Halo
Vote + Comment
Enjoy!
.
.
.
"Agenda hari ini akan kita habiskan dengan mendaki sampai ke puncak, makan siang disana, lalu kembali lagi ke tenda. Setelah sarapan, semua harus langsung bersiap baris sesuai dengan kelompoknya masing-masing. Jam setengah delapan kita mulai perjalanan."
"Baik pak!"
Setelah guru pembina memberitahu kegiatan yang akan mereka lakukan hari ini, seluruh siswa langsung berpencar kembali ke tenda masing-masing untuk mengambil peralatan makan.
Semuanya sarapan bersama dengan membuat satu lingkaran besar. Dan tak perlu waktu lama anak-anak sudah selesai dengan acara makan pagi mereka.
Tanpa perlu diperintah dua kali, para siswa langsung membentuk barisan sesuai kelompok, menunggu guru mereka mengawali perjalanan keatas puncak.
Bintang sendiri sudah tidak sabar untuk mendaki keatas. Membayangkan pemandangan luas yang bisa ia lihat dari atas sana pastilah sangat menyenangkan.
Bintang bahkan sudah mengantisipasi agar tidak kedinginan saat di puncak nanti dengan memakai jaket super tebal yang ia bawa dari rumah. Karena di tempat mereka berkemah sekarang saja Bintang merasa udaranya sudah sangat dingin, apalagi saat mereka tiba di puncak nanti, pasti lebih dingin lagi.
Puluhan anak yang mengikuti acara camping mulai menyusuri jalan yang cukup terjal dan licin, dipandu oleh dua orang guru yang menunjukkan arah jalan menuju puncak.
Karena jalanan yang tidak rata, mereka harus ekstra hati-hati agar tidak terjatuh. Ditambah lagi ada banyak ranting pohon yang menjuntai di sepanjang jalan yang bisa saja melukai mereka jika lalai.
Perjalanan yang di tempuh selama berjam-jam tidak ada rasanya saat mereka disambut pemandangan luar biasa indah dari atas puncak. Seakan lelah dan penat yang memberatkan langkah mereka hilang begitu saja digantikan perasaan senang dan kagum.
Bintang tak henti-hentinya tersenyum, memejamkan matanya sembari menikmati dinginnya udara puncak yang masih bisa ia rasakan walau tubuhnya sudah tenggelam di dalam jaket biru muda miliknya.
Mulut kecilnya terus saja bergumam kagum, melihat pemandangan yang baru pertama kali ia lihat membuatnya tak lagi berkutik dari tempat. Bahkan saat teman-temannya secara satu persatu sudah berkumpul untuk makan siang, Bintang masih asik berdiri sambil mengamati pemandangan indah nan menyegarkan yang tersaji di depannya.
Kalau saja matanya bisa mengabadikan foto, pastilah Bintang sudah mengambil ratusan foto untuk ia kenang.
"Bintang! Ayo makan dulu!" Panggil Cello, teman satu kelompoknya membuat Bintang mendekat kearah kumpulan siswa dan ikut bergabung disana.
"Habis ini kamu mau ngapain Cello?" Bintang bertanya disela kegiatan makan siangnya.
"Gue ngantuk, mau tidur aja sekalian istirahat, biar gak capek pas turun ke tempat camp nanti."
"Kamu yakin mau tidur? Gak mau nikmatin pemandangan disini? Bagus banget loh."
Cello menggeleng sebagai jawaban, "enakan tidur Bin."
KAMU SEDANG MEMBACA
Rasi Bintang || Jaemin - Renjun
أدب الهواةTerpisah belasan tahun membuat Rasi tidak bisa menerima kedatangan Bintang begitu saja kedalam hidupnya. Rasi membenci Bintang karena sebuah alasan, meski ia tau itu bukanlah kesalahan adiknya. -Na Jaemin and Huang Renjun brothership local story-