Siang ini langit tampak begitu cerah dengan sedikit awan yang menghiasi. Matahari masih sama seperti hari-hari sebelumnya, sangat terik. Gadis jangkung yang rambutnya terurai baru saja keluar dari dalam mobil tepat di depan sebuah mall.
Usai berpamitan pada sang kakak, ia berjalan menuju pintu depan mall tersebut. Tangannya merogoh tas yang ia bawa, mengeluarkan ponselnya lalu segera menghubungi seseorang yang keberadaannya saat ini entah dimana dan sedang apa.
Beberapa saat nada panggil terdengar, tak butuh waktu lama nada panggil itu berubah menjadi suara seorang gadis. "Hallo! Lo dimana?" tanyanya cepat.
"Gue di lantai 3, buruan ke sini."
"Oke, gue ke sana sekarang. Tunggu di deket eskalator biar gampang."
"Ya."
Panggilan terputus, ia segera masuk ke dalam mall dan menaiki eskalator yang ada di dekat sana. Saat sudah di lantai 3, ia menoleh kiri-kanan, mencari gadis yang tadi ia hubungi.
"Mana sih," gumamnya pelan.
Ia kembali menghubungi gadis itu, tapi tak diangkat. Ia mencoba mengiriminya pesan, tapi tetap tidak ada jawaban.
Matanya mengitari ke sekelilingnya, mencoba menebak yang mana orang, yang ia cari sedari tadi. Karena semua orang yang ada di dekatnya menggunakan masker. Jadi, ia tidak bisa menebak.
"DOR!"
Ia terkejut, tapi untungnya tidak sampai berteriak. "Ngagetin aja, sih! Darimana lo?" ucapnya menatap gadis itu.
"Masa dari tadi nggak sadar gue ada di situ?" Gadis itu menunjuk ke salah satu sudut dimana tadi ia berdiri.
"Oh, itu lo? Gue nggak tau," ujar gadis jangkung itu tertawa kecil.
"Ih, Chika parah banget! Masa muka pacar sendiri nggak tau," gumam gadis yang lebih pendek.
"Maaf, Mir, mata gue minus. Udah ah, jangan ngambek dulu. Kita makan dulu, ya? Belum makan, kan?" tanya Chika berusaha membuat mood Mira tetap baik agar acara jalan-jalan hari ini berjalan lancar.
Mira mengangguk lalu mencubit pelan tangan Chika. "Alesannya mata minus, gue aja bisa ngenalin lo meski pake masker," gerutu Mira.
"Iya-iya, maafin gue. Udah yuk cari makan!"
Sembari menggandeng tangan Mira, Chika menoleh kiri-kanan, membaca setiap restoran yang mereka lewati. Sesekali ia berhenti di depan sebuah restoran dan menanyakan pada Mira apakah gadis itu mau makan di sana.
"Mending cari makan makanan Indonesia, bosen deh makan makanan Japanese food atau Korean food gitu," ucap Mira saat mereka berhenti di sebuah restoran Jepang.
"Ya udah, kita cari lagi, ya?" Mira yang kini menggandeng lengan Chika hanya mengangguk.
Setelah sekitar 10 menit berputar-putar mengelilingi mall hanya untuk mencari makanan yang Mira inginkan, mereka justru memutuskan makan di salah satu restoran cepat saji. Kini Chika sedang menunggu pesanannya sementara Mira mencari tempat duduk.
Ketika ia sampai di mejanya, ia melihat Mira sedang sibuk mencari sesuatu di dalam tasnya. "Nyari apa di tas gue?" tanya Chika duduk di kursi depan Mira.
"Hand sanitizer," jawab Mira mengeluarkan sebotol hand sanitizer dari dalam tas milik Chika. "Gue nggak bawa dan gue tau lo selalu bawa," lanjutnya.
"Ada air, Mir. Cuci tangan pake air sana."
"Nggak mau, ah. Pake hand sanitizer lebih cepet."
"Mira ..."
Mendengar nada bicara Chika yang sedikit lebih rendah, dengan cemberut Mira berucap, "Temenin."
KAMU SEDANG MEMBACA
Short Story
RandomSekumpulan imajinasi yang terlintas di dalam otakku, dan aku rangkai dalam sebuah kata demi kata yang membentuk cerita. Hanya ingin menghibur, bukan mengajak untuk melakukan hal yang sama dengan semua ceritaku. Semoga menghibur dan selamat masuk ke...