Langit hari ini tampak mendung. Seakan ikut merasakan perasaan seorang gadis yang sedari tadi berdiri di depan sebuah gedung. Angin yang berhembus cukup kencang menerpa wajahnya, menyentuh kulit layaknya sedang menenangkan hati yang sedari tadi bimbang.
Kepalanya menoleh ke kanan, menatap pada lalu lalang kendaraan. Ia melirik jam tangannya sebentar, sudah sekitar 15 menit ia menunggu kedatangan seseorang. Dering ponselnya hanya ia lihat sekilas kemudian ia masukan ke dalam tas.
Entah sudah ke berapa kali helaan napas ia keluarkan untuk menepis sesak di dada yang datang tanpa ia undang. Pikirannya melayang pada tahun-tahun lalu dimana profesinya masih menjadi seorang idol.
Ia tersenyum saat menemukan ingatan orang yang akan ia temui sesaat lagi. Ingatan itu sudah cukup lama, tapi tetap menghangatkan perasaannya.
Sebuah mobil berhenti tepat di hadapannya. Jendelanya terbuka dan memperlihatkan seorang gadis duduk di belakang kemudi.
"Maaf lama, macet banget ke arah sini," kata gadis itu memasang wajah bersalahnya.
"No problem," katanya tersenyum sembari masuk ke dalam mobil.
"Jadi, kita mau kemana?" tanya gadis di sampingnya.
"Kemana aja asal sama kamu," ucapnya menoleh dengan senyum lebar.
"Apaan sih, By. Nggak jelas, deh. Beneran ini kemana?" Gadis itu tampak sekali sedang menahan senyum mendengar ucapan gadis di samping yang selalu menggodanya.
"Kita ke ... jalan aja dulu, deh."
Gadis ber-chocochip itu mendengus sebal tapi kini tersenyum lebar. Mobil perlahan berjalan, membelah jalanan yang mulai basah oleh rintik hujan. Lagu BTS berjudul Love Is Not Over mengiringi perjalanan mereka.
"Ini lagu BTS, Shan?" tanya Beby menoleh ke samping.
Seketika Shania menoleh cepat saat mendengar namanya dipanggil oleh Beby. Tampak raut terkejut pada wajahnya. Ia terkejut pada panggilan Beby kepadanya. Tidak biasanya Beby memanggilnya dengan sebutan itu.
"Iya, itu judulnya Love Is Not Over. Sedih tau, By, liriknya," jawab Shania.
"Ceritain apa tuh?" kata Beby menbuka ponselnya untuk mencari arti lirik lagu itu.
"Intinya itu nyeritain seseorang yang pacarnya udah nggak cinta lagi sama dia. Kayak mereka tuh, udah jauh. Tapi orang ini berat gitu buat bilang putus ke pacarnya. Sedih, kan?"
Beby tidak menjawab, ia hanya mengangguk. Kini matanya sedang membaca makna dari lirik lagu itu. Tak hanya itu, ia pun membaca lirik terjemahan lagu itu yang begitu sama seperti keadaannya sekarang. Sangat kebetulan.
Lagi-lagi hening, tidak ada percakapan antara keduanya. Shania sibuk menyetir, sementara Beby sibuk menatap kaca jendela yang sudah dipenuhi oleh tetesan air hujan.
Kemacetan di depan sana membuat mobil berhenti cukup lama. Shania yang tampak tidak nyaman dengan keadaan mereka saat ini, mulai membuka percakapan.
"Kita makan, ya? Aku laper," katanya cemberut.
Senyum Beby kembali mengembang. "Ya udah, mau makan dimana?" tanya Beby.
"Pengen mekdi deh, By," balas Shania.
"Drive thru aja, ya? Males turun gini kalo lagi ujan."
Shania mengangguk dengan semangat. Ketika kemacetan di depan sana mulai lenggang, ia kembali menginjak gas dan mencari McDonald's terdekat.
Mobil berhenti dan Shania mulai memesan makanannya. Wajahnya tampak begitu sumringah ketika menyebutkan pesanan.
"Kamu mau es krim, nggak?" tanya Shania menoleh pada Beby.
KAMU SEDANG MEMBACA
Short Story
RandomSekumpulan imajinasi yang terlintas di dalam otakku, dan aku rangkai dalam sebuah kata demi kata yang membentuk cerita. Hanya ingin menghibur, bukan mengajak untuk melakukan hal yang sama dengan semua ceritaku. Semoga menghibur dan selamat masuk ke...