Natch benar-benar sangat terpuruk.
Hari-harinya dirinya habiskan dengan mengurung diri di kamarnya, menatap kearah kebun teh.
Selalu menyendiri dan tanpa sadar meneteskan air matanya kala menatap bunga tulip yang sudah layu yang dirinya simpan hingga sekarang.
Bunga tulip yang mengering menyisakan kenangan hari itu.Hingga pada saat kejahatan ayahnya terungkap dan keluarga Ster jatuh.
Serta keputusan dirinya untuk bergabung dengan angkatan perang melawan tentara Jepang.Hari-harinya terus bertambah kelam.
Mungkin ini balasan untuk dirinya.
Balasan yang akan berhenti saat umurnya tak lama lagi.Dengan luka yang sama dengan apa yang Sekar dapatkan.
Luka tembak dengan suara tentara yang terus bertempur.Dan dia berharap, suatu saat nanti dirinya bisa bertemu dengannya lagi.
Memohon maafnya untuk kesekian kalinya.
🌷🌷🌷
Suara derap kaki menggema di sepanjang lorong.
Nathan berlari tunggang langgang menerobos tiap halangan di depannya. Tak peduli apa itu, termasuk ketika dirinya hampir menabrak segerombolan pelajar sekolah dasar yang sedang bergerombol.
"Maaf permisi"
Hingga sampailah di tempat tujuannya. Tempat dimana cewek itu berdiri.
Cewek yang masih sama seperti dahulu.Jika Sekar adalah nama pertamanya, kali ini tidak, cewek itu bernama Bunga Rahayu.
Cewek yang selalu dirinya rindukan.
Nathan menatap Bunga yang juga menatapnya dengan penuh arti. Namun berbeda dengan cewek itu, Bunga menatapnya dengan tatapan yang sulit untuk diartikan.
Nathan mengatur napasnya, sebelum dirinya melihat pada dinding museum. Sebuah papan besar yang beetuliskan catatan sejarah...
Tragedi Bunga Berdarah?!
Apakah Bunga mengetahui semuanya?
Apakah cewek itu juga mengetahui apa yang dirinya tahu?
Apakah cewek itu juga merasakan yang sama.
"Bunga, apa kamu--"
"Ayo pulang"
Ujar gadis itu seraya melengos pergi, melewati Nathan yang berdiri mematung.
Apakah tebakannya benar?
Bunga juga mengingatnya?
Cowok itu menatap punggung Bunga yang semakin menjauh dan hilang di balik jajaran benda yang dipamerkan.
Sepertinya mulai sekarang, segalanya akan semakin sulit.
🌷🌷🌷
"Bunga!", seru seorang cowok berperawakan tinggi dari kejauhan.
Cewek yang sedang mengembalikan buku ke perpustakaan itu menoleh, tapi sedetik kemudian dirinya mengacuhkan seruan itu.
Nathan yang merasa tak ada jawaban berlari mendekat dan memelankan langkahnya kala dirinya tepat di sebelah gadis itu.
Rasanya seperti mengulang waktu.
Saat dirinya masih beridentitas sebagai tuan muda bernama Natch van Ster yang berjalan beriringan dengan Sekar Rahayu saat itu.
Terlebih Bunga yang mengangkat setumpuk buku sebagai pengganti keranjang teh.Nathan senang mengingatnya.
"Kau sedang apa?", tanya cowok itu basa-basi, mencoba mencairkan suasana.
Namun tak ada reaksi apapun oleh Bunga. Cewek itu diam tak bersuara.Suasana menjadi canggung di sepanjang jalan menuju kelas.
Bahkan sesekali Nathan membalas sapaan dari teman-temannya yang lewat agar tak terlalu hening.
Mereka telah sampai di bangkunya masing-masing dan Bunga tetap tak bergeming.
Nathan harus apa sekarang?"Eee.... Bunga, kamu--"
"Bisakah kau diam, tuan muda? Kau menggangguku", jawab Bunga dingin.
Dan jawaban itu membuat Nathan terhenyak.
Tuan Muda?
Apakah....
"Se-sekar-- maksudku, Bunga? A-apa kamu--"
Sayangnya perkataan Nathan terpotong oleh guru yang memasuki kelas.
Dan kini, Nathan hanya diam memperhatikan penjelasan pembuka dari guru sambil sesekali melirik kearah cewek disampingnya.
Tanpa sadar, senyum simpul terukir.
"Apakah dirinya tau?"
Sebelum akhirnya senyuman itu memudar.
"Apakah dirinya akan memaafkan ku?"
🌷🌷🌷
~tbc~
Lebih pendek biar mudah di kelompokkan hehe...
See you~~
KAMU SEDANG MEMBACA
Tulip Dua Warna [END]
Ficción históricaNathan adalah seorang siswa pertukaran pelajar dari Belanda yang sedang mencari arti tentang mimpi yang dirinya alami selama ini. Mimpi yang sangat menyedihkan. Dan disaat yang sama, Bunga, seorang teman sebangku Nathan terlihat sangat familiar dim...