بسم الله الرحمن الرحيم
📝 Author Note
1. Selalu jadikan Al-Qur'an bacaan utama.
2. Jan lupa baca basmalah terlebih dahulu, lalu klik 🌟 di pojok kiri bawah.
3. Silakan share quote atau adegan favorit dalam cerita ini dan mention Ig @rifkarizki12
4. Semoga bermanfaat. Happy Reading 🥰
,
,
,
,
,
,
,Melepasmu aku tak bisa, namun saat bersamamu aku kembali tersiksa. Lantas, aku harus bagaimana?
-Hiraeth Kalopsia-
🕊️✨✨🕊️
"I'm really miss you, Alkananya Ananta."
Suara berat yang bertahun-tahun ini sangat kurindukan dan kunantikan akan kembali mendeklarasikan cintanya untukku, namun mengapa justru Alkana yang pertama kali disebutnya?
Aku masih diam tak bergeming. Mencoba menahan deru napas dan debaran aneh yang Kembali menyeruak di dalam hatiku. Sebisa mungkin, aku mengontrol emosiku sendiri agar rasa trauma dan sakitku tidak tantrum dan kuluapkan begitu saja di dalam ruang perawatan Mas Bagas.
Manik mataku masih menatap lekat netra kebiruan khas miliknya. Manik mata yang sama dengan yang dimiliki Alana, putriku dengannya. Manik yang masih sama dengan dua tahun lalu.
Tatapannya, lirikannya, semuanya masih sama persis seperti dua tahun lalu tatkala untuk pertama kalinya ia mendeklrasikan untuk mencintaiku dan menerima pernikahan ini dengan hati, bukan hanya perihal pembalasan dendam saja.
"Aku juga. Sangat merindukanmu Ananta," lirihku dengan seulas senyum yang terasa berat karena saat ini dia mengenaliku sebagai Alkana, bukan Alkena.
Kulihat jemarinya mencoba meraih genggaman tangan kananku. Didekapnya lengan sebelah kananku, diciumnya sangat dalam seolah ia mengeluarkan semua kerinduannya selama ini denganku.
Tess
Cairan bening itu berhasil luruh begitu saja menyentuh pipi mulusku. Kerinduan yang selama ini selalu membuncah, akhirnya bisa tersalurkan juga. Semesta masih baik dan menyatukan kita. Meskipun kini, ceritanya tak lagi sama.
"Kamu apa kabar?" tanyanya dengan tatapan tajam khasnya, namun masih menyiratkan kehangatan di sana.
"A... a... aku baik alhamdulillah," gumamku dengan nada sedikit terbata.
Kulihat jemari Ananta yang maju dan membelai wajahku pelan. Diusapnya pipi sebelah kananku, kemudian terulur ke bawah dan menyentuh daguku. "Kamu kurusan ya? Apa masih sering mogok makan sebagai bentuk protes kamu ke saudara kembar kamu itu? Siapa Namanya, Alkena. Iya, Alkena."
Degg
Keningku kembali berkerut. Masih mencoba mengurai maksud dari perkataan Ananta. Apa maksudnya? Stt, sebentar. Tadi di awal, dia memanggilku sebagai 'Alkana'. Oke, saat ini aku harus memposisikan diriku sebagai Alkana. Meskipun terasa sakit, tapi setidaknya mungkin caraku ini bisa membantu pemulihan Ananta. Meskipun aku sendiri tidak tau, apa vonis yang diberikan dokter untuknya.
Mungkin, dengan ini juga semesta seolah membantuku sedikit banyak mengenai masa lalu antara Alkana dan juga Ananta. Tanpa aku harus susah payah mencari tahu, atau menanyakan langsung kepada Ananta yang nantinya membuatnya marah dan justru membuat hubungan antara aku dan dirinya merenggang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hiraeth Kalopsia
Spiritual📌 FOLLOW SEBELUM MEMBACA #1 Kerinduan ~ 4 April 2023 Sequel cerita "Hijrah, Kok Gitu?" PASTIKAN SUDAH MEMBACA HKG (di akun @dakwahwtitersG_ofc) TERLEBIH DAHULU AGAR TIDAK TERJADI KEBINGUNGAN ALUR *** Kisah ini dimulai, saat ketulusan cinta itu akh...