library 25

13 0 0
                                    

Mahligai seribu harapan

×××

Sepulang dari rumah sakit Yudis tidak berhenti bersikap dingin. Entah mengapa Riya tidak tahu ada apa dengan pria itu.

"Kakak kenapa sih?" Ucap Riya, ia merasa heran melihat Yudis yang terus menatapnya dengan tatapan menyebalkan.

"Kenapa kamu keras kepala sekali!?" Yudis menggeram marah, memang sepulang dari rumah sakit Yudis tidak henti-hentinya memarahi Riya.

"Apa salahnya kak?"

"Salahnya kamu tidak nurut sama suami kamu!"

"Tapi aku gak papa, Aku di sini saja, di kamar ini." Perdebatan ini memang tentang kamar, Yudis menyuruh Riya untuk pindah kamar agar sekamar dengannya namun Riya tidak mau, selepas kejadian itu Riya tidak ingin berdekatan dulu dengan Yudis namun laki-laki itu tidak mengizinkan Riya beranjak sedikit pun dari hadapannya.

"Aku tidak butuh keputusan mu!" Yudis yang sudah kesal sadari tadi karena Riya tidak menurut untuk pindah ke kamarnya yang di lantai 2, Yudis pun menggendong Riya tanpa izin membuat Riya memekik tertahan.

"Turunin!"

Yudis menatap Riya datar, "yakin turunin?" Yudis malah membalikkan pertanyaan, Riya sendiri hanya mendengus karena Riya yakin apapun yang ia ucapkan nantinya Yudis akan melakukannya dengan serius. Riya tidak ingin dirinya di jatuhkan di antara tangga-tangga ini.

"Baiklah sekarang kamu istirahat ya," Yudis berucap sambil menidurkan Riya di kasurnya.

"Tapi ..."

"Suttt..." Yudis menyentuh bibir Riya agar gadis itu tidak berisik dan banyak bicara.

"Tidur saja!" Yudis melotot tajam membuat Riya memalingkan wajahnya dan berusaha untuk tidur. "Tak apalah daripada melihat pria brengsek itu." Batin Riya.

Sedangkan Yudis pergi untuk memasak makanan untuk Riya, ia berusaha merawat Riya dengan baik. Meski awalnya ia tidak ingin melakukan hal apapun untuk Riya namun entah keinginan darimana yang membuatnya seperti ini.

Sudah 4 jam lamanya Riya tidur sampai Yudis ketiduran yang sedari tadi menunggu Riya dengan makanannya yang sudah dingin di atas meja, Riya kini terbangun, menatap Yudis yang tertidur pulas, seperti nya malam tadi Yudis tidak cukup tidur hingga membuatnya tertidur di sofa.

Riya pun beranjak mendekati Yudis lalu memakaikan selimut tebal untuk Yudis, sesaat Riya memperhatikan raut wajah Yudis yang terlihat damai, tidak ada ekspresi marah, kesal dan ekspresi menyebalkan lainnya .... yang ada kini hanya wajah bagai bayi yang menggemaskan.

Riya tersenyum, "terimakasih sudah merawat ku."

Saat Riya hendak beranjak ia melihat sebuah nampan berisi makanan yang sudah dingin, Riya pun mengambil makanan itu lalu duduk di kasurnya.

"Pasti dia yang buat ..." Riya pun segera melahap makanannya meski dingin Riya tetap memakannya sampai habis, ia pun berjalan ke dapur dan menyimpannya namun saat Riya memasuki dapur emosinya mendadak meluap-luap melihat bagaimana kondisi dapur seperti kapal pecah.

"Errrr mau tidur atau tidak tidur tetap ngeselinnya ada dimana mana? Apa gak bosen buat orang kesal terus heh!?" Riya mengomel sendirian sambil membereskan dapur yang berantakan ulah Yudis.

Bekas sampah saja tidak di buang, belum lagi minyak yang berteteran di mana mana membuat lantai lengket dan licin, belum lagi wastafel yang berisi banyak piring dan wajan kotor dan berminyak tidak langsung Yudis cuci hingga menumpuk.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 30, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Heart LibraryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang