🌻 8. Cinta

429 124 13
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم

📝 Author Note

1. Selalu jadikan Al-Qur'an bacaan utama.

2. Jan lupa baca basmalah terlebih dahulu, lalu klik 🌟 di pojok kiri bawah.

3. Silakan share quote atau adegan favorit dalam cerita ini dan mention Ig @rifkarizki12

4. Semoga bermanfaat. Happy Reading 🥰

,
,
,
,
,
,
,

Semakin banyak usahaku untuk melupakanmu, semakin aku kehilangan diriku sendiri.

-Hiraeth Kalopsia-

🌻✨✨🌻

"Mengapa kepuraanmu begitu berbisa, Dewi?"

Bahkan, kau mampu meluluhkan hatiku hanya dengan lirikan tajam matamu. Tapi, mengapa kau mampu menyembunyikan sebuah rasa hanya dalam satu kata tak bermakna?

Mengapa merindumu sedalam ini harus kulakukan, Dewi? Tanpa tau kapan, sang Mentari hangat akan menyambutku, sehangat senyum indah yang terlukis di wajahmu.

Merindumu di batas senja, harus sampai kapan kulakukan Dewi?"

Otakku masih mencoba mencerna setiap bait yang kudengar. Sudah jelas. Semua ini, hanya bisa dilakukan oleh satu orang. Tidak salah lagi. Aksara. Tapii, kenapa ...

"Duorr! Lah kok bengong to Mbak Kena?? Apik to, bait yang Lilis bacakan," suara cempreng Lilis berhasil membuyarkan lamunanku. Dengan senyum cengengesan khasnya,sesekali ia menaik turunkan alisnya. Bermaksud menggodaku.

Aku masih diam tak berkspresi dan memperhatikan gerak-gerik tubuhnya. Dipegangnya sebuah buku dengan sampul berwarna pink keunguan dan ada tulisan "C.I.N.T.A" di tengahnya.

"Lembayung Senja?" ejaku bingung tatkala membaca nama penyair yang tertera di cover depan buku yang dipegang Lilis.

"Iya Mbak Kenaa. Kelihatan banget yo, anak senja sejati. Bahkan nama penanya diberi nama Lembayung Senja." Aku mengangguk patuh sepakat dengan ucapan Lilis. Tapi, kenapa rasanya aneh? Lembayung Senja, nama itu seolah tidak asing lagi di telingaku. Tapi, apaa?

"Udah suka baca nih ceritanya? Dulu ajaa ngejek Mbak kalau nangis-nangis baca novel," godaku pada gadis di depanku ini.

Bukan cuma Lilis sih yang protes kenapa aku sampai menjiwai tokoh yang ada dalam cerita fiksi itu sampai harus menyiksa diri mengeluarkan air mata. Duluu, Aksara orang pertama yang akan selalu memprotes dan merampas novel bacaanku kalau aku mendadak mewek sampai nangis bombay.

Sebenernya, bukan tanpa alasan aku melakukan itu semua. Selain karena memang menjiwai bacaan novelku, tapi juga karena ingin melampiaskan semua keluh kesahku. Karena tidak ada bahan yang bisa membuatku menangis, jadi novellah jawabannya.

Biar orang-orang yang ngelihat nggak banyak tanya dan berkomentar. Mereka akan mengira bahwasanya aku menangis karena terlalu mendalami tokoh novel. Padahal aslinya, meluapkan rasa sesak dalam dada lewat perantara novel.

"Ehmm, maybe yes maybe noo. Tapi Mbakk, Lilis suka pake bangett tulisan-tulisan karya Lembayung Senja ini. Di salah satu bukunya juga dia pernah menyinggung bahwasanya semua ini dipersembahkan untuk first lovenya yang kini, nggak tau dimana," ujar Lilis bersemangat menceritakan penulis favoritnya itu. "dannn Mbak Kena tau ndak?"

Hiraeth KalopsiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang