🕊️ 9. Nadir

715 139 47
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم

📝 Author Note

1. Selalu jadikan Al-Qur'an bacaan utama.

2. Jan lupa baca basmalah terlebih dahulu, lalu klik 🌟 di pojok kiri bawah.

3. Silakan share quote atau adegan favorit dalam cerita ini dan mention Ig @rifkarizki12

4. Semoga bermanfaat. Happy Reading 🥰

,
,
,
,
,
,
,

Melupakanmu adalah hal yang sulit, tapi mengingatmu adalah hal yang sakit.

-Hiraeth Kalopsia-
By : Rifkarizki12

🕊️✨✨🕊️

"Nih, es krim buat lo. Sesuai janji gue kemarin lusa." Ananta menyodorkan satu bungkus es krim strawberry yang baru ia beli di warung.

Gadis berkulit putih dengan rambut tergerainya sebahu itu tersenyum simpul sebelum menerima es krim pemberian Ananta.

Ananta masih mengamati gadis di depannya. Berbeda dengan anak seusia mereka, yang akan langsung heboh ketika melihat wajah blesteran ala bule yang dimiliki Ananta, dan langsung sksd, alias sok kenal sok dekat, kenapa dari pertemuan pertama mereka gadis ini seolah tidak tertarik dengannya? Atau sekedar "bangga" bisa kenalan dengan anak bule.

"Ekhem," dehem Alkana yang membuat Ananta malu karena ketahuan masih memperhatikannya.

"Eh, sorry. I-i-ituu, gue heran sama lho."

"Ck, heran kenapa?" sahut gadis itu dengan suara nyaringnya.

"Ah, nggak papa. Btw thanks ya, karena lo kemarin gue jadi aman dari kejaran anak buah Dady gue sendiri." Ananta mencoba memancing topik pembicaraan. Kali aja, gadis di depannya ini akan mulai terbuka dengannya.

"Oh itu, oke."

Oke? Hanya kata itu yang keluar dari bibir ranumnya. Ananta masih diam dan memperhatikan gadis itu yang tengah asyik memakan es krim yang dibelikannya. Bingung mau memulai pertemanan dari mana.

"Cuma oke? Btw, lho mau nggak jadi temen gue?"

Alkana menoleh ke arah Ananta, masih asyik dengan es krim di tangan kanannya. Gadis itu tidak langsung menjawab, melainkan seolah tengah berpikir serius.

"Kenapa emang?"

Ananta kembali kikuk. Ia bingung harus menjawab apa pertanyaan sederhana yang dilontarkan gadis di depannya itu. "Nggak papa sih, ya sebagai rasa terimakasih gue aja karena lho udah nolong gue kemarin. Gue ngrasa, utang budi sama lho. Kalau lho nggak nolong gue, mungkin orang-orang suruhan Dady bisa habisin gue gitu aja."

Alkana kecil hanya mengangguk-ngangguk dengan polosnya. Masih asyik menjilati es krim strawberry kesukaannya.

"Oke," sambungnya lagi dengan wajah semangat. "mulai sekarang kita temenan." Alkana mengulurkan tangan kanannya ke arah Ananta yang langsung disambut baik olehnya. "Tapii, ada syaratnya."

Ananta kecil bingung dengan perkataan gadis di depannya. Mau jadi teman aja, kenapa pakai syarat-syarat segala sih?

"Apa?"

"Ananta harus menerima Alkana, apa adanya."

Ananta terkikik geli dengan persyaratan yang diajukan gadis itu. Berbeda dengan raut wajah Alkana yang berubah murung seketika.

Hiraeth KalopsiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang