O2. Satu hari pertama

94 31 9
                                    

Hikaru masih saja mencibir sambil menduduki tempat duduknya, ia merasa sudah sangat sial dengan satu kelas dengan si tiang berjalan. Dan kini ditambah dengan satu meja dengan Haruto membuat Hikaru ingin menghilang saja rasanya.

Jangan kira dia diam saja menerima kenyataan, nyatanya Hikaru sudah komplain sebelumnya pada wali kelasnya, dan menawarkan diri kepada siapapun yang bersedia bertukar tempat duduk di sebelah Haruto, tapi semua murid tak ada satupun yang mau diajak bertukar kursi, begitupun juga dengan Hiyyih dan Dayeon.

"Rasain! Makanya kalo sampe ke sekolah tuh ya ke kelas, nempatin bangku bukan malah mejeng di depan gerbang! Kan jadinya malah sebangku sama Haruto," ucap Hiyyih yang asik tertawa karna melihat muka cemberut Hikaru yang duduk di sebelah mejanya.

Berbeda dengan Hikaru yang dilanda amarah, Haruto malah senyam-senyum gak jelas dengan tangannya yang memaikan ujung rambut Hikaru yang terus saja membelakanginya.

"Lo ngapain nengok ke kanan mulu sih, di sebelah kiri padahal ada cowo ganteng loh," ucap Haruto yang sama sekali tak Hikaru gubris.

Tak mendapat respon, kini Haruto menarik rambut orang yang sedari tadi ia mainnya membuat sang pemilik rambut meringis dan membalikkan wajahnya dengan kesal.

"Mau lo apa sih? Gak usah tarik-tarik rambut gue," ucap Hikaru malas.

"Ya abis lu liatnya ke kanan mulu, gue dianggurin," ucap Haruto dengan wajah sedih yang dibuat-buat.

"Berisik ah."

Hikaru menelusupkan kepala ke lipatan tangannya di meja, ia agak mengantuk sekaligus malas meladeni laki-laki yang duduk di sebelah kirinya itu.

"Lah malah tidur, heh sandaran tangan?!"

Tangan Haruto terus-terusan menggoyangkan badan mungil perempuan di sebelahnya. Namun nihil perempuan itu tak sekalipun menggubrisnya.

Entah sudah berapa lama Hikaru tertidur, kini netra matanya mulai terbuka menyesuaikan cahaya yang masuk. Tangannya mengucek pelan matanya melihat kelas yang kini terasa lebih kosong dari sebelumnya.

Hikaru menengok ke samping kirinya, laki-laki jangkung itu sudah tidak ada di tempat duduknya. Merasa tak perduli kini tatapannya beralih ke depan kelas dengan 5 murid kelas yang asik selonjoran sambil melihat satu ponsel dan sedetik kemudian tertawa bersamaan.

"Liat ap---" Hikaru mencoba mengampiri 5 orang siswa itu sambil menajamkan penglihatannya.

Di ponsel itu, ponsel yang dipegang oleh manusia yang paling menyebalkan seantero bumi menampakan video dirinya yang sedang tertidur di dalamnya. Melihat dengan jelas bahwa dia sedang mengigau dengan keras meneriakki kata 'pangeran' dengan air liur yang menetes yang langsung disedot lagi oleh dirinya.

Malu.

Malu.

Malu.

Tolong bawa Hikaru ke isekai.

"Nih orangnya, woy liat nih video lo kocak banget sumpah," ucap laki-laki bersurai hitam yang melihat Hikaru berdiri di sebelahnya.

"Eh sandara tangan, udah bangun nih ceritanya? Gimana? Udah ketemu sama pangerannya?" ledek Haruto.

Semua atensi melihat ke arah Hikaru, gadis dengan wajah merah menahan malu hanya terdiam sambil meremas ujung rok yang dia pakai.

Matanya kini mulai memanas dan tak sengaja mengeluarkan air yang kini malah mengucur deras.

"Huekkkkkkk hiks hiks hiks hiks hiks."

"Eh kok nangis," bisik laki-laki berambut pirang.

Hikaharu [Hikaru x Haruto] END✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang