"Mungkin, mungkin dia juga ingin bersama mu. Tapi dia juga tidak bisa berbuat apa-apa karena hubungan kami. Kami sudah terikat, dan walaupun dia tidak mencintai ku dia tidak bisa meninggalkan ku, pada akhirnya kami akan tetap bersama.."
"Walau bagaimanapun juga Jimin tidak akan meninggalkan ku demi kau hyung. Jika kau tidak percaya ucapan ku kau bisa buktikan sendiri."
"Karena pada akhirnya aku yg akan menikah dengan Jimin!"
"Dan berhentilah berteriak, kau hanya terlihat makin menyedihkan." Taehyung meludah ke lantai, membuang darah yg bersarang dalam rongga mulutnya. Taehyung bisa saja melakukan itu pada wajah Yoongi tapi dia tidaklah segila kakaknya.
Yoongi tersenyum, tapi ekspresi wajahnya berbanding terbalik dengan senyuman itu, matanya berkilat garang, alisnya menukik turun dengan kerutan tebal. Sudah lama sekali sejak Yoongi merasa semarah ini. Di tantang bukan kesukaannya terlebih oleh orang yg dia anggap jauh lebih rendah ketimbang dirinya.
Yoongi mencengkeram kerah kemeja Taehyung makin kuat, dia tarik paksa tubuh Taehyung yg terlentang lemah di lantai hingga terangkat.
Bisa jelas Yoongi lihat walau sekarang mengambil nafas saja Taehyung susah payah tapi di matanya membara api kepercayaan diri yg begitu besar.
Apa yg membuat Taehyung begitu yakin jika Jimin tidak akan meninggalkannya.
Jujur saja Yoongi merasa gamang melihat sikap optimis Taehyung terlebih sudah dia buktikan sendiri kemarin dengan segala kemewahan yg dia suguhkan pada Jimin masih saja nama tunangannya yg ada dalam kepala Jimin bukan namanya.
Terlebih waktu Jimin bermimpi buruk saat tidur bersamanya malah nama Taehyunglah yg Jimin nyanyikan dalam tangisnya. Yoongi bukan tidak tau, dia hanya pura-pura tidur waktu itu.
Namun dirinya adalah Min Yoongi, tak pernah ada hal yg gagal dia lakukan, tuan sempurna adalah nama tengahnnya. Karena mengayomi ribuan jiwa dalam perusahaannya saja dia mampu maka seharusnya membalikkan hati satu orang saja bukan masalah.
Sebab bagaimanapun caranya Park Jimin sudah Yoongi tetapkan sebagai pendampingnya apapun yg terjadi.
"Kau lupa siapa yg sedang kau tantang Kim?"
"Selagi aku berbaik hati lebih baik kau pergi, kembalilah menjadi baby sitter mainan kecil mu, atau kau malah akan kehilangan keduanya." Bisik Yoongi kemudian membanting tubuh Taehyung tanpa ampun, otomatis membuat adiknya meringis saat punggungnya menghantam kerasnya lantai klub malam.
Setelahnya Yoongi hanya melangkahi tubuh Taehyung tanpa hati, seperti sedang melangkahi seonggok bangkai tikus.
"Jimin! Buka pintunya. Jimin ini aku, Yoongi!"
"Jimin buka pintunya.."
Yoongi memukuli daun pintu kamar apartemen Jimin sudah hampir tiga puluh menit.
KAMU SEDANG MEMBACA
❞𝐂𝐇𝐄𝐀𝐓𝐄𝐑❞ END ✓
Fiksi Penggemar📢 Tulis cerita itu susah loh... Jadi jangan males buat Vote yahh.. Terimakasih.. (~ ̄³ ̄)~ (ノ◕ヮ◕)ノ*.✧(ノ◕ヮ◕)ノ*.✧(ノ◕ヮ◕)ノ*.✧ Perlahan mata sayu Jimin terbuka, pemandangan pertama yg dilihatnya adalah belahan bibir tipis basah...