Jam menunjukan pukul 3 pagi dan para member JKT48 sudah berada di Bandara Soekarno-Hatta untuk pergi menuju Bali. Liburan di tengah pekerjaan yang sangat padat membuat mereka tampak begitu senang saat sampai di bandara.
Di antara para member yang senang karena liburan, ada seorang gadis yang wajahnya cukup murung. Sedari ia datang, ia hanya tertawa sesekali, tidak seperti biasanya.
Matanya melirik ke salah satu gadis yang mengenakan baju berwarna orange dengan sweater hitam serta celana panjang putih. Olla yang ada di sampingnya tiba-tiba mencubit.
"Samperin," bisik Olla kepadanya.
"Takut, mukanya cuek gitu."
"Astaga, Niel, gapapa udah tinggal samperin aja. Tawarin ciki, nih." Olla memberikan sebungkus ciki yang tadi dimakan oleh dirinya dan Lulu.
"Nggak ah, entar gue digebuk," kata Oniel mengembalikan ciki itu ke pangkuan Olla.
Saat akan mengambil boarding pass dari salah satu staff, langkah Oniel terhenti karena gadis yang sedari tadi ia lirik berada di depannya. Namun, itu hanya sebentar, karena gadis itu tiba-tiba menggeser tubuhnya, membiarkan Oniel melangkah ke depan. Alhasil Oniel pun melangkah ke depan dan menunggu namanya dipanggil.
Selama perjalanan, Oniel yang duduk bersama Olla dan Ashel hanya bisa diam. Meski begitu sesekali ia melihat ke arah kursi yang tak jauh darinya.
"Gue bilang apa, samperin aja Ci Arielnya, lama banget lo."
Oniel menoleh sebentar dan kembali menatap gadis yang masih mengenakan sweater hitam di depan sana. Ingin rasanya mendatangi gadis itu dan mengajaknya mengobrol, tapi apa daya, hubungannya yang kini dalam status break membuatnya jadi bingung harus melakukan apa kalau mereka bertemu.
Hampir 2 jam di dalam pesawat, akhirnya mereka pun mendarat di bandara Internasional Gusti Ngurah Rai, Bali. Satu persatu member turun dari pesawat dan segera pergi menuju tempat pengambilan bagasi.
"La, ini koper lo ..." Oniel mendadak diam saat menoleh ke kanan. Bukannya ia mendapati Olla di sana tapi justru Ariel. "M-mau aku ambilin kopernya?" tanya Oniel sedikit gagu.
Ariel tidak menjawab, gadis itu hanya mengangguk. Bahkan menoleh saja tidak.
Ketika koper berwarna biru keunguan milik Ariel mulai terlihat, gadis di samping Oniel itu menarik-narik jaketnya pelan. Dengan sigap Oniel mengangkat koper itu dan memberikannya pada Ariel.
"Awas kesandung," gumam Oniel memegangi lengan Ariel karena gadis itu sedikit tersandung kopernya.
"Belum diajak ngomong?" Oniel menoleh, ternyata Olla. Ia menggeleng menjawabnya. "Ya udah, entar paling diajak ngobrol. Santai, semua bakalan baik-baik aja," kata Olla menepuk bahu Oniel.
*****
Bus yang mereka tumpangi berhenti di Pantai Melasti Ungasan. Cuaca yang cukup terik membuat semua orang bisa menikmati keindahan pantai itu. Oniel segera mengambil kamera dari staff dan mulai merekam. Meski ia sibuk dengan kameranya, matanya terus melirik pada Ariel yang kini sibuk mengambil gambar.
Asyik merekam, tiba-tiba tangannya ditarik seseorang. Lulu ternyata. Gadis itu menunjuk Ariel dengan dagunya, Oniel menoleh memandangi Ariel yang kini tampak haus.
"Tolong pegangin kameranya," kata Oniel cepat. Setelah itu ia berlari pergi untuk membeli minum di dekat sana.
Oniel berjalan cepat ke arah Ariel yang masih belum terlihat memegang minuman apa pun. Ia sedikit berlari agar cepat sampai. Napasnya yang ngos-ngosan dan panas matahari tak ia hiraukan, yang ia pikirkan kini hanya Ariel bisa minum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Short Story
NezařaditelnéSekumpulan imajinasi yang terlintas di dalam otakku, dan aku rangkai dalam sebuah kata demi kata yang membentuk cerita. Hanya ingin menghibur, bukan mengajak untuk melakukan hal yang sama dengan semua ceritaku. Semoga menghibur dan selamat masuk ke...