Library 13

82 2 0
                                    


Bodoh! Bodoh bodoh benar-benar bodoh! Yudis terus mengumpat dalam hati saat ia spontan berbicara seperti itu kepada Riya, tapi jika ia menarik ucapannya itu tidak mungkin, harga dirinya akan hancur. Tapi jika ia menciumnya tidak mungkin juga, gak level lah ... Tapi kenapa Yudis berucap seperti itu? Shit man otaknya gak waras!

Sial gimana kalo Riya menolak ciuman gue? Harga diri gue makin hancur dong? Shit dah ....

Yudis terus berpikir keras, menatap Riya yang menunduk takut, melihat wajahnya sedekat ini membuat Yudis hilang kewarasannya. Diri Riya mengingatkan akan kekasih hatinya Mutiara.

"Boleh aku mencium mu?" Tanya Yudis, tanpa mendengarkan jawaban nya Yudis menunduk dan mengecup bibir manis itu. Sebentar, hanya sebentar namun cukup membuat jantung Riya maraton, rasa panas seakan merambat ke wajahnya, mungkin saja pipinya memerah sekarang.

Sudah cukup Yudis!  Jangan mempermalukan dirimu lagi.

Setelah ciuman singkat itu, ralat tapi kecupan. Yudis pun duduk dengan nyaman di posisinya seakan tidak terjadi apa-apa. Riya sendiri duduk mematung.

Melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang, di sebelahnya Riya mulai duduk dengan tenang meski terlihat canggung bahkan Riya memalingkan wajahnya menatap ke luar jendela mobil.

Sebenarnya hari ini Yudis di suruh mama nya menjemput Riya untuk fitting baju pengantin nya tapi saat ia melihat Riya di tempatnya ia bekerja dia tengah berbicara dengan seorang pria membuatnya kesal saja. Dan kata-kata itu terlontar begitu saja. Ahh bodohnya kau Yudis!

Sesampainya di butik langganan mama nya, Yudis membawa Riya masuk kedalam, mencekal lengannya dan berjalan beriringan. Sungguh jika di lihat orang lain mungkin mereka akan menyangka jika Yudis dan Riya memang pasangan yang luar biasa.

"Kita mau ngapain ke sini?" Tanya Riya pelan, saat ia mulai risih saat banyak orang yang mulai menatapnya. Riya juga jadi minder apalagi dirinya hanya memakai kaus biasa.

"Fitting baju untuk mu."

"Hah? Aku gak ngerti."

Yudis berhenti berjalan membuat Riya ikut berhenti dan menatap Yudis yang seketika itu pula menatapnya lekat dan lama. "Baju pengantin untuk kamu Riya, sekarang kamu ngerti?" Riya menggelengkan kepalanya membuat Yudis benar-benar geram.

"Damn Riya! Pikir sendiri lah ..." Yudis berlalu begitu saja membuat Riya benar-benar bingung sekarang. Apa itu Damn? Apa itu fitting?  Riya juga paham namun ia tidak mengerti  juga.

Riya pun dengan berjalan tergesa-gesa mengikuti Yudis hingga mereka bertemu dengan mama Sarah yang sudah stay di sana. Dan tersenyum saat melihat Riya datang bersama Yudis.

"Hai Riya, kemarilah ..." Mama Sarah begitu antusias, menarik tangan Riya ke ruang ganti dan memberikan sebuah gaun pengantin kepadanya. Padahal dirinya baru saja datang.

"Coba kamu pakai, mama mau liat."

"Tapi ma ..." Mama Sarah menggeleng tidak ingin di bantah, Riya pun mengangguk dan mengganti bajunya sendiri setelah itu di bantu dengan para pegawai di sana.

Setelah menunggu, Riya pun keluar membuat mama Sarah dan Yudis yang saat itu tengah berbincang menatap kearahnya tanpa berkedip. Bahkan Yudis mematung di tempatnya, menatap Riya dengan tatapan tidak percaya.

"Ri-riya? Ini kamu sayang?" Mama Sarah mendekat, memegang tangan Riya dan tersenyum senang saat baju pilihannya begitu pas dan cocok sekali.

Kulit putihnya begitu senada dengan gaun putih itu, terlihat anggun dan cantik meski Riya tidak memakai riasan sekalipun. Yudis yang saat itu masih melamun menatap Riya segera ia gelengkan kepalanya.

Heart LibraryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang