17. Villa

42 11 10
                                    

Sejak 1 jam yang lalu mobil yang mengangkut diantaranya Hikaru, Hiyyih, Jungwon, Yedam, Doyoung dan Haruto harus beberapa kali berhenti karna Hikaru yang ternyata mabuk perjalanan.

"Pake minyak kayu putih ru, olesin di area perut aja," ucap Hiyyih yang sendari tadi duduk di sebelah perempuan mungil itu.

Tapi di sinilah masalahnya, Hikaru sebenarnya sangat membenci arom dari kayu putih dan bebauan yang lainnya.

"Gak mau, bauuuu."

"Biar enakan."

"Iya ru, mending pake dulu ntar perut lo enakan," timbrung Jungwon.

Dengan berat hati Hikaru harus mengoleskan minyak bau yang Hikaru benci itu ke perutnya, dengan sebelumnya menyuruh para lelaki untuk mengarah ke luar sebentar.

Haruto yang sendari tadi kebagian menyetir kini memberhentikan kembali mobilnya, ia turun dan membuka pintu belakang mobilnya.

"Apa? Lo mau marahin gue gara-gara menghambat perjalanan?" tanya Hikaru saat Haruto membuka pintu.

"Hiyyih lo pindah ke depan," ucap Haruto tanpa menghiraukan ucapan Hikaru.

"Lah gue nyetir gitu? Gue gak bisa anjir," balas Hiyyih.

Haruto berdecak kemudian menyuruh agar Doyoung pindah ke kursi pengemudi dan Hiyyih pindah ke kursi sebelahnya.

"Jangan bilang lo mau duduk di sini?" tanya Hikaru was-was.

"Gue capek, gantian sama Doyoung aja yang sekalian tau jalannya."

Jawaban Haruto memang aneh, padahal dirinya sudah hapal betul tentang arah villa Doyoung. Tinggal bilang khawatir tentang keadaan Hikaru saja susahnya minta ampun.

"Hoam, udah nyampe nih?" tanya Yedam yang sendari tadi tidur dikursi paling belakang bersama Jungwon yang asik memainkan game diponselnya.

"Udah nyampe ke rumah Nezuko-chan Dam," jawab Haruto sekenanya.

"Bohong banget!"

"Tidur lagi ah gue," lanjut Yedam kemudian memejamkan matanya.

Setelahnya Doyoung menjalankan kembali mobilnya, Hikaru yang mengantuk tertidur di sebelah Haruto. Lelaki itu mencari kesempatan dengan menyenderkan kepala perempuan disebelahnya ke pundaknya.

Doyoung yang melihat itu dari kaca mobil hanya tersenyum miring melihat temannya sendari tk itu kini sudah besar.

Hikaru merasakan pipinya ditepuk pelan, membuatnya matanya mengerjap mempersilahkan cahaya masuk ke indra penglihatannya.

"Udah nyampe ru," ucap Hiyyih yang kini ada disamping Hikaru.

Kemana perginya lelaki yang tadinya duduk disebelahnya? Menghilang?

"Yang lain udah pada turun, malah mobil pertama udah datang ke sini dari 20 menit yang lalu," lanjut Hiyyih.

"Lo turun duluan, gue ngumpulin nyawa dulu," balas Hikaru.

Hiyyih pun menganggukkan kepalanya dan segera turun dari mobil, Hikaru mulai merenggangkan tangannya sebelum akhirnya turun menyusul Hiyyih turun.

"Putri tidur akhirnya bangun, tanpa dicium pangeran," ucap Renjun menyambut kedatangan Hikaru.

"Mana ada putri yang tidurnya ileran sampe ke baju gue," timpal Haruto.

"Eh mana ada anjir gue ngiler gue aja tidur eh Hiyyih tidur gue gimana?" tanya Hikaru panik.

"Anu ru, lo ngigo sepanjang tidur. Untung gue tukeran tempat sama si Aru. Jadi si Aru yang kena pukul sama balesin kata-kata abstrud lo deh hehe," jawab Hiyyih jujur.

Hikaharu [Hikaru x Haruto] END✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang