12. Don't Mess With Me

1.5K 223 45
                                    

Halo

Vote + Comment

Enjoy!

.

.

.

Bintang keluar lebih dulu dari restoran setelah makan malam bertiga bersama ayah dan Rasi.

Sang kakak menyusul di belakangnya dengan memegang kunci mobil, sedangkan ayah masih di kasir untuk membayar tagihan makanan mereka.

Bintang mengerjap pelan, kepalanya sedikit pusing sejak awal tiba di restoran. Entahlah, ia merasa lebih cepat lelah dari biasanya.

Tubuhnya yang lemas terhuyung ke belakang hingga menabrak Rasi yang untungnya sigap menahan punggung Bintang.

Bintang meremas dadanya yang tiba-tiba nyeri hingga mendapat tatapan khawatir dari sang kakak.

"Kenapa lo? Sakit?"

"Enggak kak"

"Jangan bohong, Bin."

"Beneran, tadi itu cuma ada serangga yang lompat ke dada Abin."

"Mana?"

"Eum.. udah hilang, nih udah Abin kibas-kibas bajunya jadi terbang gatau kemana," jawab Bintang dengan wajah polosnya seraya mengibas baju di bagian dadanya, berusaha memasang ekspresi se-normal mungkin walau nyeri di dadanya masih terasa. Ia tak ingin membuat Rasi curiga.

"Terus kenapa tadi tiba-tiba mau jatuh ke belakang? Pusing ya lo? Jujur aja kalo sakit," Rasi masih bertanya menyelidik, ia tak percaya dengan jawaban adiknya.

"E-enggak!" Sahut Bintang cepat dengan nada yang naik tanpa sengaja, membuat Rasi mengernyit bingung.

Bintang panik, ia buru-buru menjelaskan agar Rasi tak salah paham. "Eh maksudnya.. tadi hampir jatuh soalnya Abin kaget."

"Kenapa masih disini? Katanya mau ke mobil duluan?" Pertanyaan dari sang ayah mengalihkan atensi kedua adik kakak itu.

Rasi menyerahkan kunci mobil pada sang ayah, sembari menjelaskan apa yang baru saja mereka alami. "Ini yah, Bintang aneh banget tiba-tiba jatu—"

"Enggak ayah, tadi itu ada serangga makanya Abin kaget terus hampir jatuh, untung di belakang ada kak Rasi, jadi punggung aku ditahan kakak," potongnya lalu tersenyum canggung.

Sang ayah menggeleng pelam, "lain kali hati-hati ya Abin, kalo gak ada kakak kamu bisa jatuh ke belakang, bahaya kalau kena tulang ekor."

"Iya ayah."

"Yaudah ayo pulang."

Bintang mengangguk cepat, menyusul langkah ayahnya yang lebih dulu berjalan kearah mobil.

Sedangkan Rasi yang tak mendapatkan kesempatan untuk menjelaskan kepada ayah menghela napasnya kesal. Ia menyusul Bintang dan berjalan di sebelah sang adik.

Kepalanya sedikit menunduk hingga bibirnya sejajar dengan telinga Bintang. "Gue tau lo nyembunyiin sesuatu. Jangan sok-sok an bisa ngatasin masalah sendiri, Bintang," bisik pemuda itu membuat Bintang menghentikan langkahnya guna menatap kearah sang kakak.

Rasi Bintang || Jaemin - RenjunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang