Library 24

20 4 0
                                    


Sudah sejauh mana kamu berjuang? Sudah berapa kali kamu terjatuh? Dan berapa kali terbangun untuk bangkit kembali?

×××

Air mata Riya menetes begitu saja. Apa yang Riya harapkan dari Yudis? Ia berharap Yudis baik kepadanya karena menganggap Yudis juga suka kepadanya namun nyatanya tidak seperti itu. Yudis melakukan hal yang menjijikkan! Yudis tidak pernah suka padanya. Dan niat Yudis untuk menikahinya karena memang untuk hal ini.

Riya masih mematung, ia tidak percaya Yudis melakukan hal itu. 

"YUDISTIRA BINTANG ANDHIKA!" Phian berteriak membuat Riya dan dua orang yang tengah bergulat itu terkejut. Yudis melihat Phian yang menggeram marah namun yang membuat Yudis terkejut ialah melihat Riya yang menatapnya dengan tatapan pilu, Yudis seakan melihat Ara yang menangis. Bahkan tatapan matanya seakan berbicara,"aku kecewa padamu."

"Ngapain kamu ke sini Riya!?" Yudis segera menjauh dan wanita itu segera memakai bajunya kembali, sedangkan Yudis hendak mendekati Riya namun sayang Riya sudah pergi lari dari sana sebelum Yudis membentaknya.

"Anjing! Tolol Lo?" Phian berjalan mendekati Yudis dan Bogeman mentah telak pada pipinya membuat Yudis tersungkur.

"Lo bilang Riya ngapain ke sini hah? Camkan ini, Riya kesini untuk Lo dia rela di hina oleh karyawan Lo demi Lo! Dasar pria bodoh!" Phian segera pergi dari sana sebelum emosinya meluap-luap dan melupakan Yudis sebagai saudaranya.

Yudis memukul kepalanya sendiri,"bodoh, bodoh Yudis!" Yudis pun segara bangkit dan  segera mengejar Riya. Karena mungkin Riya  masih tidak jauh dari sini.

Kenapa untuk pertama kalinya Yudis merasa bersalah kepada Riya dan Ara. Rasanya Yudis telah mengkhianati keduanya.

Sesampainya Yudis di bawah kantornya ia tidak bisa melihat Riya, Yudis pun berinisiatif untuk pulang karena mungkin Riya akan pulang ke rumah mama Sarah. Namun sayang saat sampai di sana tidak ada Riya.

"Riya mana?" Tanya Yudis terlihat panik, membuat mama Sarah merasa curiga.

"Tadi Riya mau jemput kamu, kok kamu pulang sendiri? Riya dimana?"

"Ri, Riya ..."

"Happy birthday kak Yudis," ucap Chean sambil membawa kue buatan Riya, Yudis tertegun melihatnya.

"Kak Riya ngasih surprise ini buat kak Yudis. Ini kuenya buatan kakak." Yudis menatap kue itu, ada tulisan happy birthday suamiku. Yudis menahan air matanya yang entah mengapa tiba-tiba keluar.

"Kak Riya mana kak?" Tanya Chean lagi

"Chean kedalam dulu ya, kakak mau bicara sama mama."

"Kemana Riya Yudis!" Ucap mamanya setengah berteriak, untungnya Chean sudah tidak ada di sana.

"Aku akan mencarinya."

"Ini pasti ulah kamu Yudis, Riya pergi gara-gara kamu mengusirnyakan!?"

"Aku pergi ma." Yudis sama sekali tidak menjawab pertanyaan mamanya dan berlalu pergi. Sedangkan hujan deras mulai mengguyur membuat Yudis khawatir karena Riya yang baru sembuh itu.

***

Langkah kaki ini tidak tahu arah, hanya saja Riya ingin menjauh, ia tidak ingin melihat Yudis, ia tidak ingin kecewa lagi. Cukup ia kecewa dengan perkataan nya jangan kelakuannya nya yang seperti ini.

"Kenapa aku merasa kecewa? Kenapa aku merasa sakit?" Riya menangis di sepanjang jalan, kakinya sudah pegal namun ia paksakan untuk terus berjalan. Meski hujan lebat tidak menggoyahkan Riya, karena Riya merasa hujan begitu mengerti akan perasaan nya, ia bisa menangis sejadi-jadinya di bawah guyuran hujan.

Heart LibraryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang