemin and Huang Renjun brothership local story-
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Huang Renjun as Bintang Renanda 16 thn
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
.
.
.
"Yaampun Rasi kamu belum siap? Kita kan mau rumah bunda kamu," tanya ayahnya heran sekaligus sedikit kesal melihat sang anak masih menggunakan baju santai rumahannya, padahal sejak tiga puluh menit yang lalu ia sudah menyuruh anak laki-lakinya itu untuk bersiap.
Raut Rasi mengernyit, tentu saja ia tidak setuju dengan keinginan sang ayah. Untuk apa ia dan ayahnya harus pergi ke rumah wanita itu? Rasi saja sudah tak ingin lagi melihat wajahnya.
"Ngapain sih yah? Sampe sekarang ayah masih aja mau ngurusin wanita gak bertanggung jawab itu."
"Rasi jaga bicara kamu! ayah gak suka kamu jelek-jelekin bundamu kayak gitu. Bunda kamu meninggal, apa gak ada rasa simpati kamu sedikitpun ke wanita yang udah lahirin kamu Rasi?! Pernah ayah ajarin kamu ngomong kayak gitu?!"
"Ck iya-iya. Rasi siap-siap dulu, ayah tunggu aja di mobil."
Dengan raut kesal dan langkah yang malas-malasan, Rasi berjalan ke kamarnya, memilih asal pakaian untuk ia kenakan ke acara pemakaman bundanya hari ini.
Bunda ya.. sejak dulu Rasi tidak pernah menganggapnya seperti itu. Ia membenci segala hal yang berhubungan dengan wanita itu. Menurutnya, ia sangat tak pantas dipanggil bunda. Ibu mana yang tega meninggalkan anaknya sejak umur dua tahun dan hanya membawa sang adik ikut bersamanya, padahal Rasi sendiri masih sangat membutuhkan sosok ibu di umurnya saat itu.
