8. Masuk BK

21 8 5
                                    

Lisa baru saja membuka matanya. Namun, ia dikejutkan dengan orang-orang yang mengelilinginya.

Ceisya, Yasmin, Lunna, serta Bu Adina —wali kelasnya ada di sekeliling Lisa. Ia mengedarkan pandangannya, ruangan bernuansa putih ini tak asing baginya.

"Lisa udah bangun ?" Tanya Bu Adina.

Lisa hanya mengangguk.

"Kenapa Lisa ada di sini, Bu ?" Tanyanya bingung.

"Lo pingsan." Ketus Yasmin.

"Pingsan ?"

"Iya, sepertinya Lisa sakit. Mau pulang aja ?" Tanya Bu Adina lagi.

"Kok pulang sih, Bu ? Tangan Ceisya gimana ini ?" Rengek Ceisya sembari memperlihatkan tangannya.

Lisa heran melihat pergelangan tangan Ceiysa nampak memerah. Rasanya tak sekuat itu ia menghentakkan tangan Ceiysa.

"Lisa sedang sakit, besok-besok saja kita urus."

"Bu, kalo besok-besok, bekasnya keburu ilang, nanti nggak ada yang percaya." Kata Lunna menambahkan.

"Ya sudah, kalian ke ruang BK terlebih dahulu, nanti Ibu ke sana sama Lisa."

Ketiganya berdiri, sebelum benar-benar pergi, Ceisya sempat berbalik.

"Awas ngomong macem-macem lo." Ancam Ceisya tanpa suara.

Setelah mereka tak terlihat lagi, Bu Adina mendekati Lisa.

"Lisa, bisa ceritakan apa yang terjadi sebelum Lisa pingsan ?" Tanyanya lembut.

Lisa berpikir sejenak.

"Lisa dateng terlambat, tapi nggak dihukum. Ceisya sama yang lain nggak terima. Lisa mau keluar kelas, mau ngehindarin mereka, tapi Ceisya nahan tangan Lisa kenceng banget. Karna kepala Lisa makin pusing, Lisa paksain buat lepasin tangan Ceisya sampe Ceiysa jatuh." Lisa mengehentikan ucapannya, ia takut.

"Gapapa, ayo lanjut, Ibu percaya sama Lisa."

Lisa mengangguk, ia mengambil nafas dan kembali bercerita.

"Lisa cepet-cepet keluar dari kelas karna udah pusing banget. Lisa mau ke UKS, tapi tiba-tiba Lisa bangun di sini, Lisa nggak inget sisanya."

"Nanti, Lisa jelasin yang sejujurnya seperti ini ya."

"Lisa nggak masuk BK kan, Bu ?"

"Lisa ngejelasin aja nanti, jangan takut."

Keduanya berjalan beriringan menuju BK. Selain terlambat, Lisa juga masuk BK hari ini. Apa yang akan ia katakan pada orangtuanya.

***

"Jangan panggil orangtua Lisa, Bu, Lisa mohon " Lisa menangkupkan kedua tangannya memohon.

"Kamu bersalah Lisa, kamu mencelakai teman kamu." Ujar guru BK itu tegas.

"Tapi, Bu, saya yakin Lisa tidak sepenuhnya bersalah. Saya kenal betul bagaimana sifat murid-murid saya." Ujar Bu Adina lembut.

"Bu Adina memang wali kelas mereka, tapi saya lebih paham gerak-gerik orang yang bersalah dan orang yang menyembunyikan sesuatu."

"Bu, Lisa mohon, sekali ini aja Bu. Lisa nggak akan mengulangi ini lagi " Lisa turun dari kursinya, ia hendak berlutut pada guru BK-nya itu.

Sontak aja semua orang terkejut, tak terkecuali guru BK itu, tapi ia dengan cepat menetralkan ekspresinya.

"Jangan begitu, nak." Bu Adina menuntun Lisa agar kembali duduk.

"Lisa nggak ngelakuin itu, Bu. Lisa emang bikin Ceisya jatuh pas Lisa berusaha lepasin tangan dia yang nahan tangan Lisa. Tapi Lisa terpaksa, kepala Lisa sakit banget tadi." Ujarnya pada Bu Adina.

Cheese LisaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang