Halo
Vote+ Comment
Enjoy!
.
.
.
Dentuman suara musik yang memekakkan telinga memenuhi indera pendengaran Rasi. Dengan wajah kusut, pemuda itu menyesap minuman beralkohol yang disajikan oleh bartender kepadanya beberapa saat yang lalu.
Gelas yang isinya sisa setengah itu ia letakkan keatas meja dengan kasar, menimbulkan suara yang cukup nyaring walau masih kalah besar dengan suara musik yang dimainkan oleh dj.
Disebuah bar besar di tengah kota, Rasi duduk seorang diri, kepalanya menunduk dengan kedua tangan menopang dahi, jarinya meremat rambut kuat-kuat, sebagai pelampiasan dari perasaannya yang begitu kacau.
Rasi kacau, penampilannya, pikirannya, semuanya kacau.
Dan Bintang adalah penyebab dari kekacauan suasana hatinya.
Pemuda kecil yang lebih muda dua tahun darinya itu benar-benar menjauh. Ia sebisa mungkin menghindar dari Rasi, kecuali jika memang ada hal penting yang harus mereka bicarakan.
Rasi merasa aneh pada dirinya sendiri. Pada awalnya, ia yakin perasaan kacaunya ini seratus persen didasari oleh rasa bersalah karena sudah berkata terlalu kasar pada Bintang. Ditambah lagi Bintang yang belum membalas permintaan maafnya kala itu, membuat dirinya semakin tak tenang dihantui rasa bersalah.
Tapi.. seiring waktu berjalan, Rasi mulai ragu jika perasaannya ini hanya disebabkan oleh rasa bersalah yang belum tuntas. Ia sadar betul ada rasa lain yang timbul di dalam hatinya.
Rasa itu, baru kali ini Rasi benar-benar merasakannya. Ia tidak suka, rasa itu seakan terus merengut ketenangannya dari hari ke hari, membuat Rasi tak pernah bisa tidur dengan nyenyak.
Rasi tidak tau, kalau menjauhnya Bintang bisa membuatnya merasakan perasaan kehilangan yang begitu mengganggu hati dan pikirannya. Ia tidak pernah merasa sekehilangan ini sebelumnya, Bintang lah orang pertama yang membawa perasaan itu padanya.
Rasi tak ingin munafik lagi seperti hari-hari sebelumnya. Kali ini, ia tak akan menyangkal bahwa dirinya merasa kehilangan akan hadirnya Bintang. Rasi amat membenci perasaannya ini, sangat menyiksa, tapi ia tidak bisa berbuat apapun untuk menghilangkan perasaan yang begitu menyesakkan dadanya.
Rasi merindukan Bintang, sang kakak merindukan celotehan adiknya. Celotehan yang dulu selalu membuatnya merasa terganggu dan kesal setengah mati hingga berharap Bintang tak pernah hadir mengusik dan hidupnya, kini berubah menjadi satu hal yang Rasi rindukan. Sangat ia rindukan.
Rasi ingin berkata jujur pada Bintang, ia ingin adiknya kembali dan bersikap seperti semula. Tapi Rasi terlalu gengsi untuk mengatakan hal itu. Ia tidak mau merendahkan dirinya dengan memohon pada Bintang, apalagi dirinya kemarin baru saja mengatakan hal-hal yang tak pantas pada Bintang, yang pastinya membuat anak itu sakit hati bukan main. Rasanya sangat tak tau malu jika Rasi meminta Bintang untuk tetap bersikap baik dan ceria padanya disaat dirinya sudah berkata kurang ajar.
Jarum jam yang terus berputar hingga kini bertengger di angka 11 tak membuat Rasi berniat untuk pulang. Ia masih asik menikmati suasana bar yang sangat ribut, berusaha melupakan sejenak masalah yang tengah ia hadapi.
.
.
"Rasi.. Rasi.. kalau video lo lagi minum akohol ini kesebar di seluruh sekolah.. Reputasi lo di mata guru pasti bakal makin hancur."
KAMU SEDANG MEMBACA
Rasi Bintang || Jaemin - Renjun
FanfictionTerpisah belasan tahun membuat Rasi tidak bisa menerima kedatangan Bintang begitu saja kedalam hidupnya. Rasi membenci Bintang karena sebuah alasan, meski ia tau itu bukanlah kesalahan adiknya. -Na Jaemin and Huang Renjun brothership local story-