Janjian (ChiMi)

722 115 34
                                    

"Aku tunggu di luar fx."

Begitulah tulisan yang tertera pada ponsel Mira. Pesan dari Chika itu membuatnya merasa kesal. Ia heran, kenapa tidak masuk saja? Kalau pun berpapasan dengan fans, mereka bisa saja tersenyum lalu pergi, pikirnya.

Tanpa membalas pesan itu, ia segera pergi meninggalkan teater. Sepanjang ia keluar dari teater, ia menyapa beberapa staf dan berpamitan. Sesekali member yang berpapasan dengannya menahan dirinya untuk mengobrol sebentar. Tak lupa juga godaan-godaan kecil dari mereka karena tahu kemana ia akan pergi. Seperti saat ini, ia harus menghadapi Ashel yang terus menggodanya.

"Cieee yang mau ketemu Kak Chika," goda Ashel tertawa kecil.

"Hih kata siapa?" balas Mira berusaha biasa saja walau sebenarnya dalam hati ia deg-degan. Ia pun tidak tahu alasan dari deg-degannya itu.

"Soalnya wangi banget kayak abis pake parfum." Kesalahannya memang, sebelum keluar tadi, ia pergi ke toilet terlebih dahulu untuk menyemprotkan sedikit parfum karena takut wanginya sudah hilang.

"Nggak! Idung kamu aja yang salah. Udah ah, aku pergi dulu, ya?" elak Mira dengan terburu-buru.

"Cieee yang ketauan mau ketemu Kak Chika, salting banget mukanya." Ashel masih terus menggoda Mira yang pipinya sudah terasa panas.

"Kak Mira mau ketemu Kak Chika?" Mira sedikit terperanjat ketika tiba-tiba Christy muncul entah darimana. Ia menghela napas pasrah lalu mengangguk kecil. Entah kenapa ia tidak tega membohongi Christy. "Kak Chika parah banget, disuruh ke sini buat liat aku perform malah nolak, ternyata mau jalan-jalan toh," ujar Christy menatap datar Mira.

"Maaf, ya? Entar aku omelin dia. Aku pergi dulu, ya? Kasian dia nunggu depan fx," pamit Mira segera.

"Kak Chika, Kak Chika, nunggu kok depan fx. Mau jadi satpam fx apa gimana, sih." Begitulah kalimat yang Mira dengar dari Christy sebelum ia benar-benar keluar dari teater. Ia sendiri juga heran dengan Chika, kenapa harus menunggu di luar padahal di dalam lebih nyaman.

Ia berjalan cepat ke arah lift yang ada di dekat pintu samping teater. Mumpung sepi, batinnya. Ia hanya takut jika ada fans yang melihatnya dan meminta foto. Bukan bermaksud tidak sopan atau sombong, hanya saja ia kasihan pada Chika yang harus menunggu lebih lama lagi jika ia harus bertemu fans di dalam mall.

Dan benar saja, baru saja keluar dari lift, ia sudah disapa dan diminta untuk berfoto. Mau tak mau ia pun meladeni fans tersebut. Dengan senyum lebar, ia berpose di samping pemuda yang tingginya jauh di atasnya. Dalam hati ia sudah berulang kali meminta maaf pada Chika yang sedari tadi membuat ponselnya terus bergetar.

Usai menyelesaikan sesi two-shoot dadakan itu, ia segera berlari ke luar. Ia mencari-cari Chika di depan lobby tapi tak ia temukan gadis jangkung itu. Dengan cepat ia meraih ponselnya dan menghubungi Chika.

"Dimana, sih?" tanya Mira kesal.

"Di luar, Mir," jawab Chika dari seberang telepon.

"Ini gue udah di luar, di lobby. Pake baju apa, sih? Lepas masker! Nggak keliatan mukanya."

"Di luarnya lagi."

"HAH?"

"Iya, gue nunggu di taksi online, di depan fx."

Mendengar itu Mira hanya bisa menghela napas panjang untuk meredakan emosinya yang mendadak naik. Tanpa menjawab, ia segera mematikan panggilan telepon itu lalu berjalan ke luar. Dari tempatnya berdiri, ia bisa melihat sebuah mobil silver terparkir di seberang jalan.

"Kalo bukan pacar, udah gue gorok lu, Yessica!" gerutunya sambil berjalan ke arah mobil itu.

Dari balik jendela mobil tampak Chika melambaikan tangan ke arah Mira. Gadis itu mengenakan topi putih dan masker hitam. Ketika Mira masuk ke dalam mobil, wajahnya sudah sangat kesal.

Short StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang